13

1K 92 27
                                    

[. . .] untuk dialog kucing
['. . .'] untuk dialog pikiran kucing
". . ." untuk dialog orang
'. . .' untuk dialog pikiran orang


~‘°•°’~

   Singkat cerita, Y/N, kucing-kucingnya dan teman-temannya berhasil lolos dari kejaran agen 001. Sekarang, mereka sedang menuju ke suatu tempat. Y/N mengira akan ke tempat tinggalnya dan lapor pada polisi tapi sepertinya mereka tidak ke sana. Y/N sudah pasrah, setidaknya kali ini dia diculik oleh temannya sendiri bukan diculik orang lain. Mereka juga bilang semuanya akan baik-baik saja. Entahlah Y/N capek. Y/N hanya bisa berdoa banyak-banyak akan keselamatan dan kucing-kucingnya untuk sekarang.

   Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan kucing-kucingnya? Badan mereka gatal semua, bahkan Hali, Gempa, Ais dan Solar yang biasanya duduk anteng saja sedang bergeliat-geliut menggaruk bagian-bagian yang gatal. Terlebih lagi Taufan, Blaze, dan Duri kayak cacing kepanasan.

[Hiks. . . apa ni. . hewan apa ini. . ? Dari tadi badan aku gatal. . .]-Blaze

[Aku pun sama, rasanya mau garuk terus. .]-Duri

[Ini pasti kutu. . .]-Solar

[Ha?! Kutu?!]-Halilintar

[Iwhh kutu?!!]-Duri

[Kutu kucing?]-Taufan

[Huaaaaaa!!]-Duri

[Kita dah kutuan. . . huhuhuhuhuu. . .]-Taufan

[Aku mau mandi! Gak peduli kalau Y/N yang mandikan! Astaga gatalnyaaaa!!!]-Blaze

[Awas saja kalau mereka sampai bertelur!]-Ais

[Kau ni Ais, janganlah bilang kayak gitu. . . Aku– hiks. . aku jadi mau nangis tau gak. .]-Duri

[Eih? Buat apa kau nangis?]-Ais

[Huaaa!! kalau kakak bilang gitu kan Duri jadi ngilu sendiri karena kutuan. . ! Huaaa!!]-Duri

[Erk–]

[Hayo Ais, hayo~]-Blaze

[Mana aku tau hal gini bisa buat Duri nangis?!]

[Haish, harusnya kau tutup saja lah mulut kau.]

"Dey! Kenapa kucing paling kecil kau ribut kali sih?! Badan aku dah gatal tambah lagi telingaku jadi gatal dengar suaranya." kesal Gopal

"Haiya, kau fokus saja lah!" gerem Ying

"Kayak mana mau fokus kalau mereka ribut kali?! Dah lah tadi tiba-tiba diserang hewan-hewan kecil. Badan aku jadi gatal semua!"

"Setelah kau pulang, kau harus mandi." ususl Yaya

"Memang rencananya mau mandi pun!"

". . . . . . . . . . . . ."

   Tidak ada lagi yang berbicara, hanya ada suara Duri yang menangis-nangis. Blaze sudah mencoba menenangkannya dan meminta maaf seribu kali tapi Duri masih agak sukar untuk berhenti. Perlahan tapi pasti, Duri mulai menenangkan dirinya dari tangisannya tapi tetap saja badannya masih terasa gatal-gatal.

   Gempa yang melihat kondisi saat ini, hanya bisa menatap sendu pada pandangan yang memprihatinkan. Diam-diam Gempa merasa kesal, dia kesal tidak mengenal dunia manusia berkekuatan lebih banyak. Andai saja dia mengenal banyak hal, mau itu dunia manusia normal atau berkekuatan, pasti ilmu itu akan sangat berguna. Tapi setelah dipikir-pikir, sekarang ini dia hanyalah seekor kucing.

['Yah. . . tidak ada pilihan lain selain menunggu apa yang akan terjadi dan mengurusnya nanti.']

~‘°•°’~

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang