23

318 61 21
                                    

"Hhhaih. . ." Fang menghela napasnya.

Bersama dengan teman-temannya yang duduk melingkar. Tampak memiliki raut yang cukup sulit diartikan.

Gopal menepuk kakinya kesal.

"Kenapa [Name] tak terima? Kan bagus kalau abang Fang boleh jaga mereka bertujuh."

Yaya menghela napasnya.

"Mungkin sebab ia tak kenal Kapten. Mana ada orang yang mau orang yang gak dikenalnya tinggal di rumahnya."

"Tapi Kapten tak tinggal pun, dia hanya sekedar menjaga." bantah Gopal.

"Jaga pun masuk rumahnya lah." balas Ying datar.

Gopal menghela napas.

Semuanya juga ikut menghela napas.

Ya, mereka pusing, bingung, dan putus asa dalam mencari solusinya untuk [Name] yang tinggal bersama tujuh kembaran itu.

Karena [Name] menolak tawaran Fang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gila mereka, abangnya siapa aja aku gak tau. Ya kali dipaksa buat jaga mereka." gerutu [Name].

"Meoww. . ." meong Duri.

"Ya kan? Betul kan? Kalau kalian diapa-apain siapa yang mampus? Aku juga kan?"

". . . . . Mreow?" meongnya lagi, namun dengan tatapan menghakimi.

Di atas meja, terdapat sebuah kertas dengan beberapa paragraf yang sudah tertulis oleh [Name], PR. Ini jelas-jelas adalah PR.

PR bahasa Indonesia yang disuruh untuk membuat essay dengan minimal sepuluh paragraf. . .

"Aihh pegalll. . ." [Name] merenggangkan tubuhnya dan jari-jarinya.

"Meeeow." Duri juga merenggangkan tubuhnya.

"Ihih." Gemes [Name].

"Napa pengen jadi manusia sih? Mending jadi kucing aja kek gini kan lebih ok."

"Mreeeow." nadanya terdengar memprotes. [Name] hanya bisa menyentuh hidung kucingnya sebagai balasan.

"Aihyoo. . . Taufan lagi ngapain ya?" gumam [Name].

Berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu, [Name] melihat dirinya yang sedang berkomat-kamit sambil menatap HP [Name].

"Ei bi si Di i ef ji–"

Oooohh, melatih pengucapan huruf bahasa inggris lewat lagu. . .

Heh. . . andaikan [Name] belajarnya juga hanya itu. Pasti lebih santai kan?

"Uwohhh!!"

Tiba-tiba ada teriakan gembira dari ruang tamu, [Name] lantas ke sana dan melihat situasi.

Tak diduga, dia melihat Hali yang sedang berdiri. Namun kedua tangannya bertumpu pada tembok dan kedua kakinya gemetaran hebat.

"Beldiliiii?!!" pekik Taufan.

"Mreeeongg!" Duri yang baru sampai di tempat pun kagum melihat Hali.

Sedangkan Solar yang dalam bentuk kucingnya, entah kenapa terus mendusel-dusel kaki Hali.

"C– Cit– Citalan kau Olar–. . ." gerem Hali tertahankan.

"Mreow." Solar tampak tidak peduli, terus mendusel kaki Hali.

Sepertinya [Name] paham kenapa Solar buat begitu. Nampak kali aksinya itu disengajakan setelah melihat Hali yang terus ingin menegur dan. . . sesekali menghentakkan kakinya.

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang