Mari kita mundur dulu sebentar.
Kenapa [Name] bisa telat?
Awal pagi, [Name] bangun seperti biasa. Baring-baring dulu di ranjangnya, renggangkan tubuh.
Aaahh. . . hal paling enak ialah bergolek-golek di ranjang, alias mau bermalas-malasan.
Aaaaa [Name] gak mau bangun [Name] gak mau bangun [Name] gak mau bangunnnn!
Tapi tetap juga harus bangun.
Kalau enggak, gimana lah nasib masa depannya nanti kan?
Gimana lah kucing-kucingnya nanti? Gak sarapan aja bisa ngeong gila macam kucing gak makan setahun.
Hh. . . mau gak mau pun [Name] bangun, pergi mandi terus berpakaian.
Cek buku yang dah dimasukkan dalam tas untuk jadwal mapel hari ini. Lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.
"Miaaaw. . ."
Ahay Gempa! Seperti biasa yang paling awal bangun dibanding yang lain. Bahkan Taufan saja masih molor di sofa dengan selimut yang menggulungnya seperti burrito.
"Miaww. . . ?"
"Tanya makan apa?"
"Mrem. . ." Gempa mendusel kaki [Name]. [Name] reflek menghindarinya karena geli.
"Ngrrw. . ."
"Jangan Gempa, geli. Aku mau fokus masak dulu."
"Ngiaw. . ."
[Name] mengeluarkan sisa nasi semalam yang dia simpan di kulkas.
"Ngggiaaw." nadanya terdengar memprotes.
"ngiaw, ngiaw ngiaw. . ." Gempa menoel kaki [Name].
"Iya iya, bosan nasi goreng ya?"
"Ngiaa. . ."
"Kalau gitu belajar buat masak sendiri."
"Ngeurrr. . ." protes Gempa lagi.
Siapkan talenan, speed run–
Potong bawang putih potong bawang merah potong tomat potong timun potong cabe–
Siapkan kuali, speed run–
Masukkan minyak tunggu panas masuk bawang putih bawang merah gongseng-gongseng masuk cabe gongseng-gongseng masuk nasi gongseng-gongseng masuk garam kecap manis kecap asin saus tomat saus cabe gongseng-gongseng gongseng-gongseng
Korek semua nasi gorengnya ke piring besar. Sisihkan.
Dengan kuali yang sama, [Name] masak lagi delapan biji telur mata sapi sekali jalan.
Siap.
Tinggal bagi.
Sesuai rutinitas barunya, kucing-kucing sudah berubah jadi setengah manusia.
Duduk diam, baik-baik. . . di lantai.
Hanya Taufan yang duduk di sofa, pasti baru bangun dia. Makanya posisinya masih di sofa dengan selimut yang menyelimutinya.
"Taufan, dah mau makan, tu selimut lepas dulu."
"Hmm. . . ." ngantuk dirinya. Mau tutup mata lagi. . .
Solar menatap masakan [Name] yang tersajikan.
"Nasi gorleng lagi?" tanya Solar menatapnya datar.
"Makan aja lah. Bersyukur kau makan loh."
"Hmph, salaban [Name] asik nasgol, loti, nasgol, loti, galau gak makan sisa semalam." kata Duri memayunkan mulutnya.
Ih gemes. Gara-gara mulutnya mayun, pipinya juga nonjol jadi seperti pau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Penjaga Y/N
FanfictionKisah nya si reader (Y/N) mempunyai 7 kucing yang sudah bersama nya sejak kecil. Reader (Y/N) sudah mempunyai para kucing ini sejak kehilangan sahabat-sahabat cowok nya saat masih di sekolah dasar. Rupa-rupanya para kucing itu lah sahabat reader (Y...