26

393 67 15
                                    

"KAU–!?"

"Ekhem."

Keduanya tersentak saat suara deheman menyela mereka. Mereka melihat layar hologram yang sudah tertampil lebar di atas meja.

Komander Kokoci, dia yang menyela pertengkaran mereka.

"Ada apa ini? Kapten Kaizo? [Name]?"

Kapten segera menegakkan postur tubuhnya dan memberi salam TAPOPS pada Komander, dan Komander membalasnya.

"Jadi, ada–"

"DIA culik kucing aku!" tuduh [Name] langsung menunjuk Taufan.

Komander melihat ke arah Kapten, membuat ekspresi untuk meminta penjelasan dari Kapten. Kapten menghela.

"Kucingnya tidak normal. Sudah sepatutnya saya membawanya kemari untuk diinvestigasi."

"Mereka tak bersalah, mereka tak jahat, tak lukai aku, jadi kenapa perlu repot-repot?" balas [Name] spontan.

Komander memegang dagunya, berpikir.

"Kucing. . . peliharaan kamu yang waktu itu ada di sini?"

"Iya."

Komander mengangkat sebelah alis tak berbulunya.

"Kenapa dengan kucingnya?" tanya Komander.

Kapten tidak langsung menjawab, ia pergi ke ruang sel penjara sementara dulu lalu menyeret seseorang dari sana untuk menghadap Komander.

"Taufan. . ." lirih [Name], nampak kasian dengan Taufan yang diseret untuk jalan menghadap Komander.

Komander mengerutkan dahinya.

"Siapa dia?"

"Ini lah kucingnya. Salah satu kucingnya." kata Kapten lalu menatap [Name] agak tajam.

"Lepaskan dia."

Kapten mengabaikan perintah [Name]. Tentu saja, emang siapa dirinya untuk Kapten hingga ia harus mematuhi omongannya?

"Manusia. . . setengah kucing? Bukan kah ini mutan?"

"Tak pasti, makanya saya bilang bahwa ianya perlu diinvestigasi terlebih dahulu Komander."

Mendengar balasan Kapten yang seperti itu membuat [Name] meremas roknya kuat.

"Kalau [Name] tidak ingin dia diinvestigasi bersama kucing-kucingnya yang lain, bukan kah harusnya kita menaruh curiga pada [Name]?"

"Hah?"

Loh loh loh loh. . .

Kok jadi. . [NAME] yang dituduh?

"[Name]." panggil Komander.

[Name] menatapnya.

"Izinkan kami memeriksanya."

[Name] menatap Komander curiga.

"Periksa aja kan?"

"Ya."

"Tidak dibawa lari kan?"

"Kenapa bisa pikir sampai situ?" tanya Komander membungkam [Name].

Alhasil apa? [Name] gak ada pilihan lain selain mengiyakan kemauan mereka.

Mirip seperti prosedur yang pernah [Name] jalankan. Kesehatan dan DNA Taufan dicek secara menyeluruh.

"[Name], selagi Taufan diperiksa, kenapa tak balik rumah saja dulu?"

[Name] menggeleng, "Gak, gak mau. Lagi pula, sebetulnya aku ada hal lain yang mau disampaikan. . . hampir lupa soal itu. ." gumam [Name] diakhir.

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang