Chapter 22.2

187 24 25
                                    

Welcome back to 22.2 Zwin!

Nah ini lanjutan untuk part kemarin yang di panding.

Selamat membaca 🤗

The choice of blue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The choice of blue

Blue berjalan keluar dari kamar itu setelah memastikan Terra tertidur, tentu dengan bantuan obat penenang yang harus diberikan.

"Satu hal yang dokter katakan adalah, kesembuhan Terra akan terjamin jika emosinya bisa terlampiaskan."

Blue disambut dengan kalimat Natya yang berdiri di samping pintu kamar.

"Mama."

"Keberadaan kamu akan memperburuk mentalnya."

Blue mendekat padanya tapi Natya menggeleng menghentikan langkah gadis itu.

"Sayangnya Yapoland mengartikan lain maksud perkataan dokter, karena itulah kamu ada disini. Dia berharap Terra akan segera pulih jika dia bisa melepaskan semua kemarahan padamu-orang yang menjadi begitu di benci Terra." Setelah mengatakan itu Natya hendak meninggalkan tapi dia kembali menatap Blue.

"Demi apapun, bukan ini yang saya harapkan. Kamu menjadi luka yang teramat besar di keluarga ini."

Lalu wanita itu ingin melanjutkan langkahnya.

"Blue...tidak bisa berjanji."

Natya kembali berhenti tapi tidak juga ingin melihat kearah Blue lagi.

"Menyembuhkan Terra...akan sulit, Blue tidak sanggup...untuk bisa berjanji. Tapi Blue pastikan...dia setidaknya...akan membaik. Walau lelah, ini menyakitkan...dan dei rundung rasa malu..." Blue menarik napasnya yang tercekat. "Blue akan pastikan kak Terra akan membaik."

Tidak ada di antara keduanya saat itu mengetahui bahwa air mata mereka sama-sama jatuh-baik Blue maupun ibu angkatnya itu. Mereka tidak bisa saling melihat, bahwa mereka sama-sama menangis karena penyesalan yang terjadi.

Karena setelah itu Natya tetap tidak berbalik, dia berjalan tegak meninggalkan Blue.

Dan...

Hari-hari berikutnya mereka tetap saling diam, lebih tepatnya ketika Blue menyapa-Natya menghindari tidak membalas atau menatapnya.

Ketika Yapoland lagi-lagi lepas emosi akan keberadaan Blue, Natya hanya berusaha tidak melihat apapun yang suaminya lakukan pada Blue.

Layaknya dari asing menjadi saling asing. Sekeras apapun Blue berusaha mendekati ibunya itu tak mau merespon. Meskipun tak pernah Natya ikut memberikan perlakukan kasar namun rasanya sama tersiksa ketika dia hanya mengabaikan.

Siksaan ini lebih berat ketika tak di anggap sama sekali meskipun sudah berdiri begtu dekat di samping ibunya.

Rasanya sangat menyakitkan.

TemporeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang