Selamat datang di penderitaan...
Basic of the dark love
メメBlulave Yapoland :
Mereka menyebut saya jalang.
Karena telah berselingkuh dengan suami dari kakak saya sendiri.
Mereka menyebut saya egois.
Karena menginjak perasaan seseorang yang tulus menc...
Btw slowed+reverd tak ingin usai from Keysia pas banget sama chapter ini.
Sempetin dengerin yah sambil bayangin takdir menyedihkan yang Blue dan Alcace jalani🤭
Selamat menikmati ceritanya🤗🥰
______________________________________
Long Time No See - - lonely darkness loving you
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- -
4 tahun lebih yang lalu
Nafasnya seolah ditarik paksa keluar. Sejak tadi berdiri dan hanya menatap pintu di depannya, gebrakan dan pukulan ke pintu tersebut sudah berulang kali dia lakukan tapi tak satupun respon diberikan pemilik di balik pintu yang memilih diam.
Alcace hanya diberikan kesunyian di lorong apartemen Blue, rambutnya acak-acakan, di beberapa bagian debu menempeli kaos putihnya yang sangat kusut. Belum lagi celana cargonya robet di bagian kedua lutut, bercat darah timbul dari kain celana itu, bagaimana tidak dia berlari kesetanan ke apartemen Blue hingga di jalan depan gedung apartemen tadi dia menyeberang sembarangan dan akhirnya ditabrak motor kurir makanan.
Bukan hanya lututnya, siku dan telapak tangannya juga penuh dengan goresan, pun punggung tangannya yang makin memar setelah meninju pintu apartemen Blue sedari tadi.
Rasa perih pada semua luka itu tidak sebanding dengan sakit hatinya. Pelan-pelan raut wajahnya berubah menjadi dingin dan menggelap.
"Mengenai Algyas, itu tidak benar kan?" Dia melirih, suaranya sangat pelan meskipun begitu Alcace tahu gadis itu ada disana, di balik pintu dan mendengarnya.
Walaupun samar beberapa detik tadi, dia mendengar suara kecil di balik pintu tersebut dan Alcace tahu dia bukan mengabaikan namun hanya tak ingin melihatnya. Lagipula di situasi seperti ini apa mungkin mereka akan bicara dengan baik-baik saja? Apakah dia cukup bisa mengendalikan dirinya jika melihat Blue secara langsung? Keheningan yang mencekam saja membuatnya ragu untuk tenang.
"Jika kamu mengatakan tidak, cukup dengan itu saya akan percaya. Kita bisa memperbaiki semua ini." Alcace melangkah mendekat kepalanya menyandar ke pintu tersebut. "Saya percaya sama kamu, jika ini kesalahpahaman maka saya akan meluruskannya untukmu. Tidak, bahkan jika kamu ingin melakukannya sendiri saya bisa mendampingi kamu. Cukup katakan itu tidak benar dan kita...
"Itu benar."
Bagai sambaran kilat, Blue menjawabnya. Bukan hanya akhirnya mau meladeni keberadaannya tapi juga memberikan dia tamparan kenyataan yang menyakitkan.
