Selamat datang di penderitaan...
Basic of the dark love
メメBlulave Yapoland :
Mereka menyebut saya jalang.
Karena telah berselingkuh dengan suami dari kakak saya sendiri.
Mereka menyebut saya egois.
Karena menginjak perasaan seseorang yang tulus menc...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----
Cesis, pukul 07.30
Hari ke-12 perjalanan Latvia...
"Apa kami harus ikut bersamamu?" Tanya Alcace.
"Kamu tidak percaya diri?" Erbi balik bertanya, wajahnya datar, tidak terlihat bercanda.
Dan Alcace yang bersandar di pintu mobil hanya mengangkat bahu, "sedikit, ini kenalanmu Erbi sedangkan kami tidak mengenalnya."
Setelah meletakkan tas ranselnya di bagasi, Erbi menatap Alcace, "saya tahu kalian keberatan pada rencana ini. Tapi, saat saya mengabari mereka kita akan segera kembali ke Indonesia, kita diminta datang berkunjung, kita semua. Mereka menawarkan makan bersama, apa yang bisa saya lakukan selain menerima niat baik itu?"
Mata Alcace menyipit, "mereka? Apa mereka banyak?"
"Keluarga kecil yang bahagia."
Alcace tidak kembali bertanya saat Wasa menghampiri mereka diikuti Blue dengan ekspresi memendung, sangat terlihat tak ingin pergi.
"Kenapa tidak sekalian mereka saja yang datang kesini?" Blue bertanya sinis.
"Kamu bisa tinggal jika tak ingin ikut." Ketus Erbi lalu mengikuti Wasa yang duluan masuk ke dalam mobil, tanpa menanggapi pembicaraan yang ada.
Sambil menggaruk kening Alcace mendekati Blue, "ayolah, jika kamu tidak pergi aku juga begitu, tapi tidak mungkin membiarkan Erbi malu hanya ditemani Wasa."
Blue meliriknya tajam, "tumben kamu membelanya."
"Sesekali tidak apa-apa, niatnya juga tidak salah." Ujar Alcac lalu membuka pintu mobil untuk gadis tersebut.
Blue menanggapi itu dengan tatapan jengah sebelum masuk ke dalam mobil.
....
Sejam lebih perjalanan di tempuh, keluar dari kawasan di mana vila mereka berada lalu memasuki Cesis dan lanjut menuju pinggiran kota yang terlihat seperti desa, perumahan minimalis memenuhinya dan hutan di sekeliling daerah tersebut menghalangi keramaian kota.
Beberapa mil memasuki kawasan itu, mobil berbelok ke arah jalan setapak yang ukurannya sekitar tiga meter dan kiri kanannya berpagar pohon ceri Portugis, ketika sampai di ujung jalan, mereka berhenti di depan gerbang sebuah rumah.
Erbi turun dari mobil dan langsung membuka gerbang tersebut membuat Alcace maupun Blue cukup terkesima. Erbi sepertinya sudah sangat sering datang ke rumah ini.
"Gerbangnya tidak memiliki bel dan proyektor otomatis yang menghubungkan ke dalam rumah. Kita hanya bisa memanggil, menelpon ke dalam sana atau mengklakson agar ada yang membukakan gerbang. Tapi ini Erbi, dia lebih suka memilih membukanya sendiri agar tidak membuang waktu." Wasa menjelaskan panjang lebar seolah bisa membaca pikiran kedua orang di kursi belakang tersebut.