Chapter 29

155 25 11
                                    

Kediaman Terra, Indonesia....

Arton Radjaya, pria yang selalu mendampingi Erbi dalam menangani semua urusan perusahaan atau kepentingan pribadi keluarga Yapoland datang sore itu ke rumah Terra dengan map besar yang di tentengnya.

Pintu rumah terbuka lebar saat dia sampai, sepertinya sengaja di biarkan untuknya. Dia melangkah dengan ringan masuk ke bagian dalam rumah dan sambil itu, dia memperhatikan sudut-sudut rumah tersebut. Lantai dua terlihat sepi, dari arah dapur terdengar suara Natya dan Jinna, mereka sepertinya sibuk menyiapkan makan malam. Sedang Terra, jelas kembali mengunci dirinya di kamar. Pria tersebut mengalihkan matanya ketika sampai di pintu pembatas antara ruang tamu dan ruangan bersantai.

Dia mendapati Yapoland duduk di sofa dan termenung menatap halaman belakang rumah. Rambutnya yang terlihat lebih putih dari hari-hari sebelumnya dan tubuhnya yang terlihat kurusan membuat Arton menghela napas, kemarahan dan kebencian pria itu telah membuatnya terpuruk terlalu dalam hingga menggerogoti tubuhnya sendiri.

Dihadapan pria itu, di atas meja terletak secangkir kopi yang tidak lagi mengeluarkan asap, seperti sudah sejak tadi begitu. Tapi anehnya, kopi itu seakan belum di minum sama sekali.

"Selamat sore pak." Akhirnya setelah lama hanya memperhatikan, Arton menyapa pelan dan mengagetkan pria tersebut.

Yapoland mengerjap berkali-kali lalu berdiri, dia menunjuk single sofa di dekatnya lalu Arton duduk di sana.

Yapoland pun kembali ke tempatnya dan dengan cepat meraih kopinya dan menyesapnya, "bagaimana?" Dia bertanya setelah kesadarannya sudah lebih fokus.

"Apakah saya harus melaporkan semuanya lewat telpon, pak? Maksudku apa tidak masalah membawa berkas ini ke rumah nona Terra? Saya tidak bisa juga menitipkan ke rumah anda."

Yapopand meletakkan cangkir kopinya. "Well, untuk waktu yang tidak bisa ditentukan kamu bawa saja kemari, saya selalu disini dan menerimanya langsung, jadi Terra takkan mengetahui laporan itu. Kondisinya juga sangat tak memungkinkan."

Arton memikirkannya sejenak sebelum akhirnya mengangguk, dia meletakkan map di tangannya ke hadapan Yapoland.

"Nona Bluelave berada di Latvia bersama Alcace dan Wasa sejak dua hari lalu," Arton menjeda perkataannya sejenak, "Erbi juga ada dalam perjalanan itu."

Yapoland tidak nampak terkejut dengan tenang dia membuka map tersebu, memeriksa foto-foto Blue dari sejak di rumah sakit, bandara hingga ketika tiba di Latvia.

"Saya bisa memahami jika ini perbuatan Erbintara, dia memang mampu melakukanya tapi jika adik Algyas itu berada di balik semua ini, berarti saya sudah meremehkan pria Carmine itu. Apa kamu sudah mencari tahu apa sebenarnya yang dia lakukan selama 5 tahun terakhir ini? Saya tidak pernah menyangka dia bisa mengisolasi Blue hingga tidak bisa di bawa kembali kesini. Koneksi apa yang dia gunakan hingga bisa menghadapi kehendakku?"

"Ini cukup sulit pak, lima tahun lalu Alcace memakai hak keluarganya untuk menghapus data pribadinya di database pemerintah, selain situs informasi perjalanan karirnya di bidang fotografer tak ada lagi yang bisa di kumpulkan."

"Jadi Ladiang Carmine yang membantu anaknya?"

"Tidak, lima tahun lalu tuan Ladiang Carmine melakukan hal tersebut kepada semua anggota keluarganya berarti ini murni agar kematian Algyas dan informasi keluarganya tidak terseret dan tersebar luas di media. Tapi Alcace mulai jarang dan berangsur hampir tidak pernah mengunjungi kediaman keluarganya sejak 4 tahun lalu sejak dia kembali dari perjalanannya yang terakhir di Lebanon. Saya hanya bisa menemukan informasi sejak itu juga, dia sibuk menekuni pekerjaan fotografernya."

"Jadi ini ulah Erbi?" Yapoland mengejar kembali dengan mata yang masih fokus pada foto-foto di tangannya.

"Saya ragu soal itu dan malah yakin karena tak ada apapun yang diketahui dari Alcace maka saat ini dialah yang sangat mampu  menjauhkan Blue dari keluarga anda. Erbi tidak pernah melakukan pekerjaan aneh, dia bahkan jarang berinteraksi dengan Blue dan Alcace. Hanya beberapa bulan ini dia sering bolak-balik ke Latvia, tidak ada hal yang aneh Erbi lakukan dalam perjalanan itu, dia sepertinya menyurvei ulang hasil tugas yang dilakukan oleh mahasiswanya untuk manuskrip yang akan dia terbitkan, anda tahu dia sering melakukannya. Bahkan sampai saat saya mendapati dia bersama Blue dan Alcace di Latvia, tidak ada satu pun yang menghubungkannya dengan hal itu."

TemporeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang