Selamat datang di penderitaan...
Basic of the dark love
メメBlulave Yapoland :
Mereka menyebut saya jalang.
Karena telah berselingkuh dengan suami dari kakak saya sendiri.
Mereka menyebut saya egois.
Karena menginjak perasaan seseorang yang tulus menc...
Buat para Zwin yang masih mau kembali membaca lanjutan Temporary sungguh zewi sangat sangat berterima kasih atas perhatian kalian🙏🏻🥺
zewi minta maaf maaf banget karena sudah absen sebulan lebih. Maaaaaf bangeeeeeet🙏🏻🥺🥲
zewi ada alasan yang tidak bisa di cerita tapi yang pasti salah satunya karena kesehatan.
zewi ingin memberikan yang terbaik, termasuk tepat waktu tapi hal yang di paksakan juga jauh lebih tidak baik. Jadi hanya ini yang bisa zewi katakan sebagai permintaan maafan :
Maaf Miyane Forgive me Vergib mir Pardonne-moi (dan semua bahasa maaf dari seluruh dunia)🙃
zewi harap Zwin tidak terlampau kecewa dan marah pada pengarang rada-rada ini🥺🙏🏻
But...
Terlepas dari itu, Temporary kembali menyapa kalian tanpa adanya spoiler sebagai bonus permintaan maaf, Temporary hadir untuk Zwin dengan ketegangan yang biasa saja😁
Jadi selamat menikmati ceritanya🤭🥰
Tambahan : Vote yah biar zewi tahu seberapa banyak yang baca😁 ______________________________________
- lelucon lain dari kehidupan - -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenangan yang tertinggal berjejak penyesalan dan air mata
- -
24 tahun lalu...
Angin yang bertiup pelan menerpa rambut gadis kecil tersebut membuat helai halusnya menutupi sebagian wajah. Dia tertawa sambil mendongak menatap pada sosok wanita yang sejak tadi duduk bersamanya di bangku taman itu.
"Blue tidak sedih sama sekali?" Tanya wanita tersebut.
Blue menggeleng, tidak berniat merapikan rambutnya menunggu dia yang melakukannya. Wanita itu tersenyum dan paham, dia membelai rambut putrinya lembut merapikannya laku kemudian membelai pipi Blue.
"Kalau Mama?" Blue bertanya
Delilah menahan tangannya, lama membalas tatapan polos putrinya. Sungguh lugu dan hanya ada kegembiraan di dalam matanya.
"Kalau Blue tidak sedih Mama juga tidak."
Tidak memperdulikan bahwa sarat kesedihan di dalam ucapan Ibunya, Blue hanya mengangguk selayaknya anak kecil lainnya yang hanya mengerti satu hal, bahwa semua terjadi seperti yang dia lihat dan dengar. Tidak memusingkan yang lain.