Chapter 16

202 34 36
                                    

Black Diamond

-
-

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-

Napas Alcace memburu melewati lorong-lorong itu, tidak sekali dua kali dia menabrak orang lain, hati dan pikirannya tertuju pada satu nama yang terus terucap tanpa suara. Berharap dia tidak apa-apa, tidak terjadi satu hal apapun padanya.

"Blue..."

....

Derap langkah yang mengusik keheningan mencekam di ruang tunggu itu membuat kedua orang yang berada disana menatap ke arah sumber suara tersebut, Natya tidak sanggup menggerakkan seinci pun tubuhnya. Sejak tadi dia sudah diposisi yang sama, terduduk lemas di lantai, sedangkan Wasa berdiri berjaga di depan pintu ruang operasi.

Alcace berlari ke arah pintu itu, mencoba menerobos jika saja bukan ada Wasa menariknya menjauh dan membuatnya duduk ke kursi tunggu.

"Tenangkan dirimu, ini belum 10 menit operasi berjalan, jangan membuat kacau. Dokter di dalam sedang berusaha untuk Blue."

"Apa kata dokter?" Alcace bertanya, suaranya bergetar.

"Kritis, benturan di kepalanya cukup parah, Blue kehilangan banyak darah tadi dan dia membutuhkan transfusi." Singkat Wasa menjelaskan dan itu membuat Alcace mendongak, menatapnya dengan kening berkerut. "Persediaan rumah sakit cukup banyak untuk golongan darah Blue, dokter tidak kesusahan untuk itu jadi kita harus menunggu operasi ini selesai untuk tahu lebih lanjut kondisinya. Jangan khawatir."

Alcace mengangguk samar, mencoba menerima yang dijelaskan Wasa bahwa semua baik-baik saja.

Tapi, dia tidak akan tahu dilain sisi Wasa hanya mencoba membohongi diri sendiri, sekarang ketakutan juga menguasainya, sangat besar. Kurang dari 2 jam lalu saat baru sampai di rumah Terra untuk mengantarkan barang Blue, tak pernah Wasa harapkan hal berikut setelah baru datang dari apartemen Alcace adalah membawa tubuh Blue ke rumah sakit.

Mata Blue yang tertutup rapat seolah mengucapkan kalimat perpisahan yang takkan pernah di dengar oleh siapapun. Baagaimana bisa dia memberitahu Alcace, sekarang pria itu saja mungkin akan menghancurkan dirinya. Sekarang dia hanya harus mencoba menenangkan dirinya dan Alcace bahwa tak ada apapun yang akan terjadi pada Blue.

Ketika itu, Alcace baru menyadari ada Natya bersama mereka. Dia melirik wanita tersebut.

"Kenapa anda disini?" Suara redam Alcace mengudara, membuat sayu mata Natya melihat padanya.

Wasa mencengkeram bahu pria itu "Alcace..." Memberi teguran pelan.

"Sekarang anda jelas begitu bahagia melihatnya terbaring di dalam ruangan itu, anda disini untuk memastikan dia selamat atau tidak," Alcace berdecih dan tersenyum kecut, "Anda hanya mencemaskan pelakunya."

TemporeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang