2.3 Aku, Kamu, dan Luka

411 24 2
                                    

hai apa kabar? semoga selalu baik, jangan lupa vote and comment🥰

Cukup lama Kia berada rumah neneknya, dia cukup merindukan kota tempatnya tumbuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama Kia berada rumah neneknya, dia cukup merindukan kota tempatnya tumbuh. Dia sering mengabari Kania dan Dinda, tapi tidak dengan Arsen. Kia bahkan memblokir kontak pria itu. Walaupun seperti itu, dia juga selalu menanyakan tentang Arsen pada Kania atau pun Dinda.

Kia yang berada di kamar tersebut mendengar panggilan dari neneknya pin segera keluar, di sana sang nenek duduk sambil menjahit sesuatu. "Rizkia sini duduk temenin nenek sambil ngobrol" Ucap sang nenek, ia pun menurut dan duduk di samping neneknya. "Nenek jahit apa?" Tanya Kia pada neneknya yang tampak sibuk dengan benang dan jarum di tangannya. "Jahit kemeja buat kamu, ayo cerita sama nenek tentang kamu waktu di sana. Nenek juga pengin tau tentang kamu" Jawab sang nenek.

Kia menghela napas, cukup berat menceritakan pengalamannya yang terbilang sulit. "Nek, aku mau jujur alasan ibu pindahin aku ke sini. Tapi kalo nenek mau ngusir aku juga, aku siap" Ucapnya membuat sang nenek menatap iba ke arahnya. "Apa pun alasannya, kamu cucu nenek. Ga ada yang membuat nenek mengusir kamu" Jawab neneknya.

"Dulu hidup aku kaya orang lain, sebelum ada orang yang berhasil bikin aku jatuh cinta. Dia sayang sama aku, dia bikin aku merasa aku orang yang paling beruntung di dunia" Cerita Kia pada sang nenek, yang mendengar pun tersenyum mendengar cerita indah sang cucu. "Siapa perempuan itu? Pasti cantik ya?" Tanya neneknya, Kia menunduk. "Bukan  nek, orang itu laki laki. Itu yang membuat ibu marah besar sampai mengusir Kia dan memilih pindahin Kia" Lanjut Kia membuat neneknya terkejut.

Syukurnya nenek Kia bisa menahan keterkejutannya dan mengingat janjinya.
"Siapa laki laki itu? Boleh nenek tau?" Tanyanya berusaha menetralkan suasana yang menegang. "Tentang laki laki itu, namanya Arsen. Tapi Kia lebih identik dengan luka kalo inget nama itu nek" Jawab Kia sambil menunduk. "Kenapa luka? Bukannya kamu bahagia sama dia?" Sang nenek hanya mampu bertanya hal hal tersebut pada Kia.

"Itu memang luka nek, karena cuma luka yang tersisa. Kalo aku bilang kebahagiaan itu waktu dulu, sebelum kita berdua pisah" Jawabnya dengan air mata yang menetes. "Dulu, sebelum ibu tau semuanya indah banget. Bahagia banget, tapi semuanya udah berakhir. Kita berdua terlalu sama buat bisa bersama" Lanjutnya membuat sang nenek semakin ikut terluka.

"Kemeja ini boleh kamu kasihin ke orang itu, ke orang yang bisa membuat cucu nenek bahagia. Kalau kalian bertemu lagi ketika kamu masih mencintai dia, tolong kasihin ini buat dia. Anggap ini ucapan terimakasih dari nenek karena dia membuat cucu nenek bahagia" Ucap sang nenek membuat air mata Kia semakin tidak terbendung.

"Nenek, makasih banget udah ngerti perasaan Kia. Do'ain aku ketemu lagi sama orang itu ya nek" Jawab Kia, sang nenek mengangguk mengiyakan. "Mau nenek ceritain sesuatu ga kenapa nenek bisa tegar juga?" Tanyanya mendapat anggukan antusias dari cucunya.

"Dulu ibu kamu punya dua adik, laki laki tampan yang namanya Setya dan Ibu Dinda, seperti yang kamu tau. Ibu kamu sayang banget sama adiknya, sebelum satu tragedi misahin mereka berdua sama Setya" Cerita itu berhenti sejenak. "Tragedi apa nek?" Tanya Kia penasaran. "Setya meninggal karena kecelakaan. Kejadian itu karena Setya kabur dari rumah, dia sama kaya kamu. Kakaknya menjadi sangat benci sama kaum seperti itu karena alasan meninggalnya Setya" Lanjut sang nenek membuat Kia menyesal menyalahkan ibunya. Ini salahnya karena menumbuhkan trauma ibunya.

"Nenek ga benci sama Kia juga?" Tanya Kia, sang nenek tersenyum dan menggeleng. "Nenek ga akan benci, kamu cucu nenek dan Setya anak nenek. Kalian berdua kebanggaan nenek, walaupun Setya nemenin nenek cuma sampai 23 tahun hidupnya" Jawabnya membuat Kia memeluk wanita tersebut. "Nenek hebat, Kia minta maaf ya nek udah bikin nenek inget adik ibu" Ucapnya mengelus punggung sang nenek. "Nggak apa apa, kamu juga harus tau alasan ibu kamu kaya gini"

⚡⚡⚡

Di kota yang berbeda, Arsen sedikit demi sedikit merelakan kisahnya. Dia mungkin sangat merindukan Rizkia, namun lebih memilih memendamnya sendiri tanpa memberitahu yang lain. Lukanya terlalu dalam untuk dibahas, Rizkia terlalu berharga untuk dilupakan.

"You okay sen?" Tanya Dinda yang melihat Arsen terdiam di bangku taman. "Gua oke kok, keliatan oke kan?" Jawab Arsen disertai pertanyaan yang dibalas gelengan oleh Dinda dan Kania.

"Gua tau kok lo kangen Kia, gua pura pura ga tau karena ga mau ngungkit luka lama" Jawab Kania, Arsen tersenyum mendengarnya. "Kia tau ga ya kalo sampe sekarang pun gua masih sayang sama dia?" Ucapnya meracau. "Dia tau kok" Jawab Dinda. "Gua harap kalian bisa saling lupa sama luka itu, dan gua pun selalu berharap kalian bahagia walau tanpa satu sama lain" Ucap Kania.

"Gua takut buat lupain luka itu, takut buat lupain Kia. Karena menurut gua Rizkia itu luka yang ga boleh gua lupain" Jawab Arsen tersenyum.

"Lo hebat Sen karena tetep bertahan, Kia juga hebat karena dia udah berkorban. Kalian berdua pasangan yang hebat, luka kalian ga boleh hilang supaya kalian ga kehilangan kehebatan kalian" Ucap Dinda dengan bangga.

"Doa gua sekarang, kalian tetep bertahan dan semoga kalian secepatnya dipertemukan" Lanjut Dinda. "Gua tau gua hebat, Kia juga hebat. Harapan gua masih sama, Kia dan gua itu takdir yang digariskan Tuhan, tapi Tuhan sendiri yang menentang hubungan kita" Jawab Arsen.

Sedih memang, tetapi bagaimanapun juga ini termasuk rintangan yang harus dihadapi bukan? Mereka menganggap ini luka, tetapi mereka sama sama tidak mau melupakan luka itu. Bagi mereka, luka yang ini indah karena sebelumnya mereka pernah saling memiliki.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc.

Sedihhh bgtt ternyata nulis konflik😫

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang