2.4 Kepingan Kita

422 31 2
                                    

haii, apa kabar? maaf banget masih konflik, tapi tetep baca kan ya? btw jangan lupa vote and comment!

haii, apa kabar? maaf banget masih konflik, tapi tetep baca kan ya? btw jangan lupa vote and comment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu Tahun Kemudian..

Setelah satu tahun Kia dan Arsen terpisah, sekarang sudah masuk waktu kelulusan mereka. Lulus dari Sekolah Menengah Atas memang hal yang menyenangkan, itu yang mereka pikir sebelum akhirnya mereka harus merayakan kelulusan tanpa satu sama lain.

"Gimana sen? Seneng kan udah lulus, setelah ini lo lanjut ke mana?" Ucap Dinda pada Arsen yang hanya diam menatap langit.

"Gua kayanya bakal istirahat dulu bentar, papa suruh gua buat ke Jogja nyari dia" Jawab Arsen melihat ke arah Dinda.

"Lo yakin mau cari dia? Udah setahun sen" Balas Dinda menanggapi ucapan Arsen. "Belum tau, tapi gua bakal tetep usaha Din" Jawab Arsen.

Mereka berdua kembali diam sampai Kania mengejutkan mereka. "Kalian mau ikut gua ke Jogja ga?" Ucap Kania yang tiba tiba hadir.

Dinda dan Arsen saling menatap satu sama lain dan tersenyum, ada kesempatan rupanya. "Kenapa lo ngajakin kita?" Tanya Dinda "Gua kebetulan mau liburan, dan gua tau kalo Jogja tempat kebahagiaan kita semua" Jawab Kania, dengan cepat Dinda langsung memeluk sahabatnya tersebut.

"Makasih Kania, semoga ini jalan Arsen sama Kia ya? Kita sama sama berdoa supaya bahagia kita semua cepet ketemu" Ucap Dinda.

⚡⚡⚡

Di lain tempat, Kia juga merayakan kelulusannya. Di sana banyak teman barunya, tetapi dia tentu merindukan teman lamanya. Dinda, Kania, Erik, Tio, dan Arsen pastinya. "Rizkia selamat ya, kita udah lulus kamu mau lanjut ke mana? Atau kembali ke Jakarta?" Tanya salah satu teman Kia.

"Aku mungkin bakal kembali ke Jakarta, sebentar sebelum stay di sini" Jawab Kia.
"Kok cuma sebentar? Bukannya kesempatan kamu ada di sana?" Tanya temannya lagi.

"Aku mau cari seseorang, aku mau pamit ke dia buat selamanya di Jogja" Lanjut Kia.

Dering handphone berbunyi, tanda ada seseorang yang menghubunginya. "Aku angkat telephone dulu ya" Ucap Kia pada temannya.

Tertulis nama ibu di sana, Kia senang ibunya mengabari di hari kelulusannnya.
"Halo ibu, aku udah lulus SMA bu? Ibu seneng kan aku lulus di Jogja sama nenek?" Ucap Kia terdengar bahagia. "Halo, sebelumnya maaf tapi saya bukan ibu kamu. Saya tadi ketemu ibu kamu udah pingsan di jalan, saya bawa ke rumah sakit" Ucap seorang pria dari seberang.

Air mata Kia menetes, kenapa bisa kejadian seperti ini di hari kelulusannya? "Baik mas terimakasih sudah mengabari, saya sekarang di Jogja tapi setelah ini saya langsung pulang ke Jakarta kok. Sekali lagi terimakasih ya mas" Terlalu panik akan kondisi yang ada, Kia sampai tidak menyadari suara siapa yang baru saja dia dengar.

Yang di seberang sadar, ia tau betul suara siapa yang tadi ia dengar, ditambah ibu orang itu, dia ingat segala sesuatu tentang kesayangannya.

Flashback

Arsen pulang dari acara kelulusannya sebelum acara selesai, ia ingin istirahat lebih cepat. Lagipula sudah tidak ada yang penting lagi pikirnya. Di jalan yang cukup sepi, ia dapat melihat ada seorang ibu yang pingsan dan di sampingnya terdapat belanjaan juga tas.

Dengan cepat Arsen segera menuju ke arah orang tersebut dan membantunya, Arsen panik sehingga tidak sempat mengingat wajah siapa yang dia bantu. Tanpa lama dia langsung membawa ibu tersebut ke rumah sakit terdekat, di saat mendata nama pasien, dia membuka kartu tanda penduduk orang itu. Dan dia baru menyadari sesuatu, 'Lestari'.

"Tante Lestari?" Ucapnya dengan meneteskan air mata. Dengan inisiatif sendiri ia menghubungi orang yang sekiranya akan datang menjemput ibu orang terdekatnya itu. Dia menemukan kontak bernama 'Anakku' dan menghubungi kontak tersebut.

Terdengar suara bahagia di sana, Arsen dengan usaha keras menahan suara tangisannya. Betapa rindunya dia dengan pemilik suara itu, nada bahagianya mampu membahagiakan orang yang mendengar. Dengan terpaksa ia harus menyebutkan alasannya menelepon, dengan suara yang sedikit berbeda karena usahanya menahan tangis.

⚡⚡⚡

Kia saat itu juga pun memilih kembali ke Jakarta untuk melihat keadaan ibunya. Jarak Jakarta Jogja tidak dekat, dia cukup panik di perjalanan. Takut ibunya menunggu terlalu lama, tetapi beberapa jam kemudian akhirnya ia sampai di Jakarta. Kota yang penuh dengan kenangan, dan juga kebahagiaan.

Ia tanpa berlama lama langsung menuju ke rumah sakit yang dikirim seseorang melalui kontak ibunya. Setelah sampai, ia yang berniat menghubungi kontak ibunya untuk bertanya ruangan berapa ibunya dirawat.

Namun, bukannya menelepon Kia justru melihat sosok yang satu tahun ini ia rindukan. Arsen berdiri tepat di depannya, Rizkia kaget tentu. Tetapi ia tidak bisa melakukan apa pun kecuali memeluk lelaki itu. Arsen yang dipeluk pun tidak menolak, ia membalas pelukan Kia.

"Aku kangen" Hanya itu yang Kia ucapkan dalam pelukan Arsen. "Aku juga" Jawab Arsen. Mereka larut dalam peristiwa itu, membiarkan orang orang menatap aneh ke arah dua laki laki saling memeluk. "Ibu kamu udah sadar, mau ketemu?" Tanya Arsen pada orang di pelukannya.

"Kamu kok tau ibu aku dirawat?" Tanya Kia penasaran. "Aku yang nemuin ibu kamu, dan aku juga yang telepon kamu" Jawab Arsen membuat Kia semakin terkejut, bagaimana bisa takdir sebaik itu pada mereka? "Selamat atas kelulusannya, sayang" Ucap Arsen pada Kia, "Kamu juga selamat, Arsen" Jawab Kia.

Mereka pun segera menuju ke ruang di mana ibu Kia dirawat.

"Ibu" Ucap Kia memasuki ruangan itu. "Anak ibu, apa kabar sayang?" Tanya wanita paruh baya itu pada Kia. "Aku baik bu, hari ini hari kelulusanku. Barengan sama Arsen" Jawab Kia.

"Nak Arsen, terimakasih sudah menyelamatkan nyawa ibu ya. Maaf selama ini ibu menyulitkan kalian" Ucap Ibu Kia secara tiba-tiba, membuat kedua lelaki yang mendengar pun terkejut.

"Aku tau alasan ibu kaya gitu, nenek udah cerita sama aku. Turut berdukacita ya bu, semoga adeknya ibu bahagia di atas sana" Jawab Kia, membuat Arsen semakin penasaran.

"Terimakasih nak, semoga bahagia selalu ya sama Arsen. Ibu mencoba ikhlas dengan kepergian adik ibu, kamu jangan pergi juga ya nak" Lanjut Ibu Kia, yang dijawab dengan anggukan.

"Nanti aku ceritain, sayang" Ucap Kia tanpa suara, pada Arsen yang menatapnya penasaran.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang