1.7 Berantakan

549 38 3
                                    

Jangan lupa vote and comment💗

Seperti yang dijanjikan sebelumnya, Arsen akhirnya mengantarkan Rizkia siang ini setelah mereka berdua siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang dijanjikan sebelumnya, Arsen akhirnya mengantarkan Rizkia siang ini setelah mereka berdua siap. Tadi pagi mereka terbangun pukul 8, dan sekarang jam menunjukan angka 10. 2 jam mereka gunakan untuk bercerita tentang keluh kesah masing masing.

"Jadi pulang sekarang? Emang ga bisa lebih lama lagi ya nginepnya?" Tanya mama Arsen saat melihat Kia dan Arsen turun dari kamar Arsen. "Harus pulang ma, katanya hari ini ibu Kia mau rayain ultah Kia juga. Harus adil dong" Jawab Arsen dengan cengiran khasnya.

"Okelah kalo gitu, sayangnya mama hati hati ya pulangnya. Kalo Arsen jahat bilang mama, ntar mama pukul Arsennya" Ucap wanita paruh baya tersebut yang dibalas kekehan oleh Kia. "Arsen ga nakal kok ma, ga usah dipukul. Kia mau pamit pulang dulu, makasih udah repot repot bikin pesta buat Kia" Jawab Kia sambil menunduk dan memberikan salam pada ibu sang kekasih.

Setelah mereka berdua pamitan akhirnya Arsen meninggalkan kawasan rumah mewah tersebut dengan Kia di boncengannya. Sebenarnya Kia sedikit takut dengan apa yang akan terjadi di rumahnya, namun ia tetap mencoba berpikir bahwa semuanya akan baik baik saja. "Kamu mikirin apa hm?" Tanya Arsen saat dirasa Kia tidak minat membuka pembicaraan di jalan. "Bukan apa apa, kamu fokus ke jalan aja" Jawab Kia membuat Arsen mendengus dan langsung menarik tangan Kia yang awalnya menganggur menjadi memeluk pinggangnya. "Ya udah kalo ga mau cerita dulu, yang penting akunya dipeluk" Lanjut Arsen.

Sampai di rumah Kia, mereka langsung disambut kehebohan Kania dan Dinda. Tanpa menunggu lama pun ibu Kia lamgsung memeluk sang putra. "Selamat ulang tahun anak ibu, semoga sehat selalu dan menemukan perempuan baik yang akan jadi istri kamu nantinya" Ucap sang ibu membuat Dinda menghela napas, ia segera mendekat ke arah Arsen dan menepuk pundak Arsen perlahan.

"Ga papa, sabar aja dulu. Semua ada prosesnya, gua sama Kania bakal bantu"  Ucap Dinda pada Arsen, Kania yang melihat itu pun tersenyum canggung. Akhirnya ia memilih duduk, saat ia terduduk malah dikejutkan dengan ibu Kia yang tiba tiba memanggilnya, "Kania bisa ke sini dulu? Tante mau ngomong" Panggil wanita itu yang membuat Kania berdiri.

"Ada apa ya tante?" Tanya Kania yang mendapat balasan senyum dari ibu sang sahabat. "Tante suka banget sama kepribadian kamu yang sopan ini, kamu mau ga jadi menantu tante?" Jawab wanita paruh baya tersebut yang membuat semua orang di sana tersentak, bagaimana mungkin Kania akan dijodohkan dengan Kia?

Tanpa babibu Kia langsung menolehkan kepalanya pada sang ibu, mencari tanda bahwa ibunya hanya bercanda. Namun sepertinya nihil, ia tidak menemukan hal itu. Ibunya serius, dan ia langsung menatap ke arah Arsen dan Dinda yang masih bersebelahan. "Ibu apa apaan sih?! Kia sama Kania tuh cuma sahabat, ga lebih" Ucap Kia dengan nada tinggi, ibunya terkejut mendengar anaknya membentak dia.

"Emang salah ibu berharap anaknya berjodoh sama perempuan sebaik Kania? Dan kamu Arsen, kamu juga kayanya cocok sama Dinda" Jawab sang ibu membuat emosi Kia semakin tidak terbendung, ia berlari ke arah kamarnya yang kemudian langsung menutup dan mengunci kamar tersebut. "Tante maaf sebelumnya tapi Kania sama Kia emang ga ada hubungan apa apa, Kania juga ga bisa kalo harus sama Kia" Ucap Kania pelan namun masih bisa didengar semua  orang di sana.

"Tante saya permisi ke kamar Kia, maaf terlalu ikut campur tapi saya mohon, untuk kali ini Kia benar benar membutuhkan saya" Ucap Arsen yang dibalas tatapan curiga dari yang paling tua. "Kamu kenapa selalu ikut campur urusan anak saya? Bahkan di saat seperti ini yang anak saya butuhkan itu Kania! Bukan kamu" Jawab ibu Kia, tanpa berniat membalas Arsen lalu pergi menuju kamar Kia.

"Tante maaf sebelumnya, tapi saya sebagai keponakan tante pun mengakui bahwa Arsen lebih mengenal Kia daripada tante sendiri. Sekian saya dan Kania permisi, dan kami mohon jangan ganggu mereka berdua" Ucap Dinda disertai tatapan tajam, ia langsung menarik tangan Kania pergi dari rumah tersebut.

⚡⚡⚡

Sesuatu yang Arsen takutkan terjadi, hubungannya diambang kehancuran. Ia takut, takut kehilangan Rizkia. Sampai di depan pintu kamar Kia, ia langsung mengetuk pintu tersebut. "Sayang buka boleh? Ini aku Arsen" Kata Arsen disertai ketukan pada pintu.

Terdengar suara kunci terbuka, si manis membiarkan kekasihnya masuk. Arsen langsung masuk dan menutup pintu tersebut, ia langsung memeluk Kia. Yang dipeluk secara tiba tiba langsung menenggelamkan kepalanya pada dada sang dominan, ia kembali menangis.

Arsen pun menangis pada perpotongan leher Kia, "Jangan nangis, maaf" Ucap Arsen disertai kecupan kecil pada leher sang kekasih. "Tapi kamu juga nangis, masa kamu boleh aku nggak?" Jawab Kia dengan pertanyaan di dalamnya, Arsen terkekeh gemas mendengar itu. Ia langsung mengecup bibir Kia tanpa permisi, "Bukan gitu sayang, aku nangis karena aku takut. Takut kehilangan kamu, takut kamu beneran sama Kania dan pergi dari aku" Jawab Arsen kembali memeluk pinggang Kia.

"Aku nangis juga karena aku takut, kamu pikir kamu doang yang takut?" Kata Kia sambil menduselkan kepalanya pada dada bidang Arsen. "Iya aku paham, kita sama sama takut buat pisah. Kania sama Dinda juga pasti takut, kamu ga inget perjuangan mereka buat kita?" Jawab Arsen sambil mengelus rambut halus Kia.

"Aku tau kok, aku bersyukur punya sahabat kaya mereka. Aku cuma ga nyangka pikiran ibu buat jodohin aku sama Kania" Lanjut Kia melepas pelukannya. "Maklum, itu terlalu ngagetin di hari spesial kamu. Aku pulang ya? Besok sekolah, kamu istirahat besok aku jemput dan kita omongin lagi" Jawab Arsen, ia mengecup kening Kia sebagai tanda perpisahan.

"Hati hati, aku sayang kamu" Jawab Kia dengan pipi yang memerah, "Aku juga sayang kamu, selalu" Jawab Arsen keluar dari kamar tersebut.

⚡⚡⚡

"Tante, saya permisi dulu. Kia sudah tenang, terimakasih atas kesempatannya" Ucap Arsen berpamitan pada ibu Kia yang masih di ruang keluarga.

"Jauhin anak saya, saya tau kamu bukan sekedar temannya"

Deg

"Jangan pernah ke sini lagi, atau saya pindahkan Kia ke luar kota" Ancaman ibu Kia yang semakin membuat Arsen menulikan pendengarannya.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.
kayanya udah mulai konflik hihi, vote komen ya kak!!!

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang