2.6 Akhir yang Bahagia

411 24 0
                                    

haii!! sebentar lagi arsen kia bakal end, jadi dimohon vote and comment!!

Hari ini ibu Kia diperbolehkan pulang dari rumah sakit, semua bahagia menyambut ibu Rizkia di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini ibu Kia diperbolehkan pulang dari rumah sakit, semua bahagia menyambut ibu Rizkia di rumah. Sesampainya di rumah pun wanita tersebut akhirnya istirahat kembali karena kondisinya yang baru pulih.

Rizkia pun memilih mengobrol bersama teman temannya di ruang tengah, di sana teman mereka semua lengkap. Mulai dari Arsen, Kania, Dinda, Erik, dan Tio pun ada. Erik dan Tio masih seperti dulu, hubungan mereka pun tidak banyak konflik.

Dinda, dia akhirnya mempunyai kekasih dan berencana menikah setelah lulus kuliah. Sekarang Dinda pun sedang mempersiapkan beberapa hal untuk masuk ke universitas impiannya.

Kania pun sama, namun bedanya Kania belum mempunyai seorang kekasih. Rizkia sudah izin kepada ibunya untuk masuk ke universitas yang sama dengan Arsen, ibunya pun dengan senang hati mengizinkan.

Semua berakhir di luar dugaan, mereka yang mengira Rizkia tidak akan pernah kembali ke Jakarta, ternyata kenyataan berbanding terbalik. Rizkia justru kembali karena dua orang hebatnya.

Kembali pada obrolan mereka, Arsen sejak tadi hanya diam mendengarkan obrolan teman dan juga kekasihnya itu. Dia merasa sangat bahagia karena bisa sampai di sini.

"Gua kadang masih kaget kalo Rizkia beneran stay di Jakarta" Ucap Erik, dibalas dengan anggukan semua orang yang ada di situ.

"Aku aja masih kaget, soalnya emang niatnya mau lanjutin semuanya di Jogja. Balik ke Jakarta cuma mau pamit sama ibu dan Arsen buat stay" Jawab Rizkia dengan jujur.

"Tapi kamu beneran stay di sini kan?" Tanya Tio pada temannya itu. "Iya, soalnya kondisi ibu ga memungkinkan buat aku tinggal ke Jogja lagi" Jawab Rizkia.

"Kamu mau kuliah jurusan apa sayang?" Tanya Arsen pada Rizkia. Yang ditanya pun memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut.

"Aku kayanya pengin ambil arsitektur aja sih, termasuk cita cita aku juga itu. Kamu mau ambil apa sen?" Jawabnya membalas pertanyaan Arsen.

"Aku mau ambil hukum, do'ain ya semoga beruntung" Ucapnya. Semua orang yang di sana pun kagum dengan jawaban Arsen.

Mereka tidak menyangka Arsen akan benar benar memilih terjun ke fakultas Hukum. "Lo serius sen? Gila keren banget temen gua" Ucap Erik bangga.

"Lo sendiri ambil apa rik? Lo kan anak IPA" Tanya Arsen. "Gua niatnya mau masuk kedokteran, do'ain juga ya temen temen, do'ain ya sayang" Ucap Erik pada teman dan kekasihnya.

"Temen gua keren keren banget deh, arsitektur, hukum, kedokteran. Gua masih bingung mau ambil apa" Ucap Kania mengeluh.

"Bukannya lo niatnya ambil sastra Inggris ya? Sama Tio juga" Balas Dinda.

"Iya niatnya gitu, cuma masih bingung soalnya ga sama lo Din" Jawab Kania, memang Dinda sepertinya akan memilih arsitektur bersama Rizkia, jadi Kania sedikit ragu memilih Sastra Inggris karena tidak ada Dinda, katanya.

"Udah ada Tio kan, lagian juga kita tetep temenan walau beda fakultas" Jawab Dinda.

Dan mereka pun melanjutkan obrolan tentang perkuliahan di masa depan.

⭐⭐⭐

Lelah berbincang di ruang tengah, Arsen dan Rizkia memutuskan pindah ke dalam kamar sang tuan rumah. Arsen dengan senang hati menuruti keinginan pacarnya itu.

"Kita ke dalem dulu ya, Kia ngantuk" Ucapnya pada teman temannya yang masih asik mengobrol. Yang lain pun memaklumi karena mereka sudah cukup lama menghabiskan waktu untuk membicarakan berbagai hal.

"Iya ke dalem aja, nanti kita pulang kok" Ucap Dinda. Disusul oleh Rizkia "Eh ga usah pulang, nginep sini aja. Ada beberapa kamar kosong kok" Balasnya.

"Iya kita liat nanti, maaf kalo ngerepotin ya" Jawab Erik yang merasa tidak enak pada temannya itu.

Sang tuan rumah pun hanya menjawab dengan gelengan, karena menurutnya memang mereka tidak merepotkan sama sekali, justru dia senang karena bisa kembali mengobrol seperti ini setelah satu tahun tidak bertemu.

Arsen dan Kia pun langsung menuju kamar yang sudah cukup lama tidak mereka kunjungi.

"Kangen banget aku sama kamar ini" Ucap Arsen saat memasuki ruangan itu.

Tidak banyak yang berubah, hanya sedikit berdebu karena ibu Kia pun belum membersihkannya semenjak sakit.

"Apalagi aku yang punya kamar sen" Jawab Kia yang langsung merebahkan dirinya di atas kasurnya.

"Udah lama ya ternyata kita ga kaya gini di kamar" Ucap Kia yang memecah keheningan.

"Masa kamu ga merasa itu lama sih yang? Aku aja hampir gila mikirnya" Jawab Arsen tidak terima.

"Bukannya gitu, aku di sana cuma berusaha fokus buat belajar sama ngurus nenek aja, jadi ga berasa udah setahun aja aku di Jogja" Lanjut Kia mendengar ocehan Arsen.

"Ngomong-ngomong, maaf ya dulu aku ambil keputusan pergi mendadak. Harusnya kan kita bisa omongin itu berdua" Ucap Kia.

"Ga usah diinget ya sayang, itu udah ga penting. Yang penting sekarang kita udah ga perlu diem diem lagi, ga perlu bohong sama ibu lagi. Sekarang kita berdua bisa bebas tanpa takut ketahuan sama dunia"
Ucap Arsen memeluk Rizkia erat, sangat erat seperti takut kehilangan cintanya lagi.

"Aku sayang banget sama kamu sen, aku bersyukur ternyata kita masih diterima"
Jawab Rizkia sebelum akhirnya terbang ke alam mimpi. Arsen yang melihat itu terkekeh gemas dan mengecup pucuk kepala kekasihnya itu.

"Selamat tidur sayang, semoga semua yang terjadi hari ini bukan mimpi kamu aja"

"Selamat tidur sayang, semoga semua yang terjadi hari ini bukan mimpi kamu aja"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc. Maaf baru update ya, baru sempet lanjutin juga. Semoga suka, jangan lupa vote💕

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang