1.5 Konsultasi

614 47 0
                                    

Jangan lupa vote and comment!

Jangan lupa vote and comment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚡⚡⚡

Akhirnya makan siang yang ditunggu matang, Kia dan Arsen pun menuju ke ruang makan yang sudah ada papa dan mama Arsen. Arsen menggenggam tangan Kia dengan alasan takut hilang, maklum baru pacaran.

"Apa nih tangannya ga dilepas?" Tanya papa Arsen saat melihat tangan anaknya menggenggam tangan Kia.

"Arsen sama Kia udah jadian pa, makasih udah semangatin Arsen" Jawab Arsen yang telah terduduk di kursi makan dengan Kia di sampingnya.

"Akhirnya kamu yakin sama pilihan kamu, dijaga jangan disakitin" Ucap mama Arsen.

Papa Arsen tersenyum mendengar jawaban anaknya, ia bangga anaknya bisa mengambil keputusan.

Tanpa mereka sadari, Kia sedari tadi takut dengan apa yang akan terjadi ke depannya ia takut jika suatu saat nanti ibunya mengetahui hubungan ini.

Arsen pun diam diam memikirkan hal yang sama, namun ia yakin jika usaha tidak akan mengkhianati hasil. Semoga saja seperti yang diperkirakan.

Makan siang pun dimulai, semua makan dengan tenang tanpa ada yang membuka suara. Hanya terdengar suara dentingan alat makan.

"Pah, nanti Arsen mau ngobrol sama papa tentang hubungan Arsen sama Kia. Karena menurut Arsen, ini harus diobrolin, setelah makan juga ga papa" Ucap Arsen memecah keheningan di ruang makan tersebut. Papanya hanya menjawab dengan anggukan.

Makan siang pun selesai, sesuai ucapan Arsen tadi, mereka semua pun berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan hubungan Arsen dan Kia.

"Apa yang mau kamu omongin?" Tanya sang ayah pada Arsen yang sedang menunduk sambil menggenggam tangan pacarnya.

"Jadi gini pa, yang aku tau ibu Kia itu orangnya cukup taat agama, dan beliau juga sangat menentang hubungan sesama jenis. Aku mau minta pendapat papa, aku harus jujur atau gimana?" Jawab Arsen.

Orang tua Arsen cukup terkejut mendengar ucapan Arsen, namun mereka berusaha terlihat biasa saja. Alasan ini sudah pasti menjadi alasan Arsen menunda menjadikan Kia sebagai pasangannya.

"Semua keputusan ada di tangan kamu, papa mungkin ga bisa bantu. Tapi sebaiknya kamu jujur ke orang tua Kia. Kamu tau kan kalo yang diawali kebohongan ga akan bertahan lama?" Ucap papa Arsen setelah menghela napas cukup panjang.

"Mama cuma bisa do'ain kalian dapet restu dari ibu Kia, mama juga ga bisa bantu banyak. Tapi nanti kalo kamu butuh mama sama papa buat ngomong sama ibu Kia, kita pasti dateng kok" Jawab Mama Arsen dibalas senyum oleh Rizkia.

⚡⚡⚡

Setelah pembicaraan tersebut selesai, Arsen langsung mengantar Kia untuk pulang, sudah hampir sore. Di perjalanan pun mereka beradu pada pikiran masing masing, keduanya menakutkan hal yang sama. Apa pun yang diawali dengan kebohongan tidak akan bertahan lama. Namun mereka pun takut, jika jujur pasti semuanya berakhir. Semuanya serba salah, hanya Tuhan yang tahu apa yang harus mereka lakukan. Yang pasti, hubungan ini pasti bertahan.

Saat selesai mengantarkan Kia pun Arsen tidak langsung pulang, ia menuju ke tempat tongkrongannya terlebih dahulu, hanya sekedar meringankan pikirannya.

Di sana ada Erik yang tidur di paha Tio, Arsen pun terheran melihat sahabatnya yang tidur dengan posisi cukup ambigu di paha teman sekelasnya.

"Kalian ngapain?" Kalimat itu yang pertama Arsen keluarkan. Erik tidak menjawab, ia duduk dari posisi tidurnya.

"Gua yang harusnya tanya, lo tumben ke sini? Ada apa?" Balas Erik pada Arsen yang terlihat menekuk wajahnya.

"Berantem ya sama Kia?" Ucap Tio yang membuat Arsen menolehkan kepalanya pada anak itu. Erik pun ikut menolehkan kepalanya pada Tio.

"Kan aku tanya, kok pada liat aku semua sih" Ucap Tio yang canggung ditatap dua dominan di depannya. Erik terkekeh mendengar suara Tio yang terdengar takut, ia mengusak rambut Tio gemas.

"Ga papa, ga perlu takut. Kamu kan tanya, biar Arsen jawab" Ucap Erik pada Tio.

"Gua ga berantem sama Kia, kita malah baru jadian tadi siang. Tapi gua cuma kepikiran, kedepannya gua sama Kia gimana? Ibu Kia bahkan homophobic" Jawab Arsen dengan kepala ia sandarkan ke sofa.

Erik menghela napas, ia paham perasaan sahabatnya tersebut. Pasti sangat sulit, Arsen dan Kia merupakan pasangan sesama jenis dan ibu Kia homophobic, cukup menjadi tekanan bagi Arsen dan Kia.

"Sabar ya sen, aku paham masalah kamu pasti berat. Suatu saat pasti ada jalan keluarnya" Ucap Tio yang membuat Arsen mengerutkan keningnya, kenapa Tio tiba tiba baik? Bukankah dulunya Tio orang yang paling sensi dengannya?

"Oke giliran gua tanya, lo kok bisa sama Erik? Bukannya Erik sama Kania ya? Terus Erik juga ngapain tiduran di paha lo tadi?" Tanya Arsen pada Tio.

"Gua pacaran sama Tio, Kania sama Dinda yang comblangin kita. Sama kaya lo sama Kia" Bukan Tio yang menjawab, melainkan Erik.

Arsen yang mendengar itu pun hanya diam, ia terkekeh mengingat niatnya ingin mempermalukan Dinda dan Kania di depan umum. Tanpa duo fujoshi tersebut, ia tidak akan tau rasanya mencintai seseorang dengan tulus.

Pipi Tio memerah mendengar ucapan Erik, ia kira hubungan mereka akan disembunyikan, namun nyatanya Erik yang mengakui hubungan ini di depan sahabatnya.

"Jadi lo beneran deketin Kania sama Tio pas minta saran gua?" Tanya Arsen pada Erik, dijawab anggukan oleh Erik.

"Gua awalnya deketin Kania, tapi saat gua liat Tio di perpustakaan gua langsung berubah pikiran. Saat itu gua tau, apa yang hati gua mau" Jawab Erik.

Saat sedang mengobrol, tiba tiba handphone Arsen bergetar. Ada pesan dari kekasihnya.

Sayang

Arsenio kamu ga langsung
pulang? Mama kamu tanya
kamu ke mana?

Aku ketemu sama Erik dulu
sayang, nanti aku pulang
kalo urusan aku selesai.
Kamu istirahat aja🤍

Ya udah, aku mau mandi
dulu. Cepet pulang nanti
mama marah.

Iyaaaa sayang🤍

⚡⚡⚡

Biarlah seperti ini dahulu, mereka bahagia dengan yang terjadi saat ini. Biarkan mereka memilih keputusan ini.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.
Akhirnya jadian nih dua manusiaa, Erik juga udah sama Tio🤣.

Jangan lupa vote and comment,

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang