0.6 Kecemburuan

1.4K 134 1
                                    

haii, kembali lagi dengan niaa di sini, jangan lupa vote comment!!

💫💫💫


Sudah hampir satu bulan Arsen dan Kia dekst, dan itu juga yang membuat Arsen semakin manja dengan Rizkia. Bahkan Arse sudah berani mencium Kia, hanya di kening atau pipi kok, bukan bibir. Arsen juga mulai sadar ada yang aneh dengan perasaannya pada Kia, mungkin benan dia sudah terjebak di permainannya sendiri.

Hari ini hari senin, sama kaya murid pada umumnya, sudah pasti mereka upacara. Upacara selesai sekitar jam 8 kurang 10 menit. Dan waktu murid kelas XI IPS 4 sudah berkumpul di dalam kelas, wali kelas mereka, Bu Dewi datang bersama satu laki laki yang tingginya hampir sama dengan Rizkia masuk ke dalam kelas. Mungkin murid baru, pikir mereka.

"Anak anak, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Semoga kalian bisa akrab ya, silahkan memperkenalkan diri". Ucap Bu Dewi.

"Halo semua, saya Tio. Nama lengkap saya Altio Bagas Pradipta. Salam kenal, dan semoga kita bisa berteman baik". Kata si murid baru.

"Oke Tio silahkan duduk di tempat yg tersedia". Tio duduk di meja belakang Arsen, lebih tepatnya satu bangku dengan Aldo. Salah satu temen dekat Arsen.

Ada yang aneh dengan Tio, karena sedari tadi ia terus menatap orang yang satu bangku bersama Arsen.

"Arsen kamu kenapa sih diem mulu sambil liatin Tio?". Tanya Kia pada Arsen.

"Gapapa, cuma aneh aja dia kok liatin lu terus anjir. Kalo dia suka sama lu gimana?". Jawab Arsen yang balik bertanya.

"Ya kalo dia suka sama aku itu urusan dia, bukan urusan kamu. Kenapa jadi kamu yg urusin sihh? Lagian dia yg suka sama aku, bukan aku yg suka dia". Ucap Kia yang malah membuat Arsen cukup kesal.

"Gua dulu tanya kalo gua suka lu, lu jawab dosa, sekarang lu b aja pas gua bilang Tio suka lu". Arsen pun mulai terlihat emosi.

"Karena kamu temen aku, jadi aku ingetin kamu kalo dosa. Tio kan belum akrab sama aku, jadi mungkin dia cuma pengin kenalan, belum tentu suka juga kan?".

Teman kata Rizkia, ada bagian dari diri Arsen yang sepertinya sedikit retak?

💫💫💫

Arsen setelah jam pertama selesai menjadi cukup aneh, dia sangat cuek dan kembali menjadi Arsen yang dulu. Apa Rizkia ada salah dengan Arsen?

"Arsen kamu kenapa sih diem aja? Biasanya juga manja kalo jamkos?". Kia sangat kesal melihat Arsen seperti ini.

"Bukan urusan lu, gua manja atau ga juga terserah gua. Lu diem aja, gua lagi bad mood". Jawab Arsen tanpa menatap Rizkia.

"Oke terserah kamu, tapi awas kalo besok atau nanti ada jamkos kamu manja. Ga akan aku ladenin, aku juga bad mood!". Jawab Rizkia ketus.

"Terserah, lu manjain aja si Tio. Dari tadi masih ngeliatin lu, males gua kalo manja diperhatiin". Ucap Arsen.

Kia tau apa yang terjadi pada Arsen, sekarang dia paham.

"Ya udah aku ke meja Aldo aja kalo gitu, kamu ngeselin bye!!". Jawab Kia.

"Hehh mau ngapain, jangan~". Ucap Arsen yang langsung terburu buru menatap Rizkia.

"Tadi nyuruh, kok jangan? Labil ih, bodo amat aku kesel".

"Ih lu mah gitu, ga usah ke situ. Di sini aja, mau peluk~". Kalau sudah seperti ini, bagaimana Kia akan menolak?

"Diliat Tio sama Kania Dinda lho". Goda Kia dengan sengaja.

"Gapapa, aku cape, sinii" Ucap Arsen merengek, Kia tertawa mendengarnya"

"Oke aku di sini, tapi jangan peluk. Aku yg malu, ntar aja kamu main ke rumah kalo cape".

"Iya udah, beneran ya?". Arsen menjawab dengan semangat yang hanya Kia balas anggukan.

💫💫💫


Bunyi bel pulang di SMA Kebangsaan sudah terdengar, yang artinya waktunya pulang. Murid kelas XI IPS 4 pun sudah keluar dari kelas, begitu pun dengan Arsen dan Kia yang sedang menuju ke parkiran. Pagi tadi memang Kia berangkat bersama Arsen jadi pulang juga diantar.

"Beneran ya nanti gua main ke rumah lu?". Tanya yang lebih tinggi.

"Iya, buruan pulang udah mau hujan ini". Jawab Kia yang sudah naik ke motor Arsen.

"Oke, pegangan jangan lupa. Ntar jatuh".

"Heem udah". Jawab Kia yansg sudah memeluk pinggang Arsen.

Arsen tersenyum puas setelah itu, dan mulai melajukan motor besarnya keluar dari lingkungan sekolah.

Langit mendung menemani perjalanan mereka, sunyi hanya ada suara kendaraan lain. Mereka tidak ada yang membuka suara. Sampai akhirnya Arsen memberhentikan motornya perlahan karena lampu merah.

Tangan Arsen tanpa sadar mengelus tangan Kia yang memeluk perutnya, Kia yang merasakan elusan itu tersenyum kecil.

"Kamu kenapa sih? Hari ini sensi banget, tapi tiba tiba minta main". Pertanyaan Kia yang sukses membuat Arsen bungkam, karena dia sendiri tidak tau.

Ada apa dengannya?

"Gua gapapa, lagi bad mood aja. Maaf tadi udah kasar sama lu, gua butuh main sama lu biar agak tenang". Arsen menjawabnya dengan tangan kiri yang masih setia mengelus tangan Kia yang di perutnya.

Arsen pun kembali melajukan motornya ketika lampu berubah hijau. Butuh kurang lebih 5 menit untuk sampai ke rumah Kia.

Sesampainya di rumah Kia, Arsen langsung memasukkan motornya ke halaman rumah tersebut.

"Kamu mau ganti baju ga? Besok kan masih dipake itu seragamnya". Pertanyaan Kia yang dibalas anggukan oleh Arsen.

Mereka sudah berada di kamar Kia, ibu Kia sedang berada di luar kota karena urusan bisnis. Tetapi ada keluarga Dinda yang menjaganya.

Kia membuka lemari untuk mencari kaos kebesaran yang mungkin cukup untuk dipakai Arsen

Dan beruntung dia punya beberapa kaos over size.

"Ini pake, kalo kekecilan maaf gaada lagi soalnya". Kata Kia sambil memberikan baju warna biru tua pada Arsen.

"Maaf ngerepotin, gua coba dulu, lu juga ganti baju". Ucap Arsen sebelum mengacak rambut halus Kia dan pergi ke kamar mandi Kia.

"Iya Arsen aku ganti baju. Rambutnya jangan diacak ih". Rengek Kia yang membuat Arsen senyum kecil.

Tbc

please vote comment yaaa, buat niaaa 👀. tunggu chapter selanjutnya ( ̄3 ̄)

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang