0.5 Keraguan

1.4K 144 4
                                    

haii, nia kembali lagi!! apa kabar? jangan lupa vote comment (●'з')♡

💫💫💫

Malam ketika Arsen pulang dari rumah Kia, dia pergi menuku tongkrongan yang ternyata sudah ada Erik di dana. Arsen langsung mendudukkan dirinya di samping Erik.

Erik heran melihat wajah Arsen, dia pun memperhatikan Arsen cukup lama.

"Lu kenapa liatin gua sampe segitunya? Naksir lu sama gua?". Tanya Arsen sambil bercanda.

"Ga lah njing, harusnya gua yg tanya lu kenapa senyum senyum kaya anak perawan lagi jatuh cinta?". Pertanyaan dari Erik sukses membuat Arsen diam dan berpikir, apa benar ia jatuh cinta?

"Y-yakali cok gua jatuh cinta? Sama siapa emang? Gua baru putus sama Aca". Jawab Arsen gugup.

"Ya kan siapa tau anjing, btw lu dari mana dah jam segini masih pake seragam? Pasti belum pulang dari tadi sore kan lu?". Pertanyaan Erik yang sangat masuk akal, karena memang dirinya masih memakai seragam saat ini.

"Hehe, gua dari rumah orang yg mau gua jebak itu lho, dia sakit jadi gua jengukin. Siapa tau kan dia jadi kesemsem sama gua". Jawab Arsen yang mendapat pukulan dari Erik, pelan tetapi tetep berasa sakitnya.

"Anjing, lu beneran sejahat itu? Lu mikir ga sih itu anak orang cok yg lu sakitin. Btw lu dari rumah dia kenapa jadi lu yg kesenengan? Lu jatuh cinta duluan sama dia?". Arsen mematung mendengarnya, dia tidak pernah terpikirkan hal itu sebelumnya. Tetapi dia berusaha tetap menolak perasaannya itu.

"G-ga mungkin lah gua cinta".

"Halah ngaku aja lu, emang siapa sih cewenya? Cantik ngga? Daripada lu sakitin mending sama gua aja. Tadi kan di kelas lu yg ga berangkat karena sakit satu doang, itu pun cowo". Sedikit keuntungan Erik sebagai ketua osis, karena dia mengetahui beberapa hal yang terjadi di kelas Arsen.

"H-hah?! B-bukan dari kelas gua kok, lu ga akan suka kayanya sama dia hehe". Jawab Arsen dengan cengiran khasnya.

💫💫💫


Pagi ini Rizkia sudah bisa berangkat ke sekolah, tapi dia masih merasa shock karena perlakuan Arsen kemarin malam, kira kira ada apa pada diri Arsen?

Iya, semalam orang itu menunggu Rizkia tertidur sambil mengusap kepala Rizkia.

Dan anehnya, pagi ini dia sudah berada di depan rumah Kia, katanya sih ingin sekalian berangkat bersama. Karena motor Rizkia masih berada di bengkel, jadi Kia pun mengiyakan ajakan Arsen.

Di jalan pun tidak ada yang membuka obrolan sampai Arsen memberanikan diri untuk berbicara.

"Kalo gua anter jemput lu terus, lu keberatan ngga?". Tanya Arsen yang membuat Rizka terkejut.

"Eh ngga usah, aku bisa sendiri kok. Aku bareng kamu karena motor aku masih di bengkel".

"Oke lah terserah lu, Btw maafin gua yg semalem ya. Gua beneran reflek cium kening lu, gua khawatir kalo lu kenapa napa". Kia mengingat kejadian tersebut, kejadian yang berhasil membuat 3 orang di ruangan itu mematung.

"G-gapapa, maafin aku juga karena bikin kamu khawatir". Dengan gugup Kia menjawab.

"Lain kali jangan kaya gitu lagi, kalo butuh apa apa atau lagi ada apa apa, hubungin aku, jangan sampe gua panik kaya semalem lagi, lu tuh penting Kia". Kata Arsen sambil mengelus dengkul Rizkia, mereka sedang berada di lampu merah.

"Tapi aku ga punya nomer kamu, gimana bisa hubungin kamu?". Tanya Rizkia karena memang dia tidak mempunyai nomer handphone Arsen.

"Nanti sampe kelas gua kasih, yang penting jangan bikin panik lagi. Ga baik, Kia".

"Iya pak Arsenio Dewangga Maheswara". Jawab Kia, Arsen yang mendengar itu pun tersenyum kecil sambil mengusap tangan Rizkia yang berada di pahanya sendiri.

💫💫💫

Ketika sampai di kelas, perilaku Arsen pun menarik banyak perhatian, termasuk Dinda dan Kania yang sedari tadi sudah tersenyum.

"Lu yakin Arsen belum jatuh cinta? Kata gua mah bibit bucinnya udah kecium". Tanya Kania pada Dinda.

"Kayanya emang udah, cuma dia ga sadar, denial lah. Kia juga mungkin ga peka kalo perlakuan Arsen ke dia beda, tadi juga mereka berangkat bareng". Jawab Dinda.

"ARSEN KIA, JANGAN PACARAN MULU YA KALIAN!! GUA KAWININ JUGA LU BERDUA". Itu bukan Dinda atau Kania, mereka ga se bar bar itu. Itu tadi adalah Cindy, bendahara galak yang ngeship Arsen Kia terang terangan, cukup gila memang.

"Dihh gua kenapa emangnya, nih Kia aja santai kok lu yg repot, iri ya lu?". Balasan Arsen, posisi kepalanya memang sedang berada di paha Kia sambil godain Kia. Terlihat cukup ambigu memang, tetapi itu yang Dinda dan Kania cari.

"Gua ga iri anjing, gua malah seneng kalo lu ngehomo bareng Kia, jadi dapet asupan kapal real haha". Ucapan Cindy yang membuat satu kelas tertawa, kecuali Arsen dan Kia.

"Apa bener gua cinta sama dia? Tapi dia cowo, gua kenapa jadi manja gini sama Kia? Jadi posesif gini?". Begitu kira kira batin Arsen, berbeda dengan Arsen yang memikirkan perasaannya pada Kia, Kia malah diam karena hal lain.

"Mereka kok bisa bilang aku sama Arsen kaya homo? Emang separah itu ya? Aku kan ga suka sama Arsen, jadi aku masih normal". Batin Kia yang mungkin akan berubah seiring berjalannya waktu.

💫💫💫


"Kalo emang gua udah jatuh cinta sama Kia, apa harus gua ngaku sama dia? Gua takut kalo dia anggep gua aneh. Dan bodohnya gua malah jatuh ke perangkap gua sendiri". Batin Arsen, kepalanya masih berada di paha Kia dan sekarang malah tangan Kia mengusap lembut rambutnya.

"Mikirin apa? Sampe segitunya? Sepusing itu?". Tanya Kia, jantung Arsen berdetak keras mendengar pertanyaan itu.

"Gua gapapa, cuma mau tanya sesuatu aja ke lu". Ucap Arsen, Kia pun mengangguk.

"Apa? Tanyain aja biar kamunya juga lega, jangan banyak pikiran ga baik". Jangan tanya bagaimana perasaan Arsen, dia sangat gugup saat ini.

"Kalo gua suka sama lu, tanggapan lu gimana?". Tanya Arsen.

"Jangan, itu dosa". Jawab Kia

Jawaban Rizkia membuat Arsen menghela napas, memang sudah ia duga.

Huhu, mau jebak malah kejebak!! Dasar Arsen. Jangan lupa vote comment<3

Lari Ada Fujo! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang