12

200 46 60
                                    

Hai friendnya Lyaaa 👋🏻

Maaf ya, kalau makin kesini ceritanya makin gak jelas dan berantakan 🙏🏻

Lya gak jago ngarang cerita yang menarik apalagi sampe bikin cerita yang estetik gitu 😔
Ini cerita juga seadanya, apa yang ada di benak Lya aja:)

Makasih buat kamu yang masih mau nungguin Lya update, Lya janji buat berusaha bikin cerita ini agar lebih mudah untuk di pahami 🤗

Sending a lots of love to reader ♥♥♥♥♥♥♥

*

*

*

Terdengar suara decitan ban serta suara klakson yang terus berbunyi dari mobil yang tadi menyalip mereka. Sepertinya mobil ugal-ugalan itu sednag memperingati perempuan yang sedang berjalan pelan di tengah jalan untuk segera menepi dari tengah jalan.

Ciiiiiiiiiittt

BRAK!!

Mobil itu oleng sesaat dan tak sempat berhenti, sehingga hal yang tidak diinginkan itu pun terjadi.

Ya. Perempuan itu tentu saja tertabrak.

Mata mereka bertiga langsung terbelalak setelah menyaksikan kejadian barusan.

"Itu cewe ketabrak kan?" tanya Aji memastikan, karna ia tidak dapat melihat dengan jelas akibat terhalangi oleh mobil si penabrak.

Juan tertegun. "I-ii-ya bang." jawabnya bergetar. Ia lalu menghela napas dalam, karna tak percaya telah menyaksikan kejadian tragis itu langsung di depan matanya.

Mobil ugal-ugalan itu nampak mundur sejenak dan tidak lama setelahnya langsung menancap gas. Meninggalkan korban yang sudah ditabraknya. Hal yang biasa disebut tabrak lari itu benar-benar sudah terjadi.

"Eh tu mobil kabur gitu aja?!" kesal Aji. "WOY BERHENTI LO!!" teriaknya. "LO HARUS TANGGUNG JAWAB BRENGSEK!" ia benar-benar murka.

Aji semakin mempercepat laju mobilnya seraya terus membunyikan klakson, untuk memperingati mobil si penabrak agar segera berhenti.

Mobil ugal-ugalan si penabrak itu justru malah semakin melaju cepat, hingga Aji tidak sempat untuk menghadangnya.

"SIALAN LO BANGSAT!" umpat Aji. Ia membawa mobilnya, menghampiri si korban yang tadi tertabrak.

Mereka hampir sampai. "Bang, gue deg-degan." ungkap Juan yang masih merasa syok. Ia kemudian mengakhiri panggilan telepon yang sejak tadi masih tersambung dengan Sandra.

"Enggak. Enggak. Pasti bukan, kan?!" batin Aji yang panik tak karuan dengan pikiran yang mulai kalang kabut.

Angin semakin berhembus kencang. Pohon-pohon mulai bergoyang. Daun-daun berguguran dan berterbangan tertiup angin. Rintik hujan pun mulai membasahi. Di sana benar-benar sunyi. Hanya ada si korban tabrak lari dan mereka bertiga saja.

Mereka akhirnya sampai di posisi si perempuan malang yang sudah tergeletak di pinggir jalan, karna terpental saat ditabrak. Dengan posisi tubuhnya yang sedikit tengkurap.

Mereka bertiga bergegas turun dari mobil untuk memeriksa perempuan yang sudah tegeletak tidak sadarkan diri itu. Dengan kondisi yang sudah berlumuran darah yang teralir dari kepala ke sekitar tubuhnya, diakibatkan oleh benturan kuat saat terpental.

MAMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang