15

153 19 2
                                    

Selamat membaca

Aji sudah sampai di rumah pada pukul 21:16 malam.

"Den Aji yang pulang toh, saya kira den Dion." tutur Darti yang barusaja membukakan pintu rumah.

"Iya, bik. Malam ini kami gantian, karna besok Aji ada kelas pagi."

"Oh begitu ya, den ... Kondisi non Rara sekarang udah gimana den?"

"Belum ada perubahan bik, dia masih koma."

"Ya ampun non Rara. Bibik selalu berdoa semoga non Rara segera diberikan kesembuhan."

"Semoga, bik."

Terdapat harapan yang dalam dari kata 'Semoga' itu. Ya, Aji benar-benar berharap adiknya itu segera pulih dan hidup kembali. Mengingat kini kehidupan Rara hanya mengandalkan alat medis.

Tiada yang tahu kemana takdir akan membawa gadis itu. Apakah takdir akan membawanya pada kehidupan atau malah sebaliknya.

"Aji masuk ya, bik." lelaki itu lanjut berjalan menuju kamarnya.

"Iya, mas Aji." Darti mengunci kembali pintu rumah.

*

*

*

Pagi ini Aji berangkat ke kampusnya.

Seorang perempuan datang menghampiri dirinya yang barusaja melangkahkan kaki ke dalam kampus. "Kamu kemana aja sih?" tanya perempuan itu.

Aji hanya memasang wajah datar dan tidak merespon.

"Babe!" panggil perempuan itu sambil mencekal tangan Aji dan membuat langkahnya terhenti.

"Sell," Aji melepaskan pelan tangannya dari genggaman perempuan itu. "Sorry aku gak sempat buat ngabarin kamu beberapa hari ini." ia lalu menatap manik kekasihnya. "Aku lagi sibuk banget. Hari ini aku ada kelas pagi. Aku masuk duluan." ia kemudian lanjut berjalan meninggalkan kekasihnya.

"Nanti habis kelas kita ketemuan, ya?" tanya perempuan itu sedikit berharap.

"Lihat nanti." sahut Aji sembari berjalan cepat menuju kelasnya.

Sella memandang heran pada Aji yang pergi meninggalkannya begitu saja. Ia tahu, jika kekasihnya itu sedang bersikap dingin, berarti lelaki itu sedang tidak baik-baik saja.

Aji memang selalu menyembunyikan setiap masalah yang ia miliki. Laki-laki itu tidak ingin berbagi cerita pada siapapun dan hanya memendamnya seorang diri.

Aji berpikir 'orang terdekatmu sekalipun mungkin tidak benar-benar peduli padamu. Maka, sebisa mungkin kau harus menyelesaikan sendiri masalahmu tanpa melibatkan orang yang tidak ada hubungannya dengan masalah itu, apalagi sampai berhutang budi.'

~

~

~

Siang ini Aji masih berada di dalam kelas. Hanya ia seorang diri duduk sambil mengerjakan beberapa tugas yang belum sempat ia selesaikan.

MAMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang