2

367 51 114
                                    

Di pagi harinya. Rara terbangun di sebuah ruangan sejuk bercat putih dan berbau obat. Dan iru adalah kamar rumah sakit.

Gadis itu melihat ke sekelilingnya lalu mengernyit bingung. "Kenapa aku bisa ada disini ya?"

Ia melirik ke luar jendela. "Ini udah pagi?"

Sedetik kemudian ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. "Duh, kepalaku sakit banget."

Rara hendak turun dari brankarnya, namun tiba-tiba ada seorang perawat yang masuk ke dalam.

"Eh kamu mau ngapain?"

"Kamu jangan banyak gerak dulu!" tegur si Perawat.

"S-saya mau pulang, kak," ucapnya lirih karna tubuhnya yang terasa lemah.

"Kamu istirahat aja dulu disini. Kamu belum diperbolehkan pulang,"

"Saya akan bawakan makanan dan obat untuk kamu, tunggu sebentar ya!"

"Tapi kak, sekarang saya gak punya uang buat biaya rumah sakit. Saya mau ambil dulu ke rumah. Saya janji nanti saya balik lagi bawa uangnya." ucap gadis itu dengan menampilkan raut wajah polosnya, serta mata yang berbinar hingga membuat sang Perawat tersenyum gemas melihatnya.

"Kamu gak usah mikirin biaya. Sudah ada yang membayarkan biaya rumah sakit kamu kok," ujar Perawat tersebut lalu melangkah keluar dari ruangan. Meninggalkan Rara, author dan readers begitu saja.

Tidak sampai sepuluh menit, sang Perawat sudah masuk kembali dengan membawa nampan berisikan sarapan, obat serta buah untuk Rara.

"Ini sarapan kamu, ayo makan dulu!"

"Setelah itu baru minum obat, biar cepat sembuh." tutur sang Perawat sambil meletakkan nampan yang dia bawa di nakas samping brankar.

"Eh iya adek gemes, nama kamu siapa?" tanya si Perawat sambil tersenyum lebar.

"Namaku Rara kak. Eum, kalo nama kak Suster siapa?"

"Nama aku Reinata. Tapi aku biasa dipanggil Ina, jadi panggil aja aku suster Ina." jelas Ina.

"Baik, kak suster Ina."

"Eeum sus, Rara mau nanya, kenapa Rara bisa ada disini?"

"Dan Siapa yang udah ngebayarin biaya rumah sakit Rara?" tanya gadis itu panasaran.

"Yang membawa dan membiayai kamu itu adalah pak Agra Tirta pemilik rumah sakit ini. Lebih tepatnya, rumah sakit ini dulu milik ayah beliau yang dulunya seorang Dokter. Tapi karna ayah beliau sudah tiada, maka, Rumah Sakit ini sekarang dipegang oleh pak Agra."

"Tadi malam saat keluar dari mini market, beliau terkejut melihat seorang wanita tergeletak di dekat mobilnya dan ternyata itu adalah kamu yang sudah tidak sadarkan diri, karna pingsan. Terus beliau bawa kamu kesini dan kamu masih gak sadarkan diri sampai pagi tadi." lanjut Ina sembari mulai menyuapkan sarapan ke mulut Rara.

Rara hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Ina.

"Eh, kak suster, Rara bisa makan sendiri kok. Gak usah disuapin," tuturnya sambil tersenyum lalu mengambil alih sendok dari tangan Ina.

MAMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang