"Mbak senang kamu sudah kembali. Sudah lama kita tidak bertemu, Ra." ucap Reni yang sedang menemani gadis itu, bersama dengan Darti di dalam kamar Rara.
"Rara juga senang ketemu mbak Reni lagi." gadis itu tersenyum, senyuman manis yang selalu ia tampakkan kepada semua orang. Senyuman yang sempat hilang entah kemana, kini telah kembali.
"Non Rara, kita belum sempat kenalan kan?" kata bik Darti.
Rara menoleh ke asal suara. "Ibuk siapa?"
"Saya Darti, non. Non panggil saja saya bik Darti. Saya pembantu baru disini. Sebelumnya saya dulu sudah pernah bekerja disini selama belasan tahun. Sekarang saya kembali lagi," jelas Darti.
"Kenapa bibik berhenti bekerja?" tanya Rara.
"Saya dulu memutuskan untuk berhenti karna tidak ada yang mengurus suami saya. Karna anak saya sudah pada menikah dan tinggal di luar kota."
"Sekarang dimana suami bibik? Apa beliau ikut kemari?"
"Suami saya...sudah meninggal, non."
"Euh .. Saya turut berduka ya, bik. Maafkan saya, saya tidak bermaksud," Rara langsung merasa sungkan.
"Nggak papa non, santai aja." balas Darti.
"Bik, panggil Rara aja, jangan panggil non." kata Rara.
"Ah, baiklah Rara."
"Kamu belum lapar Ra? Kalau kamu laper biar mbak siapin makanan," kata Reni.
"Nggak usah mbak, Rara udah makan tadi. Rara juga lagi gak nafsu makan,"
"Kamu ada pengen sesuatu nggak?" tanya Reni.
"Sesuatu?"
"Iya, mbak pengen beliin kamu sesuatu atas kembalinya kamu dan selamatnya kamu dari kecelakaan waktu itu," ungkap Reni.
"Wah gak usah repot-repot mbak, Rara gak pengen apa-apa kok."
"Tapi kita harus tetap ngerayain sebagai tanda rasa bersyukur kita," kata Reni.
"Kamu mau makanan apa? Sate? Bakso? Nasi kuning? Nasi padang? Semur jengkol? .. Atau minuman? Jus? Susu? Sirup? Teh? Kopi? ... Atau cemilan deh, cake? Klepon? Onde-onde? Es krim?" tawar Reni antusias.
"Es krim?" sebut Rara.
"Es krim? Kamu mau es krim?" tanya Reni.
"Eum, Rara pengen nyoba es krim, mbak. Es krim itu enak ya?" kata Rara. Karna penasaran akan bagaimana rasanya es krim. Sebab ia belum pernah mencoba es krim selama hidupnya.
"Enak Ra. Kamu mau rasa apa?"
"Rasa apa aja terserah mbak Reni,"
"Coklat, kamu mau? Atau stroberi?
"Stroberi aja, mbak."
"Okedeh. Tapi gak sekarang ya Ra. Hehe tunggu bentar lagi mbak gajian," kekeh Reni.
"Iya, mbak.." Rara tersenyum canggung. Karna merasa tidak enak pada Reni.
***
"Kinan sayang. Kamu harus perhatikan kondisimu. Jangan ulangi kejadian tadi ya!" ucap Agra sambil mengelus lembut kepala putrinya.
"Kinan bosan di sini, pa. Kinan mau pulang."
"Iya, besok kita pulang. Sekarang kan sudah malam, ayo kamu tidur."
Kinan mulai memicingkan mata. Tidak butuh waktu lama, kini gadis itu sudah tertidur lelap.
"Mas, kenapa kamu mengiyakan permintaannya?" tanya Sandra dengan nada beribisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA || END
Fiksi Penggemar⚠️TW⚠️ Cerita ini mengandung unsur : violence, bullying, suicide attempts, illness, depression, bloody incidents. "Jangan panggil saya mama!" "Saya bukan mama kamu!" Cerita ini berkisah tentang seorang anak perempuan yang ingin memeluk dan dipeluk...