20

133 18 0
                                    

Pagi ini Agra datang menghampiri Rara. Ia masuk ke dalam ruangan Rara dan mendapati putrinya itu sedang duduk di kursi roda.

"Rara...?" sapanya.

Rara menoleh ke arah suara yang tidak asing di telinganya itu.

"Rara, kamu apa kabar nak?"

"Kamu bosan ya di sini?"

"Kamu mau pulang?"

Rara hanya diam dan kembali meluruskan pandangannya.

"Kalau kamu mau pulang, papa akan bawa kamu pulang sekarang juga."

"Huu anak pungut"

"Awas lo anak pungut"

"Eh ada anak pungut"

"Dasar anak sialan"

Tiba-tiba semua suara cacian itu terputar di benak Rara dan membuat air matanya berjatuhan.

"Kamu menangis?" tanya Agra risau.

"Maaf kalau kehadiran papa membuatmu bersedih,"

"Papa akan pergi." Agra kemudian pergi karna tidak ingin membuat perasaan putrinya itu semakin memburuk.

---

"Papa darimana?" tanya Kinan, saat Agra barusan masuk ke dalam kamarnya.

"Papa habis dari toilet,"

"Disini kan ada toilet?"

"T-tadi kan ada kamu di dalam, papa juga udah kebelet tadi."

"Oh, oke."

Cairan kental berwarna merah tiba-tiba keluar dari hidung Kinan.

"Sayang, kamu mimisan." Sandra mengambil 3 lembar tisu dan memberikannya pada Kinan.

"Ayo kamu minum obat dulu,"

"Daya tahan tubuh kamu itu lemah. Makanya kamu gak boleh capek-capek dulu dan harus banyak istirahat." Kinan hanya menurut.

---

Sore ini Aji, Dion dan Juan datang untuk menjenguk saudara perempuan mereka.

"Mama sama Papa pulang dulu ya sayang. Nanti Mama datang lagi."

"Papa?"

"Maaf nak, Papa besok harus pergi ke kantor. Saat pulang dari kantor Papa akan datang kesini."

"Okey Pa, Ma, hati-hati di jalan ya,"

"Iya sayang." Agra dan Sandra keluar dari ruangan Kinan.

"Kalian ngejenguk princess kesini gak bawa apa-apa? Seriously?" papar Kinan pada ketiga saudara laki-lakinya.

"Yeu elu mah. Syukur-syukur kita datang." timpal saudara kembarnya.

Kinan menyengir. "Hehe beliin gue jajanan dong,"

"Lo gak boleh sering makan jajanan." pungkas Aji.

"Sekali aja bang. Yah yah yaah.." gadis itu memasang wajah melasnya sambil merengek.

"Kagak!" tegas abang tertuanya.

Kinan memanyunkan bibirnya. "Yaudah deh mending gue drakoran." ia meraih ponsel di atas nakas.

"Mending lo makan buah aja nih biar gue kupasin," Aji mengambil buah Apel yang terdapat di nampan kemudian mengulitinya dengan pisau yang tersedia.

Setelah itu, Aji menyodorkan Apel yang sudah ia kupas. "Lo itu harus banyak makan buah,"

MAMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang