8

186 44 103
                                    

Keesokan paginya.

Rara sudah kembali sekolah seperti biasa.

Hari ini Sandra akan berangkat ke luar kota untuk pekerjaan dalam waktu kurang lebih 2 minggu.

Yes Rara merdekaaaa!!

Oh tidak. Rara belum merdeka karna masih ada Juan bersodara ygy ingat itu!

Kali ini Agra tidak bisa mengantarkan Juan dan Rara ke sekolah karna ia akan berangkat ke kantor lebih cepat dari biasanya.

Begitu juga dengan supir mereka yang akan pergi bersama Sandra selama 2 minggu.

Agra menitipkan Juan dan Rara pada Aji. Agar Aji saja yang mengantarkan adik-adiknya selama Agra tidak bisa mengantarkan mereka.

-
-
-

"Juan sayang, mama berangkat dulu ya. Kamu harus rajin ngerjain tugas sekolah, dan juga jangan sampai kamu bolos!" pesan Sandra pada Juan yang sedang memasang tali sepatunya di ruang tamu.

Wanita itu lalu berjalan menghampiri Aji dan Dion yang sudah berada di dalam mobil Aji.

"Aji, Dion, mama titip Juan. Pastiin dia selalu ngerjain tugasnya dan jangan sampe dia males-malesan buat sekolah! ... Dan juga selalu awasin si anak gak jelas itu, karna kita gak tau hal apa yang akan dia perbuat nanti selama tidak ada mama." amanah Sandra pada kedua putra tertuanya.

"Oke, ma."

"Mama berangkat dulu, ya .. Bye ganteng-gantengnya Mama," pamit Sandra.

"Bye, ma. Hati-hati di jalan."

Agra sudah berangkat kerja sejak tadi dan Sandra juga sudah berangkat ke luar kota. Yang tersisa hanya anak-anak mereka yang akan berangkat ke sekolah.

Juan sudah memasuki mobil Aji dan mereka sudah bersiap untuk berangkat.

Mendengar Aji sudah menyalakan mobilnya, Rara yang sedang memasang sepatunya di dalam rumah lantas mempercepat gerakannya lalu berlari terburu-buru ke luar.

"Bang Aji, tungguin Rara ..."

"Udah jalan aja bang. Gue ogah duduk bareng dia." ujar Juan yang duduk sendirian di kursi tengah mobil.

"Bang please bawa Rara.. Rara takut terlambat kalo harus nunggu angkot dulu. Rara mohon bang," pinta gadis itu.

"Rara duduk paling belakang juga gak papa bang. Rara mohon, boleh ya, bang?" ujar gadis itu sendu dan membuat Aji berpikir sejenak.

"Yaudah cepetan. Lo duduk dibelakang sono!" akhirnya Aji memberi izin. Walau Rara harus duduk di belakang sendirian. Itu sudah lebih baik daripada tidak sama sekali bukan?

"Iya, bang. Makasih ya," ucap Rara lalu bergegas masuk ke kursi paling belakang.

"Cih kenapa diiyain segala sih. Udah bagus dia gak usah sekolah aja. Gue malu kalo tiap hari harus berangkat sekolah bareng dia, yang satu sekolah udah tau kalo dia cuma anak pungut." batin Juan merasa kesal.

"Juan .. Selama gak ada mama, gue yang bakal pantau lo, jadi lo jangan males-malesan sekolah sama ngerjain tugas!" peringat Aji seraya fokus menyetir mobil.

"Hm." deham Juan.

"Lo juga yon, lo jangan keseringan tibsen apalagi ngemodusin banyak cewe! Mau jadi buaya darat lo?!" ceramahnya pada Dion.

"Dih sotau lo! Lo aja kali yang kerjaannya pacaran mulu. Gue sering ngeliat lo nongkrong bareng Sella." timpal Dion.

"Ya wajar dong, Sella kan cewe gue. Dan gue juga setia sama dia. Lah elo?"

MAMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang