18

109 15 0
                                    

Sudah sekitar seminggu Aji dan kedua adiknya tidak menemani Rara lagi di Rumah Sakit. Mereka hanya menjenguk sesekali dan itupun hanya mengintip dari luar ruangan.

"Mama, Papa sama Kinan jadi pulang hari ini kan?" tanya Dion.

"Iya. Gue sama pak Bobi mau jalan ke bandara buat jemput mereka," jelas Aji yang sudah bersiap untuk berangkat.

---

Malam itu pada pukul 20:34, Agra bersama istri dan juga putrinya sudah tiba di Indonesia. Mereka sekarang sudah sampai di rumah pada pukul 21:56.

Perjalanan dari bandara menuju rumah mereka memakan waktu yang cukup lama.

Ceklek

"Juan gantengnya kakaaak," Kinan yang baru masuk ke dalam rumah langsung berlari kecil menghampiri, lalu memeluk erat tubuh si adik bungsu.

Juan membalas pelukan serta menepuki sekilas punggung kakak perempuannya itu.

Kinan melepas pelukannya. "Makin ganteng aja adeknya kakak," tuturnya sambil menempelkan kedua tangannya di pipi adik bungsunya itu.

"Ekhm! Lo gak kangen gue?" papar Dion yang berada tepat di samping Juan.

Kinan menoleh sewot ke arah kembarannya, "dih sape lo?"

"Oh cukup tau." cetus Dion datar.

"Wleek!" Kinan menjulurkan lidahnya sekilas sebelum akhirnya memeluk erat saudara kembarnya.

"Sebenarnya gue males liat muka lo. Gue udah bareng lo sejak dalam perut mama bahkan sampe SMA. Untung aja nama gue bukan Dian Artami." oceh Kinan sembari melepas pelukannya.

"Idih, gue juga males kali berbagi satu ruangan rahim bareng elo. Kalo gue tau bakal punya kembaran model lo, udah gue tendang duluan lo," sewot Dion.

"Nyenyenyenyee," ledek Kinan.

Dion merotasikan bola matanya malas. "Btw lo udah sehat kan?" tanyanya kemudian.

"Ya menurut lo aja si. Udah ah gue capek, mau istirahat. Huaaah ngantuk." Kinan kemudian berjalan menuju kamarnya.

Begitulah Dion dan Kinan. Saudara kembar ini memang sering bertengkar, namun juga saling peduli.

Waktu kecil dulu, Kinan sering menangis jika tidak menemukan adanya Dion di sekitar dirinya. Padahal Dion sedang tertidur nyenyak di dalam kamar. Alhasil saat menemukan Dion yang sedang tidur siang di kamar, Kinan pun naik ke atas kasur Dion dan turut tidur bersama saudara kembarnya itu, dan mereka tidur dengan saling berpelukan.

Agra, Sandra dan Aji barusaja masuk ke dalam rumah setelah sibuk menurunkan barang-barang milik Kinan dari mobil.

"Dion, Juan. Apa kabar sayang-sayangnya mama?" Sandra memeluk erat kedua putranya.

"Sehat, ma. Mama sehat kan?"

Sandra hanya diam.

"Ma?"

Dion dan Juan melepaskan pelukan dari ibu mereka. "Mama nangis?"

Ibu 4 anak itu mengusap pipinya yang sudah dibasahi air mata.

MAMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang