Bab 11

849 62 3
                                    

Hai, selamat malam Minggu semuanya. Bagaimana malam Minggu sekarang? Jalan sama ayang? Apa cuman tiduran?

Tidak perlu tunggu lama lama lagi, yuk baca dengan sepenuh hati. Resapi dan nikmati..

Tandai jika ada typo👍

Happy reading..

°°°


Hari ini, jam ini, dan pada pelajaran kali ini adalah hal yang paling tidak disukai oleh Azila. Why? Karena hari ini adalah jadwal pas subur untuk mengajar di kelasnya selama tiga jam non stop tanpa embel embel istirahat lima menit dahulu.

Sedari tadi, mata imut dan mungilnya itu mengerjap ngerjap mencoba untuk tidak tertidur. Mulutnya sedari tadi menguap dengan kepalanya yang dia tompang pada tangannya.

"Matematika ilmu yang menyeramkan~"

Ya, pelajaran yang paling dihindari oleh Azila. Menurutnya, matematika itu layaknya Roller coaster. Hanya orang orang tertentu yang bisa menaklukkan nya. Dan ya, tentunya bukan Azila orang itu.

"Ngantuk banget dah, dari sepanjang pelajaran yang sudah dua jam ini. Yang gue pahami adalah... sederhanakan, evaluasi, beres."

Azila mengerutkan dahinya dalam saat melihat tulisan di papan tulis yang tidak dimengerti nya.

"Pak," ucap Azila sambil mengacungkan sebelah tangannya.

"Iya kenapa Azila, ingin ke wc?" tanya pak Subur yang seakan sudah paham tabiat Azila jika mengangkat sebelah tangannya, mengangkat tangan bukannya ingin menjawab tapi ijin ke wc.

"Ah elah, bapak. Siapa juga yang mau ke wc. Orang saya cuman mau tanya," ucap Azila dengan ketusnya.

"Biasanya kan kamu gitu, yaudah apa? tumben banget mau nanya, pertama kali loh," ucap pak Subur sambil menulis nama Azila di catatan murid aktif yang nantinya akan mendapatkan tanda plus.

"Ck, itu loh pak. Saya yang bego kagak ngerti, apa emang bapak yang keliru," ucap Azila sambil menunjuk salah satu jawaban yang diterangkan pak Subur.

"Hm, iya kenapa?" tanya pak Subur.

"Plus sama plus kalau ketemu kan plus ya pak, nah ini min sama plus kan min pak. Salah dong isinya, terus isi akhirnya harusnya dua per XY dua pak. Bener gak pak?"

Pak Subur terdiam dengan menatap papan tulis serius, kepalanya mengangguk angguk lalu menjentikkan jarinya seolah ucapan Azila tadi diterima.

"Lah iya ya, wah tumben Azila. Tepuk tangan buat Azila semuanya," ucap pak Subur lalu bertepuk tangan diikuti yang lain dengan beberapa siulan.

Seketika Azila berdiri sambil menghadap kepada teman temannya yang bertepuk tangan untuknya, "Wah hahaha, makasih makasih. Terima kasih kepada orang tuaku, terima kasih kepada teman teman yang selalu mensupport ku. Terima kasih juga kepada...aws! Jojo kamapret, sakit bego."

Joshua hanya tersenyum manis setelah menjitak kepala Azila dengan keras, sedangkan teman teman sekelasnya meringis ngilu mendengar suara jitakan Joshua, "Baru sekali dipuji, terbangnya kek mau dibawa malaikat. Tinggi beut, ini bukan penghargaan! duduk lo," ucap Joshua sambil berdecak pinggang.

"Ck, galak amat suami lo Al," gumam Azila pada Ayla yang duduk di belakangnya bersama Joshua.

"Suami suami, gue belum nikah," ucap Ayla sinis.

"Tinggal nikah apa susahnya," gumam Azila sambil berbalik kembali menghadap ke depan kelas saat mendengar teguran pak Subur.

°°°

Kini empat sekawan plus Selesa dan Abi berada di sebuah mall terbesar di kota mereka, tadinya sih Azila ingin me time. Tapi, karena si kampret Joshua tahu kalau Azila mau ke mall. Joshua langsung memberitahu sahabat serta Selesa untuk ikut dengan Azila.

Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang