Hai, kaum permen 🍬
Akhirnya, author bisa up lagi wkwkwk.
So, author menunggu antusias kalian. Jangan lupa tinggalkan jejak!
Happy reading 💅
°°°
Canggung! itu yang pertama kali Azila rasakan saat sudah sampai di tanah kelahiran pacarnya. Sudah sepuluh menit ini, Azila hanya duduk terdiam saat kedua pasutri paruh baya itu menatapnya dengan intens.
Sedangkan, Arsen dengan santai duduk sambil memakan kue jahe buatan bundanya.
"Ini cewek kan?" tanya wanita paruh baya itu sambil menatap Azila dengan mata menyipit.
"Iyalah cewek, yakali cowok," ucap Arsen, sedangkan Azila tersenyum kikuk. Gugup bertemu dengan calon mertua pertama kalinya.
"Kali aja, soalnya. Kamu kan pernah bawa boti."
uhuk, Azila tersedak dengan ludahnya sendiri lalu menatap Arsen dengan wajah tak percaya, "Mana ada bun, dia bukan boti. Tapi gemulai aja, lagian cuman temen" Bela Arsen.
"Ck, sama aja."
"Oh iya, nama kamu siapa sayang?" tanya bunda Arsen sambil menatap Azila lembut.
"Azila tan," jawab Azila dengan anggun, depan calon mertua harus anggunly dan sopan.
"Pacar Arsen? udah berapa lama? kok mau sama Arsen? diakan sudah tua?" ucapnya.
"Bun," rengek Arsen, Azila kembali menatap tak percaya dengan sikap Arsen.
"Emang kok, fakta ini. Kamu bentar lagi kepala tiga!" sembur bundanya.
"Em, bentar lagi sebulan tan," ucap Azila dengan berani.
Bunda Arsen seketika menatap Azila tak percaya, "Sebulan?"
"Eung iya tan," jawab Azila dengan bingungnya.
"Arsen. Kamu ngebet nikah? atau emang nafsu?" tanya Bundanya dengan wajah tak percaya.
"Apa sih bun, gak jelas banget. Belum Arsen apa apain juga, beda bun. Berlian inimah bukan dolar. Udah ah, Arsen mau beresin barang dulu. Bunda jaga pacar Arsen ya, jangan di apa apain," ucap Arsen lalu beranjak dari duduknya, tetapi sebelum itu dia mengusap kepala Azila lembut.
Bunda Arsen yang melihat Arsen beranjak dari duduknya pun langsung beralih duduk disamping Azila, Azila hanya duduk dengan kikuk, "Yang diucapkan Arsen itu benar? kamu belum diapa apain kan?"
"Eung, maksudnya gimana tan?" tanya Azila tak mengerti.
"Omo!" pekik bunda Arsen lalu segera menarik lengan Azila agar mengikutinya.
Kini, mereka berdua duduk di belakang rumah yang terlihat sejuk dengan suasana musim gugur.
Azila duduk di samping bunda Arsen dengan pelan, sedangkan bunda Arsen duduk menghadap Azila dengan senyum manisnya, "Mau bunda ceritakan?"
"Apa tan?" tanya Azila penasaran.
"Maaf ya, tadinya bunda berfikiran yang enggak enggak sama kamu dan Arsen. Bunda kira, Arsen kembali seperti dulu," ucapnya sambil tersenyum menenangkan.
"Maksudnya gimana tan?" tanya Azila masih tak mengerti.
"Hahaha, polos banget ternyata. Gini ya cantik, disini itu. Jika kita ingin menikah atau mempunya pacar, kita akan melakukan sebuah reproduksi terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kita cocok atau tidak? tapi, sepertinya Arsen kali ini sungguh sungguh."
Azila terdiam sebentar lalu mengangguk mengerti, "Ya jadi, tadi bunda syok banget. Masa belum sebulan udah cocok, eh ternyata dari hati paling dalam toh," lanjutnya lalu tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)
Teen Fiction"Kalau kamu suka yang manis manis, kenapa gak mau saya bucinin? bucin saya manis loh." Plop. Permen yang di emut olehnya keluar dengan kasar, "Mohon maaf pak, jika dibandingkan dengan permen saya yang harganya satu juta dolar alias gopean. Permen sa...