Hai, balik lagi nih sama Candy Obsession.
Author telat lagi, maafin ya. Baru baru ini author udah masuk belajar sambil bekerja, cape euy tapi untuk masa depan juga.
Tandai kalau ada typo.
Happy reading 💅
°°°
Jam empat sore waktu setempat, Arsen baru saja tiba di daerah Jakarta. Tempat terakhir dimana dia akan dinas kerja lembur bagai kuda, kaki jenjang nya itu berjalan dengan percaya dirinya di setiap koridor kantor cabangnya.
Sepanjang perjalan hanya ada beberapa orang yang belum pulang, mungkin mereka akan lembur dan biasanya jam lembur dari kantor Arsen sampai jam sepuluh malam.
Tidak boleh lewat, karena prinsip nya. Pekerjaan akan menjadi lebih baik jika waktu tidur atau istirahat cukup, tidak seperti kantor kantor lain jika ada waktu lembur sampai tengah malam atau bahkan dini hari.
"Anita, kau tidak usah lembur kali ini. Jika tugas yang saya berikan tadi selesai, kau boleh kembali ke hotel," ucap Arsen sebelum memasuki ruangan khusus untuknya yang selalu ada di setiap kantor cabangnya.
"Baik pak, sebelum itu. Ada yang bapak perlukan?"
"Tidak ada," ucap Arsen sambil membuka pintu ruangannya, tetapi tangannya terhenti kala mengingat sesuatu.
Arsen kembali membalikkan badannya menghadap Anita yang kini sudah berada di mejanya, "Eh Anita, apa barang yang saya inginkan sudah terkirim?"
"Sudah pak, mungkin saat ini barang yang bapak beli sedang dalam perjalanan menuju lokasi pak," ucap Anita sambil berdiri.
"Heum, lalu. Bagaimana dengan kejutannya?" tanya Arsen.
Anita mengambil sebuah tab lalu mengotak atiknya sebentar, "Ini pak, menurut saya, bapak harus melihatnya sendiri," ucapnya sambil menyerahkan tab itu kepada Arsen.
Arsen mengangguk sambil mengambil tab itu dengan santai, "Oke, thanks Anita."
"Iya pak."
Kini, Arsen duduk di kursi kerjanya dengan nyaman sambil memperhatikan bagaimana reaksi Azila setelah mendapatkan sebuah kejutan kecil darinya.
Senyum manis itu terukir kala melihat tingkah Azila yang seperti biasanya, Absurd. Entah, mendapat ide dari mana dan juga niat untuk apa. Arsen tiba tiba ingin memberikan itu semua kepada Azila.
"Manis," gumamnya sambil tersenyum.
"Cantik."
"Lucu."
"Candu, hahaha."
Arsen tertawa pelan lalu menggeleng gelengkan kepalanya, sepertinya. Lama kelamaan, dia akan gila jika terus seperti ini.
°°°
Sementara itu, kini di sebuah balkon kamar dengan nuansa permen itu berdiri seorang gadis cantik yang sedang merenung sambil melihat ke atas. Matanya tak berkedip melihat langit malam yang cerah, bersih, serta beberapa taburan bintang yang membuat semua orang tercengang melihat keindahannya.
"Hm, kalau kata dongeng dongeng nih ya. Kalau orang yang sudah meninggal itu bakalan jadi bintang yang paling terang, eh tapi..tergantung amalnya sih," ucapnya sambil menyimpan kepalanya di lipatan tangan yang bertumpu di pembatas balkon.
"Antara percaya dan gak percaya aja. Semoga aja bunda menjadi salah satu dari mereka, kayaknya. Jika itu benar terjadi, bunda pasti menjadi bintang yang paling terang se antariksa," ucapnya dengan antusias.
"Bunda, Azila kangen sama adek. Dia kan belum pernah makan permen spesial Azila, kasihan sekali adek. Nanti Azila kasih deh bun," gumamnya dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)
Teen Fiction"Kalau kamu suka yang manis manis, kenapa gak mau saya bucinin? bucin saya manis loh." Plop. Permen yang di emut olehnya keluar dengan kasar, "Mohon maaf pak, jika dibandingkan dengan permen saya yang harganya satu juta dolar alias gopean. Permen sa...