Bab 5

1.1K 77 6
                                    


Happy reading.

Jangan lupa vote dan komen, oke!

°°°




Azila duduk di atas trampolin bersama ketiga sahabatnya, saat pulang sekolah tadi mereka berencana untuk bermain sebentar sampai jam setengah enam.

"Tadi lo lama amat di ruang kepala sekolah, ngapain aja lo?" tanya Joshua mengawali.

"Gue disuruh rekap siswa berprestasi, ternyata anak sekolah kita pinter pinter. Gak nyangka gue," ucap Azila.

"Pasti ada nama gue nya," ucap Joshua. 

"Gue pun pasti ada ya kan?" tanya Airin.

"Iya iya, si paling berprestasi," ucap Azila malas.

"Tapi, rekap itu gak mungkin sampai hampir empat jam," sahut Ayla.

Azila berbaring di atas trampolin sambil menatap ketiga temannya, "Makan dulu dah gue, masa kerja gak dibayar. Enak tau makanan nya, si kepsek ternyata baik ya. Nanti gue kesana lagi deh."

"Gak waras, gini nih kalau tingkat malu sudah dibawah batas wajar," ucap Joshua.

"Biasalah, dia kan tukang malak," ucap Airin.

“Kalau lo Rin? gimana sama om Agas?” tanya Azila.

“Baik baik aja, nanti gue mau tunangan abis ulangan semester satu,” ucap Airin sambil mengambil handphonenya yang bergetar.

“Makan yuk, di lantai dua ada om Agas. Tadi dia ngajak makan bareng,” ucap Airin.

“Enak banget dah yang udah punya calon, apa apa diajak, apa apa di ingetin. Jadi pengen punya ayang,” ucap Ayla sambil mengganti kaos kaki khusus itu menjadi kaos kaki miliknya.

“Lah gak punya ayang pun lo selalu diingatkan sama si Joshua, lo bangun tidur pun dibangunin. Lo gak bawa uang, di bayarin. Lo sakit pun si Joshua yang menangani, kurang enak apa hidup lo,” oceh Azalia.

Kini mereka berjalan menuju lantai dua, Ayla menaiki eskalator sambil berbalik menyamping menatap Azila, “Kurang kasih sayang.”

“Jo, belai tuh si Ayla,” titah Azila.

“Lo pikir dia apaan pake di belai belai segala,” ucap Joshua sambil turun dari eskalator.

“Kucing anggora, ya manusia lah. Herman deh ah,” ucap Azila kesal.

“Gue gak suka kucing, jangan panggil gue kucing deh ah,” ucap Ayla, berbeda dengan ketiga temannya yang asik mengobrol. Airin malah asik dengan dunianya sendiri, maklum. Orang kalau bucin lupa segala, yang lain dianggap udara.

Mereka berempat masuk kedalam sebuah restoran cepat saji dengan Azila dan Joshua yang terus berbicara tanpa henti, hingga suara Airin mengalihkan pandangan mereka ke sebuah meja yang tak jauh darinya.

“Eh, ada pak kepsek tuh,” ucap Airin.

Azila melihat kemeja dimana calon Airin duduk dengan seorang lelaki yang tak lain adalah kepala sekolah mereka, “Ngapain tuh kepsek ke sini?” gumamnya bertanya tanya.

“Sore pak,” sapa ketiga teman Azila.

“Sore juga, silahkan duduk,” ucap Arsen.

Mereka segera duduk dengan Airin yang duduk di samping Agas dengan kursi yang memang khusus untuk berdua. Joshua yang duduk di kursi single samping Airin yang berhadapan langsung dengan Arsen, serta Azila dan Ayla duduk di kursi yang berhadapan dengan kedua pasangan yang ceritanya akan melaksanakan tunangan.

“Kalian main tanpa mengganti baju?” tanya Arsen.

“Hehe, iya pak. Lagian seragamnya ketutup sama jaket pak,” ucap Ayla.

Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang