Bab 15

716 51 0
                                    

Malam Minggu ke pasar malam
Jangan lupa beli permen kapas
ninaninut nunanina
Nininina nanunanu

Teng🔔 pantun nya gak lanjut, yang tau. Sok lanjutin.

Happy reading kawan.

°°°


Malam kini terasa dingin, angin yang menghembus pelan menerbangkan setiap helaian rambut yang sudah tergerai cantik itu. Suara deburan ombak terdengar beserta musik yang terdengar lirih dari earphonenya, senyum manis tak pernah luntur dari bibir kecilnya yang selalu berucap setiap detik.

"Sayang, sini," panggil seorang lelaki paruh baya yang kini sudah duduk di gazebo pinggir pantai dengan segala hidangan khas pantai yang menggugah selera.

"Woah, banyak banget makanannya!" pekiknya sambil berlari menghampiri gajebo.

"Ayo makan dulu, habis itu jalan jalan lagi," ajak pria paruh baya itu.

"Oke papa!" ucap Azila dengan riangnya lalu mulai melahap hidangan itu dengan antusias.

Ya, papanya yang sudah hampir setahun tidak pulang itu tiba tiba saja setelah dia pulang dari sekolah sudah ada di rumah dengan santainya meminum kopi dengan tab digenggamannya. Senang? tentu saja, siapa yang tidak senang jika orang tua yang jarang pulang tiba tiba ada dirumah dan bilang akan kembali menetap dengan nya.

"Gimana sekolah kamu sayang? masih bandel?" tanya Rigel, papa Azila.

Azila yang sedang asik menyeruput kaki lobster itu nyengir, "Gak usah tanya pa, pasti papa tahu juga."

"Ya kan papa maunya dengar dari kamu langsung," Azila tertawa lalu memeluk lengan papanya itu dengan muka menyebalkan.

"Uuu, papa cocweet sekali. Terharu adek," ucapnya dengan nada yang alay.

Rigel menghela nafas mengetahui tingkah anak satu satunya itu yang kuras waras, "Masih gak waras ternyata."

"Hehehe," Azila hanya terkekeh pelan.

"Cepat waras ya anak papa, nanti gak ada cowok yang mau loh," ucap Rigel bercanda dengan mengusap usap kepala Azila.

"Ih! ada kok yang mau sama adek, papa gak tahu ya. Adek selalu dapet bunga, coklat, boneka juga dari fans adek," adu Azila.

"Wah, famous juga ya anak papa satu ini," Rigel tertawa pelan mendengar aduan Azila.

"Iyalah, anak cantik selalu famous. Tapi pa, papa mau nikah lagi gak?" tanya Azila dengan wajah polosnya sambil memandang Rigel dengan penuh harap.

"Kenapa emang?" tanyanya.

"Eum, adek pengen adik bayi pa. Waktu itu kan gak jadi," ucap Azila dengan lesu.

Rigel tampak terdiam mendengar permintaan Azila, "Emangnya adek udah ikhlas sama bunda?" tanya Rigel.

Azila mengangguk, "Udah kok, waktu itu bunda pernah datang ke adek. katanya, kalau ikhlas nanti dapet permen jumbo dari bunda. Tapi tunggu waktunya dulu."

Rigel mengangguk lalu tersenyum tipis, "Kamu aja yang cari mommy baru buat kita, nanti kalau papa yang nyari. Kamu bakalan ngusir dia lagi."

"Hahaha, lagian papa nyari mommy apa nyari biduan. Nyari cewek kok yang pake bedak setebel dosanya, tete pake balon. Serem amat," ucap Azila, Rigel tertawa terbahak bahak kala mengingat kejadian itu. Sungguh, anaknya itu random sekali.

"Untung saja waktu itu adek gak sengaja nusukin jarum ke tetenya, eh malah meletus haha ngakak banget. Papa tau gak, bedaknya juga pake yang lima belas ribuan tahu, yang warna kuning itu iyuh. Kalau adek pakek pasti gatal gatal, apalagi pas Azila mau ngecek badannya. Bawang gorengnya banyak! hahaha!"

Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang