Bab 8

1K 61 0
                                    

Hai happy weekend semuanya, maaf ya author telat update. Harusnya update tadi malam, tapi karena malam tadi tangan sebelah kanan author ada sedikit kecelakaan jadi author bisanya up sekarang.

Happy reading, jangan lupa vote dan comennya.

°°°



Sore hari di kota kota besar memang selalu ramai tak terkendali, untung saja. Cuaca di sore hari itu cenderung cerah tapi tidak panas, hingga tak membuat suasana di jalanan kota terlihat sesak.

Tapi berbeda di sebuah cafe yang sepi ini, ntah karena selalu sepi atau karena pelanggan biasanya datang pada malam hari. Tapi suasana cafe terasa sejuk dan tenang, cocok untuk me time.

"Huah! pegel banget pinggang gue," Selesa meregangkan tangannya dengan santai.

"Lo udah selesai?" tanya Azila yang sedari tadi duduk menemani Selesa mengerjakan tugas sekolahnya yang menumpuk.

Ya, gimana gak numpuk. Wong hampir satu semester libur, untung aja gak di keluarkan. 

Selesa mengangguk lalu mematikan laptopnya, dirinya beruntung karena guru guru pelajarannya menyuruhnya mengerjakan tugas sekolah dalam bentuk dokumen. Jadi, tangannya tidak akan membengkak karena menulis beberapa bab buku.

"Huah, gila gila. Gue kek lagi bikin skripsi," ucapnya kala mengingat jumlah halaman yang dia ketik tadi.

"Heum, derita lo itu. Suruh siapa sakit," ucap Azila sambil mengutak atik handphone nya.

Selesa meminum jus nya dengan kasar lalu menyimpan kembali gelas yang sudah kosong itu, "Gue gak sakit ya! gue sehat bugar gini."

"Mana ada orang sehat opname di rumah sakit tiga bulan," Azila meliriknya sekilas lalu fokus kepada ponselnya kembali.

"Cih," Selesa terdiam tidak dapat menjawab lalu tangannya mengambil handphone yang beberapa kali bergetar.

"Lo mau pulang?" tanya Azila sambil menyimpan handphone di saku bajunya.

Selesa buru buru menyimpan handphone nya, "Nggak, gue malas ketemu nenek lampir. Gue nginep aja di rumah lo, ya? Ya ya ya."

Azila memutar bola matanya malas, "Ck, ya udah ayok. Tapi, lo harus bilang mama lo dulu. Awas aja kalau nggak, gue malas di omelin."

"Iya elah, santai itu mah," ucap Selesa.

Azila mengangguk lalu beranjak dari duduknya diikuti Selesa di belakangnya, kaki jenjang itu berhenti berjalan saat melihat pemandangan di seberang nya.

Azila menatapnya dengan tatapan kosong, bibirnya berdecak pelan lalu kembali berjalan menuju mobilnya tanpa menghiraukan tatapan Selesa.

Selesa terdiam melihat tingkah Azila lalu melihat ke arah dimana tadi pandangan Azila terkunci, "Bukannya itu.."

"Selesa! Ayo!"

Ucapannya terhenti kala Azila yang kini sudah berada di dalam mobil memanggilnya dengan muka jengahnya, Selesa mengangguk lalu berjalan menyusulnya.

"Azila?" 

Tanpa mereka sadari, sosok yang mereka pandangi tadi menyadarinya. Tatapan matanya menatap mobil yang dinaiki Azila dengan pandangan rumit.

"Zil, lo gak nyapa dulu?" tanya Selesa.

Azila terdiam sejenak, tangannya memegang setir mobil dengan erat, "Buat apa? gak penting, gue juga gak kenal."

°°°

Malam kini semakin larut, Azila duduk di kursi balkonnya dengan memegang sebuah permen gagang berwarna pink. Jari jari tangannya memutar permen itu dengan pelan, "Karena lo, sampai sekarang gue masih hidup."

Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang