Holla holla lola lita semua!!
So, bagaimana hari ini? Punya uang?
Kalau punya Alhamdulillah, kalau gak punya ya ngepet aja biar cepet wkwkwk 😂Tak usah basi basa lah ya, jangan lupa cek kalau ada typo, karena author gak sejeli itu dan kadang google dokumen juga sama. Jadi, author butuh bantuan kalian 🙏
Happy reading 💅
°°°
"yang kenceng dong! badan aja gagah, tenaganya kek Spongebob," ucap Anita dengan menatap Rigel tajam.
"Iya iya, nih kerasa kan?" tanya Rigel sambil mengencangkan pijatannya pada kaki Anita.
Anita tersenyum, "Hm bagus bagus, jangan berhenti."
"Iya nyonya," ucap Rigel sambil terus memijat kaki Anita.
Anita tertawa jahat di dalam hatinya, ada gunanya juga om om ini. Kalau begini, mungkin akan dia pertimbangkan?
"Ambilin itu, saya mau itu,"titah Anita sambil menunjuk toples yang berisi kacang polong.
Sekali lagi, Rigel hanya mengangguk patuh. Berbeda didalam hatinya yang berkali kali mengucap kata sabar, mood wanita saat tanggal merah seperti naik roller coaster.
"Tadi aja bilang gue-lo, sekarang saya kamu," gumam Rigel pelan.
"Hoam, pindah ke tangan," Ucap Anita sambil menguap, tak lupa merentangkan tangannya seolah menyuruh Rigel agar segera memijatnya.
"Sampai kapan by, tangan aku pegel," ucap Rigel.
"Nanti, jangan banyak bicara. Kerjain aja udah, susah amat kek gitu juga," titah Anita.
Rigel menghela nafas lalu segera memijat lengan Anita dengan pelan, takut banget dia tuh. Because, lengan Anita kecil kek tangan bayi.
Lima menit berlalu, mendengar helaan nafas beraturan. Rigel segera menatap wajah Anita yang ternyata sudah tertidur nyenyak.
"Hah, selesai juga," ucapnya sambil merentangkan tangannya dan juga jari jarinya yang terasa pegal.
"Pilihan anak memang tak pernah salah, cantik," gumam Rigel sambil mengelus lembut rambut Anita.
"Eummm," lenguhan Anita terdengar seolah terusik dengan elusan tangan Rigel.
Rigel segera menarik tangannya, lalu membawa handphonenya yang terdapat panggilan video dari Azila.
"Hai papa tersayang, kangen Azila gak?" tanya Azila diseberang telepon yang kini terlihat duduk di samping Arsen.
"Buat apa? Papa punya obat rindu sendiri, nih. Cantik kan?" ucap Rigel sambil mengarahkan kameranya pada Anita yang sedang tertidur.
"Cantiklah, siapa dulu dong yang milihnya," ucap Azila di seberang sana dengan percaya diri.
"Ngapain nih nelpon nelpon papa?" tanya Rigel sambil menyandarkan handphonenya di toples kaca yang berada di atas meja ruang tv.
"Mau minta restu," ucap Azila.
"Ngapain? Nikah? Nggak! Nggak bakalan papa restui sebelum papa nikah, pokoknya harus papa duluan yang nikah! Titik!" sambar Rigel dengan raut wajah yang terlihat tak bisa dibantah dengan ucapannya.
Azila terlihat memutar bola matanya malas, "Yaudah, buruan papa nikah sama calon mommy. Lama banget sih! Sat set sat set dong pah!"
"Yeu, dipikir ini papa lagi rebahan apa. Nih liat, papa lagi berusaha! berjuang!" ucap Rigel.
"Ok," Rigel mendengus sebal dengan Azila.
"Yaudah deh, Minggu depan nikah sana lah," titah Azila dengan santainya sambil terlihat sedang mengunyah sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Like Candy (On Going Lagi Ya)
Fiksi Remaja"Kalau kamu suka yang manis manis, kenapa gak mau saya bucinin? bucin saya manis loh." Plop. Permen yang di emut olehnya keluar dengan kasar, "Mohon maaf pak, jika dibandingkan dengan permen saya yang harganya satu juta dolar alias gopean. Permen sa...