16. Pengutaraan Jav

573 77 16
                                    

"Nggak bisa, Kinan, hati gue untuk orang lain."

Satu kalimat Javiar yang terus terngiang di telinga Kinan. Setelah mendapat penolakan, gadis itu kini duduk seorang diri di bangku taman dengan air mata yang berlinang. Kinan menangis dengan bahu bergetar hebat.

Sakit. Rasanya sesak ketika tahu Javiar sudah tidak lagi menaruh rasa yang sama terhadap dirinya. Bertahun terlewati dan dia tidak pernah mengira Javiar akan jatuh hati kepada wanita selain dirinya.

Kinan terisak. Gadis itu menunduk dalam, membuat helaian rambutnya turun menutupi wajah.

"Kinan?"

Tubuh Kinan menegang ketika terdengar seseorang menyapa. Gadis itu mengusap kedua matanya sebelum akhirnya mendongak, menatap Shreya yang tengah berdiri di hadapannya.

"Kamu Kinan, kan? Aku Shreya." Shreya mengenalkan diri. Seulas senyum manis terpatri di wajah gadis itu.

Kinan tidak bereaksi. Gadis itu menatap Shreya dengan pandangan datar. Membuat Shreya menipiskan bibir dan bergerak sungkan duduk di samping Kinan.

"Kamu kenapa nangis?" Shreya yang sedari tadi memperhatikan, memilih bertanya ketika melihat sembab di kedua bola mata Kinan.

Kinan tidak membalas. Dia memang kenal Shreya, tapi tidak mengenalnya secara dekat. Dulu, sewaktu masih menjalin hubungan dengan Javiar, dia sering melihat kedekatan Jav dengan Shreya.

"Aku tahu kamu," lirih Kinan. Membuat Shreya terkejut karena ternyata Kinan mengenalnya lebih dulu. "Aku sering lihat Javiar dekat sama kamu."

Shreya terdiam.

"Iya, kita temenan dari kecil," ucapnya kemudian.

Kinan menatap Shreya dengan pandangan yang sulit diartikan. Membuat Shreya mengerutkan kening, karena dia merasa seolah ada begitu banyak hal yang ingin Kinan utarakan. Ya, meski dia tidak tahu tentang keberadaan Kinan selama ini. Javiar tidak pernah bercerita kalau dulu dia pernah memiliki kekasih.

"Kenapa?" Shreya bertanya, yang langsung dibalas gelengan pelan Kinan.

"Enggak," katanya, "aku cuman ngerasa kamu beruntung bisa jadi teman Javiar. Javiar kelihatannya baik banget kalau sama kamu."

"Jav bukannya emang baik ke semua orang, ya? Kemarin waktu kamu minta antar pulang, dia mau-mau aja tuh," ucap Shreya.

Kinan tertawa pelan mendengarnya. Itu pasti karena Jav terpaksa.

"Nggak ada orang baik yang ngatain orang murahan, Shreya." Kinan berucap pelan, namun masih bisa didengar jelas oleh telinga Shreya.

Shreya mematung. Gadis itu menatap Kinan dengan pandangan penuh selidik.

"Jangan bilang, Jav bicara gitu sama kamu?" terka nya, yang ditanggapi dengan keterdiaman oleh Kinan.

Tanpa sadar, air mata Kinan kembali luruh. Gadis itu  terisak lagi dengan bahu bergetar. Membuat Shreya semakin yakin kalau Javiar telah melakukan hal yang ada dalam benaknya.

* * *

Memasuki waktu pulang sekolah, Shreya menanti kehadiran Javiar dengan duduk di motor lelaki itu. Dari kejauhan, ia dapat melihat dengan jelas senyum yang terukir di wajah Javiar.

SHREYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang