05. Pertanyaan

32 4 0
                                    

Vio merasakan tarikan ringan di tubuhnya. Tapi hanya sesaat. Suara-suara sekitarnya juga berubah. Sangat hening dan berbeda dari tempat semula dia dan Kai berada tadi. Dia ingin membuka matanya tapi dia enggan. Entah kenapa dia menuruti permintaan Kai. Rasa percaya yang diminta Kai membuatnya melakukannya.

Pelukan Kai terlepas. Tempat yang didudukinya juga sudah terasa berbeda. Terasa lembut dan empuk. Aroma tempat itu juga wangi dan membuat nyaman. Belaian pelan terasa di bahunya.

"Kau bisa buka matamu!" Bisik Kai di telinganya seperti hembusan angin lembut yang hangat.

Vio bergidik dan berjengit lalu membuka matanya cepat. Yang pertama dilihatnya adalah wajah cantik itu. Kai... Ah...haruskah dia bilang Kai itu cantik? Tapi...dia memang cantik. Pria yang cantik  di dalam ketampanannya. Dia tampan sekaligus cantik. Vio bingung bagaimana menggambarkannya. Kali ini dia cukup lama menikmati tampilan di depannya ini. Sangat dekat sehingga dia bisa melihat detail wajah itu. Putih...bening dan halus, mata yang menawan dengan warna madu yang manis. Hmmm...honey!! Hidung yang kecil dan sedikit mancung, proporsi yang pas. Dan...bibirnya...Vio menelan ludah kasar. Dia ingin menyentuhnya. Dia ingin mengusapnya. Dia ingin...melakukan semua yang tidak pernah dia bayangkan bisa dia inginkan pada seorang pria. Bahkan tanpa sadar tangannya terangkat dan menyentuh bibir itu. Ibu jarinya menyentuh bibir bawah Kai dan itu terasa sangat lembut. Vio bisa rasakan ada suara terkesiap kecil di bibir itu. Hembusan napas hangat yang keluar dari sela bibir hati itu membuatnya sedikit gila. Mata Vio tak mau lepas dari bibirnya. Napas Vio tertahan dan dia bisa rasakan jantungnya berdegup kencang.

"Vio...!" panggilan pelan Kai seolah menyadarkannya.

Vio menatap mata Kai lalu menurunkan tangannya perlahan dengan enggan. Dia berdehem untuk mencoba meredam hasratnya yang aneh. Setelah itu dia mulai melihat sekelilingnya. Sepertinya mereka di sebuah ruangan atau tepatnya sebuah kamar. Sangat nyaman dan bersih. Kamar itu besar dengan barang secukupnya. Tidak berlebihan. Tempat tidur besar dengan seprei biru navy yang elegan. Mereka duduk di sofa yang tidak terlalu besar yang berada tepat di samping jendela kamar. Tirainya juga berwarna biru navy. Sepertinya pemilik kamar ini penyuka warna itu. Ada seringai kecil di sudut bibir Vio. Dia suka nuansa kamar itu karena itu juga warna kesukaannya. Sebagian besar pakaiannya berwarna biru navy. Tapi ini dimana?

"Ee...kita dimana?" tanya Vio dengan tatapan ingin tahu. Kai masih setia duduk di sebelahnya, sangat dekat. Vio merasa mereka seperti lem. Ini lucu tapi juga sangat...imut.

"Rumahku," jawab Kai singkat.

"Oya??" Vio mengerjap lalu seakan ada yang baru membuatnya tersadar. "Ba-bagaimana bisa? Ta-tadi kita di...dan...a-apa yang terjadi?" Seakan baru bangun dari mimpi, Vio mulai sedikit bingung. Bukan...bukan sedikit tapi sangat...sangat bingung. Tangannya bergerak kikuk dan kepalanya menoleh kesana kemari mencari penjelasan.

Kai tidak menjawabnya alih-alih bangkit lalu mengisi air minum dari teko kaca ke gelas kosong di atas meja baca. Dia membawa gelas air itu pada Vio.

"Minumlah dulu!Tenangkan dirimu! Aku akan jelaskan nanti," kata Kai tenang.

Vio terdiam tapi masih dengan wajah bingung. Diambilnya gelas air itu dengan segera dan langsung meminumnya hingga habis. Dia menghembuskan napas dengan keras.

"Baiklah...jelaskan!" Tuntut Vio dengan tatapan tajam. Tangannya mencengkram gelas kaca dengan keras hingga jemarinya memutih.

Kai melihatnya lalu duduk kembali di sebelah Vio. Diambilnya gelas dari tangan Vio yang baru disadari Vio kalau dia sudah terlalu keras memegangnya. Sepertinya dia diserang panik.

Vio menunggu. Kai meraih sesuatu dari dalam laci besar di meja sebelah sofa. Sebuah kotak obat. Melihat itu Vio mulai merasakan perih di siku dan lututnya. Baiklah...dia terluka dan akhirnya dia sadar. Oh...situasi ini benar-benar kacau dan aneh. Dalam beberapa hari ini saja hidupnya terasa aneh sejak bertemu dan terlibat dalam kasus si kembar. Dan Kai...terlihat sangat santai. Hufh...

My Dearest 'Calmee' (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang