13. Malam menggoda

28 3 0
                                    


”Hhff...tunggu!”

Kai mendorong pelan tubuh Vio yang sudah sangat panas menempel padanya. Pria besarnya menatap bingung dengan mata penuh gairah. Bibir keduanya sudah memerah dan bengkak. Napas hangat menyatu di udara. Cahaya liontin pun mulai menyebar di sekeliling tubuh keduanya. Aura birahi terasa sangat kental.

”Hh...sekarang apa?” tanya Vio dengan suara berbisik. Dia sudah tidak bisa menahannya lebih lama. Selangkangannya terasa sakit. Jari-jarinya membelai di balik kaos Kai dengan kesabaran yang dibuat-buat. Bola matanya yang hitam terlihat semakin pekat.

”Ada...sesuatu lagi tentang dirimu...hh...yang harus kau tahu...” jawab Kai sambil membelai pipi Vio dengan lembut. Matanya penuh dengan cinta yang meluap-luap hingga membuat Vio merasa terbang.

Sungguh warna honey yang sangat menyilaukan!!!

Gerakan jemari Vio terhenti lalu perlahan bangkit dan duduk diikuti oleh Kai. Cahaya liontin pun ikut memudar perlahan seiring teralihnya perasaan keduanya.

”Apa maksudmu? Selain aku adalah manusia setengah peri lalu apalagi? Masih ada kejutan yang lain?” tanya Vio lagi. Dia semakin penasaran. Semua hal baru setiap hari selalu mendatanginya. Kadang dia tidak siap menghadapi esok hari karena selalu saja ada kejutan yang tidak masuk akal bagi manusia biasa.

Tapi...yah...aku bukan manusia biasa, kan?

”Di dunia kita, setiap 100 tahun sekali akan lahir seorang manusia pilihan yang kami panggil Scelta. Dia bisa seorang pria ataupun wanita. Dilahirkan dengan kelebihan yang unik. Karena itu dia adalah pasangan yang ditunggu oleh para anggota ketiga kelompok. Dia akan menjadi pendukung kekuatan pasangannya dan juga pelindungnya.”

Kai berhenti sesaat untuk melihat reaksi Vio. Pria itu masih berwajah datar tapi keningnya berkerut. Dia tampak sedang berpikir.

”Lalu...?” tanya Vio kemudian dengan polosnya.

”Dia telah muncul...dan...aku sudah bertemu dengannya.” pancing Kai untuk melihat respon Vio selanjutnya.

”Benarkah?” Vio terkejut dan terpana. Kecemburuan tampak jelas di gerak tubuhnya yang menjadi kaku. ”Jadi...kau juga menginginkannya sebagai...ee...pasanganmu? Yah—seperti para anggota kelompok yang lainnya itu? Kau akan meninggalkanku? Oh...tidak, aku sangat kecewa, kau tahu.” Vio terus mencecar Kai dengan frustrasi.

Vio terlihat kecewa dan juga khawatir. Dia gak nyangka kalau Kai akan meninggalkannya demi Scelta idaman itu.

Melihat sikap Vio rasanya Kai ingin menciumnya saat ini juga untuk menghilangkan kekhawatirannya. Dia yakin Vio belum bisa menebak siapa  Scelta itu 

”Yah...aku menginginkannya...sangat ingin. Karena itu aku selalu bersamanya.” Kai menangkup wajah Vio dengan kedua tangannya. Dia menatap mata hitam pekat pria terkasihnya. Suara merdu hipnotisnya memang tidak bisa mempengaruhi Vio tapi paling tidak Kai harap pria itu jadi lebih tenang.

”Bagaimana kau bisa mengatakan ini dengan sangat tenang? Lalu apa aku bagimu, Kai? Apa kau sedang menggodaku sekarang?” Vio berkata dengan suara serak dalam kemarahan. Kekecewaan itu semakin terasa. Kedua tangannya mencengkram bahu Kai dengan kuat. Dia gak rela melepaskan Kai untuk orang lain walaupun orang yang dimaksud itu mungkin sangat membantu kehidupannya.

Maaf Kai...tapi izinkan aku menjadi serakah.

Bibir Vio terasa hangat dan basah karena ciuman Kai yang tiba-tiba. Untuk sesaat dia terpaku tapi kemudian dia meraih tubuh jangkung yang cantik itu dan mendekapnya dengan erat. Dia tak ingin kehilangan sosok cantiknya. Ciuman berbalas dan saling menggoda membuat keduanya terengah-engah.

My Dearest 'Calmee' (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang