06. Welcome to the club!

22 4 0
                                    


"Oo...kalian sudah sampai." Luca muncul dari balik pintu ruang ganti kafe. Wajahnya terlihat serius. Dia melihat Vio dan Kai secara bergantian. "Sota sedang ada tugas luar...jadi kita belum bisa bicara sekarang. Lagipula kafe sedang ramai."

Vio masih terpana dan bingung. Dia menatap Luca dengan mulut menganga. Terlihat lucu di mata Kai dan ini membuatnya terkekeh. Vio menoleh padanya dan mengangkat kedua tangannya seakan menuntut jawaban.

"Vio...kami butuh kau di luar kalau kau tidak sedang...sibuk," celetuk Luca memecah keheningan dan menyeringai usil.

Vio langsung bangkit walau lututnya masih sedikit nyeri.

"Apa lukamu masih nyeri, kak?" Tanya Kai khawatir.

"Ya...sedikit. Tapi it's okay."

Vio menyusul Luca yang sudah lebih dahulu berlalu. Kai segera bangkit dan memegang sebelah lengan Vio.

"Aku baik-baik aja, Kai. Hanya luka kecil."

Kai melepaskan pegangannya dengan ragu. Vio berjalan di depannya dengan langkah pelan. Kai tahu, Vio bukan pria yang lemah. Dulu dia sangat hebat di mata si kembar. Anak laki-laki yang mampu menjaga mereka berdua walau hanya sebentar.

Luca benar. Kafe sangat ramai. Vio masih bingung dengan Sota yang ada tugas luar. Selama ini, yang dia tahu, mereka tidak pernah melakukan delivery order ataupun  jenis tugas luar lainnya. Jadi...tugas luar apa yang dimaksud Luca, dia masih bingung. Sota memang sering menghilang beberapa kali tapi alasannya adalah karena ada kepentingan di luar. Hari ini benar-benar aneh. Stok pertanyaan Vio semakin banyak. Dan dia bertekad bahwa ketiga pria itu harus menjelaskan semuanya.

Kai mencari tempat duduk di sudut counter. Dia melihat kesibukan Vio cs. Vio lebih banyak berdiri di meja kasir karena dia belum bisa bergerak banyak, Luca bertugas di meja pembuat kopi sedangkan seorang pemuda lainnya, yang kemudian diketahui Kai bernama Sam, bertugas mengantarkan pesanan. Kai menyukai kekompakan mereka. Dia sudah pernah melihat mereka bekerja saat malam pertama dia datang ke kafe ini. Hanya saja saat itu dia melihat semuanya dari luar kafe. Sekarang semuanya terlihat menarik bila dilihat dari dekat. Dia bisa melihat apa saja kegiatan mereka. Vio melayani pemesanan dengan ramah. Senyumnya yang sangat maskulin mampu membuat pelanggan wanita tersenyum malu-malu dan wajah mereka bersemu merah. Ada sedikit rasa tidak suka di hati Kai. Dia tidak tahu kenapa. Tapi...keramahan Vio membuat hatinya sedikit...cemburu.

Sesekali Kai juga melihat Vio suka mengganggu Sam. Kalau sudah begitu, Sam langsung cemberut dan merajuk walaupun cuma sebentar. Vio tertawa sangat renyah dan mengacak-acak rambut Sam agar pemuda itu tidak marah. Alhasil...Sam pun tersenyum. Mereka terlihat mesra. Kecemburuan Kai semakin besar. Bagaimana Vio bisa begitu mempesona banyak orang? Tidak hanya wanita tapi juga pria.

Melihat itu semua membuat Kai mengalihkan pandangannya ke luar kafe. Langit mulai gelap. Di luar hanya ada segelintir orang yang lalu lalang. Lalu matanya melihat sesosok pria di balik pohon di seberang jalan. Pandangan pria itu terlihat terpaku pada kafe. Kai berusaha memfokuskan matanya untuk melihat lebih jelas. Pria itu berpakaian hitam-hitam, berkacamata hitam juga dan terlihat...mencurigakan. Hati Kai tidak tenang tapi di luar sebaliknya. Dia berjalan ke pintu kafe dan keluar dengan hati-hati. Dia tidak ingin pria itu menjadi terlalu waspada.

Kai berdiri di depan kafe dengan masih menatap pria itu. Si pria yang menyadari hal itu menunduk dan terlihat agak gugup. Kai mulai berjalan secara perlahan ke arahnya dengan tetap menatapnya. Dia tahu...walau pria itu memakai kacamata, dia masih bisa dihipnotis. Tapi sepertinya pria itu tahu dengan yang dilakukannya. Si pria selalu menoleh kesana kemari menghindari tatapan Kai. Saat Kai semakin dekat, pria itu segera berbalik dan berlari menjauh.

My Dearest 'Calmee' (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang