19. Sisi Lain Sam

17 1 0
                                    


"Wow!?!?!"

Seruan nyaring keluar dari mulut Sam. Dia berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya yang sedikit goyah akibat teleportasi.

Sota menarik tangan Sam dan membantunya berdiri dengan baik.

"Hei! Kau okay kan?" Tanya Sota khawatir.

Sam mengangguk beberapa kali sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Di sisi kanannya hanya ada pepohonan berbaris rapat dan gelap. Bisa dipastikan itulah Hutan Utara yang mereka tuju. Sementara itu mereka berdiri di jalan raya yang tidak terlalu lebar. Langit terlihat cerah karena banyak bintang jadi suasana tidak terlalu kelam. Karena itu Sam masih bisa melihat sedikit.

"Sota!!"

Panggilan Vio terdengar tidak jauh dari mereka bertiga. Dalam sekejap pria itu sudah tiba di depan mereka. Dia mengatur napasnya sebelum bicara.

"Hai, Sam!" Sapa Vio ramah di dengan mengangkat sebelah tangannya. Wajah Vio terlihat lelah.

"Hai! Dimana Kai?" Sahut Sam cepat.

Sam tidak mau membuang waktu dengan banyak bicara. Dia harus segera melihat kondisi Kai karena dia juga punya misi yang lain. Dia belum bisa menceritakan apapun pada teman-temannya sebelum bertemu Kai. Masalah ini setidaknya memunculkan secercah harapan yang sudah ditunggunya selama beberapa tahun ini.

Ketiga pria itu menatap Sam sebentar.

"Sam...sebelum itu ada yang harus kau tahu. Mulai malam ini kau harus merahasiakan apapun yang kau lihat dan ketahui!" Pinta Vio tegas.

"Hmmm...oke, gak masalah. Itulah yang kulakukan selama ini." Jawab Sam santai. Hal ini membuat yang lain tertegun.

Wajah-wajah heran membuat Sam menghela napas berat.

"Oh sudahlah...nanti saja kita bahas itu. Sekarang lihat Kai dulu. Ayo!!" Sambung Sam lagi dengan tak sabar.

Vio menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan keras. Dia mulai berjalan cepat di depan yang lain ke arah rerimbunan pohon yang gelap.

Sota, Luca dan Sam mengikutinya dengan kecepatan yang hampir sama tanpa ragu. Tapi ketika Vio menapaki sisi dalam Hutan Utara mereka bertiga terhenti sesaat di belakang. Tanah dan rerumputan yang dipijak Vio bersinar indah. Sinar itu seperti percikan air yang menyeruak di sekitar telapak kakinya. Seketika itu juga tubuh Vio diterangi cahaya dengan penuh warna indah. Selain itu yang membuat mereka menahan napas adalah adanya cahaya-cahaya kecil yang berterbangan mengikuti Vio. Mereka bisa melihat bahwa itu sekumpulan peri keci. Para peri itu mengeluarkan suara-suara dengungan yang terdengar menyedihkan.

Ketiga pria itu saling pandang.

"Oh astaga!! Indah sekali." Seru Sam tertahan. Matanya berbinar dan mulutnya menganga tanda takjub.

Sota dan Luca tersadar lalu melihat Vio yang sudah mulai jauh di depan.

"Ayo cepat! Bisa-bisa kita kehilangan dia." Ajak Luca sambil menarik lengan Sota.

"Mana mungkin bisa hilang. Kau lihat, kan. Dia bersinar. Ini rumahnya. Hutan ini menyinari dirinya. Hah!!! Dia benar-benar pangeran yang berharga." Sahut Sota sambil mengikuti Luca. Dia masih belum bisa menerima kenyataan tentang siapa sebenarnya Vio.

Ketiganya langsung berlari cepat dan menyusul Vio yang terus berlari ke dalam hutan.

Sam melihat semua keajaiban itu. Dia tahu rahasia Sota, Luca dan Kai tapi tidak dengan Vio. Pria itu bukan bagian dari ketiga kelompok. Sebelum bekerja di kafe, dia sudah tahu tentang keberadaan Hope, Seeker dan Calmee. Pengamatannya yang tajam membuat dia bisa mengenali perbedaan mereka. Selain itu dia juga bukanlah manusia biasa seperti sangkaan ketiga temannya selama ini. Dia juga punya rahasia yang kemungkinan akan terbongkar malam ini juga.

My Dearest 'Calmee' (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang