23. Pesan

9 1 0
                                    


Hutan Barat masih sama seperti dalam ingatan Vio. Suram dan gelap, terkenal dengan hewan-hewan liarnya dan juga kolam air terjun yang unik. Pertempuran dengan kelompok Reina meninggalkan puing-puing markasnya yang membuat Vio kesal. Hutan terlihat buruk. Terlintas dalam pikirannya untuk membersihkan sisa puing sebisanya setelah suasana lebih kondusif. Dia akan meminta bantuan para penghuni hutan dan juga izin mereka. Hutan Barat adalah rumah mereka jadi tentu saja dia harus tetap menghormati penghuninya.
Dan yang paling diharapkannya adalah sudut hutan yang indah tempat berkumpulnya seluruh penghuni masih dalam keadaan yang sama.

Sam berjalan bersisian dengan Vio. Dia merasakan kesuraman hutan itu. Bukan rasa takut tapi rasa penasaran dan tertarik dengannya. Terlebih sosok Vio yang tak henti-hentinya membuat kejutan. Kekagumannya semakin besar.

"Apa yang terjadi di sini?" Tanya Sam setelah melihat puing markas Reina.

Vio menatap berkeliling dan menghembuskan napas dengan keras.

"Perang...dan itu sudah membuatku marah." Jawabnya sambil lalu dan segera berlalu dari sana.

Sam berlari kecil mengikuti langkah Vio menuju suatu tempat. Setelah berjalan beberapa waktu mereka tiba di sebuah lapangan rumput yang tidak terlalu luas. Sam terperanjat karena beberapa hewan ada di sana bahkan banyak lagi yang mulai mendekat berkumpul. Beberapa peri kecil juga turut bergabung di antara mereka. Yang semakin membuat Sam takjub adalah mereka semua berkerumun dengan tertib di hadapan mereka berdua...atau tepatnya dihadapan Vio.

Vio berdiri dengan gagah namun penuh wibawa. Wajah lega dan puas karena melihat semuanya baik-baik saja terlukis jelas di wajah tampannya. Dia tersenyum lebar. Perlahan dia maju dan mendekati mereka. Saat berdiri tepat di depan si raja hutan, singa yang sangat besar, dia mengelus surainya dengan bangga. Mata Sam terbuka lebar menyaksikan dengan napas tertahan.

"Hai semuanya! Aku senang melihat kalian lagi." Sapa Vio dengan suara berat.

"Aku butuh bantuan kalian."

Suara lenghuhan beberapa hewan, dengungan peri dan kepakan sayap burung menyahuti Vio.

"Ada orang asing yang masuk ke hutan ini. Kami mencarinya. Apa kalian tahu dimana dia?"

Lagi, sahutan mereka terdengar sambung menyambung.

Sang singa bergerak pelan menuju suatu tempat ditemani beberapa hewan liar lain dan juga para peri kecil. Vio segera mengikuti mereka dengan tetap berpegangan pada si singa. Sam juga mengikuti dari belakang dengan tetap menjaga jarak aman. Dia masih belum percaya diri untuk mendekati para hewan itu.

Mereka tiba di depan pintu gua yang sangat besar. Sekelilingnya terkesan gelap dan hawa dingin menyelimutinya. Sam memeluk dirinya sendiri. Mungkinkah ada orang yang bisa bertahan hidup di tempat ini? Pertanyaan itu menggantung di benaknya.

"Terimakasih semuanya, kalian bisa meninggalkanku sekarang!" Ucap Vio pada para makhluk di sekitarnya.

Mereka meninggalkan Vio satu persatu tapi sang singa bertahan. Dia duduk di atas sebuah batu besar di sisi pintu gua. Vio tersenyum menatapnya. Dia mengangguk sekali lalu beralih pada Sam dan melambaikan tangannya.

Sam berjalan cepat menghampiri Vio.

"Ada seseorang di dalam tapi belum tentu juga dia si alpha itu. Apa kau merasakan sesuatu? Ee...seperti aroma feromon misalnya?" Tanya Vio antusias.

Sam menarik napasnya dalam-dalam. Dia mengendus beberapa kali lalu dia menggeleng.

"Mungkin kita harus masuk, Vio. Siapa tau aku bisa merasakannya. Ayo!" Ajak Sam dengan semangat. Dia segera masuk ke dalam dengan langkah hati-hati karena banyaknya batu-batu tajam di pintu gua.

My Dearest 'Calmee' (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang