17. Kerinduan

18 4 0
                                    


Grepp

Dekapan erat dari belakang di pinggang Vio menyentak tubuhnya saat baru saja masuk ke dalam rumahnya. Perjalanan terbang dengan sayap besarnya pulang dari Hutan Utara membuat tubuhnya dingin. Dekapan yang tiba-tiba itu sontak memberikan kehangatan pada tubuhnya.

Vio tersenyum. Dia kenal dengan pelukan itu. Pelukan kekasih yang sangat dirindukannya. Bagaimana dia bisa lupa dengan kehangatan dan kelembutan Calmee–nya. Semua sisi dan sentuhan Kai sudah tertanam di seluruh sarafnya. Cahaya cinta juga menyebar ke sekitar mereka berdua.

Ahhh...mmm

Kai tertawa renyah.

”Suara desahanmu sangat enak didengar.” bisik Kai di telinga Vio disertai dengan jilatan basah.

Vio bergidik dan semakin mendesah. Matanya memejam merasakan nikmat basah yang hangat.

”Sentuhanmu...ugh...aku suka.” ucap Vio sambil berbalik lalu segera mengangkat tubuh Kai dan menggendongnya ala koala.

Kai terkejut dan refleks melingkarkan kedua tangannya di leher Vio.

”Nataya!!!” pekik Kai merdu.

Wajah putihnya yang cantik sungguh membuat jantung Vio berdebar. Rona merah menyebar di kedua pipinya. Matanya menyapu seluruh wajah itu. Dia merindukannya.

”Kenapa? Ini salahmu. Kau terlalu lama pergi. Apa kau tidak rindu? Kau sungguh jahat, Kai." sahut Vio.

Vio merajuk. Kai segera mencubit dagunya.

”Turunkan aku, Nataya! Baru aku akan menjawabmu.”

”Tidak. Kau harus jawab sekarang!”

Vio berjalan perlahan ke arah kamar tidur sambil tetap menggendong tubuh ramping Kai. Mata Kai melirik kamar dengan jantung berdebar kencang. Dia tahu kalau ini akan jadi malam yang panjang. Keinginannya untuk istirahat sepertinya akan gagal. Namun...dia juga menginginkan ini.

Kai mendekap leher Vio erat lalu mengecup bibirnya dengan lembut.

"Aku juga rindu. Kau tidak tahu seberapa besarnya itu."

"Lalu...kenapa kau tidak memberi kabar sama sekali?"

Hening. Kai menarik napas panjang.

"Kami tidak ingin membuang waktu untuk segera menumpas kelompok Reina. Dan...akhirnya kami berhasil."

Vio meremas pantat Kai gemas. Kai merintih.

"Awww...sakit!" Kai memukul pundak Vio pelan.

Vio tertawa.

"Aku senang semuanya selesai. Tapi...apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sedikit...berbeda."

Kai menatap Vio dalam.

"Beda gimana?"

"Entahlah...terasa lebih–bersemangat. Apa terjadi sesuatu?"

"Sesuatu? Sesuatu seperti apa?"

Vio mencoba melihat ke dalam mata Kai. Tubuh ramping itu terasa semakin hangat dan wajahnya juga merona. Napas Kai terdengar lebih memburu. Kedua tangannya juga mulai tidak mau diam. Mereka membelai tubuh Vio lebih intens. Vio merasa ada yang aneh tapi hal ini teralihkan sedikit demi sedikit karena dia mulai tergoda. Bagaimana dia bisa menahan dirinya? Di bawah juga sudah tak bisa tertahankan.

"Hei!! Apa yang menusukku di bawah?" Pekik Kai dengan seringai di bibirnya.

Vio terkekeh.

"Salahmu. Tanganmu sangat nakal, juga yang ini." Goda Vio dengan meremas pantat kecil Kai.

My Dearest 'Calmee' (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang