Sirius Cafe

14 10 0
                                    

"Udah kak disini aja, nanti di liat yang lain." ucap Fashakira yang saat ini berada di koridor sekolah.

"Yaudah gue pergi dulu, semangat belajarnya." ujar Arvino sambil mengacak rambut hitam Fashakira pelan.

Hati Fashakira mencelos, dia merasakan kembali rasa yang selama ini menghilang.
Setibanya Fashakira di dalam kelas, Raina menanyakan keberadaan gadis itu.

"Kemana aja Sha? Lama banget." tanya Raina heran.

"Kepo deh lo." sahut Fashakira sembari tersenyum kecil.

"Dih gitu ya lo sama gue." Raina pura-pura merajuk.

Fashakira kembali duduk di kelasnya, guru yang mengajar tadi sudah tidak berada di kelas Fashakira karena memang sudah ganti jam pelajaran.

Mereka menunggu guru yang akan melanjutkan pembelajaran mereka namun sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda guru itu akan masuk.

Untuk mengisi waktu luang, di antara mereka ada yang memainkan ponselnya, ada yang bermain kartu uno, bahkan ada yang membuat keributan.

"Kita freeclass sampe pulang, bu Rosa sakit, tapi kita di kasih tugas, tugasnya udah gue di share di grup kelas ya!" jelas Derrel selaku ketua kelas.

Suara dari kelas itu terdengar semakin riuh.

TING

Suara notifikasi Fasha membuat dia tersadar dari obrolan yang sedang di bicarakan.

"Kalo bel pulang udah bunyi, gue tunggu di parkiran, gue ga suka penolakan!"

Fashakira membaca pesan itu sambil mengerutkan keningnya dia terlihat bingung karena nomor asing yang masuk, setelah dia cek berisi nama ARV, dia sudah tahu siapa pengirim pesan itu.

"Gamau, gue bawa motor, lagian nanti mau ke cafe dulu sama yang lain." jelas Fashakira membalas pesan itu.

Tidak menunggu lama, pesan itu mendapat jawaban.

"Motor lo udah di bawa sopir gue sejak tadi." jawab Arvino santai.

"Nyebelin banget sih lo kak,tapi  gapapa sih bisa naik kendaraan umum lain." balas Fashakira menahan emosi.

"Liat aja apa yang gue lakuin"  kata Arvino, obrolan keduanya terus berlanjut.

"Terserah!" Fashakira mengakhiri obrolan mereka.

Beda dengan Fashakira, beda juga dengan ketiga temannya mereka sedang marathon drakor yang saat ini sedang di sukai oleh banyak orang.

Inggrid menyadari raut wajah Fasha yang hampir tanpa ekspresi itu.

"Kenapa lo Sha?" tegur Inggrid.

"Hah? Apaan?" cetusnya.

"Aaaa, mereka so sweet banget, jadi pengen gue ada di posisi itu." ujar Angela sedikit teriak memotong pembicaraan keduanya.

"Ihh iya, baper deh gue. Gemes banget ngeliat mereka!" sahut Raina.

"Gangguin gue aja lo berdua, gue lagi ngomong sama Sha," cetus Inggrid.

"Udah gapapa Gid, kalem." Fasha melerai mereka.

"By the way, kita jadi ke cafe Sirius kan?" tanya Fasha memastikan.

"Ya jadi dong, kan kak Arvino sama yang lain ikut juga." ujar Angela menimpali.

"Nyebelin banget sih dia dari dulu ga ada perubahan sama sekali." gerutu Fasha dalam hati.

Tidak lama setelah obrolan itu, bel berbunyi nyaring di sepenjuru sekolah. Fashakira dan temannya bergegas untuk keluar kelas. Sebelum itu, mereka ke toilet untuk merapihkan penampilannya agar terlihat lebih baik.

"Kita ke parkiran dulu, mereka udah nungguin." Angela membuka suara.

"Lo pikir semudah itu buat nolak gue?" Isi notifikasi dia terima dari Arvin, Fashakira hanya membaca tidak berniat melanjutkan obrolan.

Setibanya mereka, Arvino dan yang lainnya sudah bersiap dengan motor sport kesayangannya.

"Gue sendiri?" ujar Yoga saat menyadari itu.

"Bonceng angin." timpal Akmal disertai kekehan kecil dari yang lain.

Dari kejauhan Brianna dan yang lainnya sangat geram memandangi objek yang di lihatnya.

"Awas aja lo Fashakira! Gue bakal balas semua ini!" ketus Brianna merasa jengkel.

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang