Pulang Bersama

18 10 0
                                    

Matahari hampir tenggelam dari arah barat. Sembilan anak manusia yang tengah menghabiskan waktu setelah pulang sekolah dengan mengunjungi cafe itu tengah berbincang riuh namun tenang.

"Pulang yuk, matahari sebentar lagi tenggelam!" Atensi Nicko membuyarkan obrolan mereka semuanya.

Mereka menuruti perkataan Nicko. Lagi pula Fashakira dan ketiga temannya sudah di tanyakan keberadaan mereka oleh orang tua masing-masing.

"Ayo Ca gue anter!" seru Arvino kepada Fashakira.

Fashakira hanya pasrah saja, tidak mengatakan sepatah kata pun namun perlahan kedua kakinya mengikuti jejak Arvino. Dia sudah mengenal sifat lelaki itu sejak lama bahkan dia sendiri tidak tau tujuan Arvino datang kembali ke hadapannya.

Semburat awan jingga semakin indah untuk dipandang di waktu sore yang menunjukan pukul lima lewat dua puluh menit di ibukota ini. Hiruk pikuk jalanan menambah kesan ramai yang mewarnai perjalanan mereka sekarang.

"Besok malem lo ada acara?" Arvino memecahkan keheningan di antara keduanya.

"Ga ada, emang kenapa?" sahut Fashakira menampilkan raut bingung.

Dan sialnya, justru terlihat menggemaskan di mata Arvino yang saat ini tengah melihat objek itu lewat kaca spion motornya.

"Jam tujuh sabtu malem tunggu gue di rumah lo! Gue yakin lo pasti inget-"
Arvino menjeda ucapannya saat gadis itu lebih dulu mengucapkan apa yang akan di katakan Arvino setelah itu.

"Emang siapa yang suka di tolak?" jawab gadis itu mengikuti gaya bicara Arvino.

Arvino tersenyum tipis hampir tidak terlihat sama sekali. Menurutnya saat ini masa yang dia tunggu kembali. Selain itu, senja yang mengiringi perjalanan dua insan itu seakan semesta mendukung kebahagiaan yang menyelimuti nurani masing-masing.

Sibuk dengan pikiran masing-masing setelah obrolan singkat itu. Kini mereka telah sampai di depan gerbang rumah Fashakira yang menjulang tinggi.

"Kok lo masih inget rumah gue sih Vin?" tanya Fasha mengenyahkan pikiran aneh di kepalanya.

"Lo kira gue pergi sepuluh tahun Ca?! Perlu gue ingetin?" ucap Arvino sambil menaikan sebelah alisnya.

Bukannya segera menjawab pertanyaan seseorang yang berada di depannya. Fashakira malah tertegun sebab indahnya makhluk tuhan yang saat ini bersandar pada motornya.

"Kenapa? Ganteng?" ucapnya terkekeh pelan menampakan deretan gigi rapih yang semakin membuat gadis itu masuk dalam pesona lelaki bernama Arvino Danendra.

Fashakira mengerjapkan matanya lucu, menyerap atmosfer di sekeliling demi kesadarannya saat ini.

"Percaya diri sekali! Sana pulang nanti macet di jalan." ujar Fasha untuk menetralkan detak jantungnya saat ini.

"Ngusir tapi perhatian gimana sih?" Gelak tawa Arvino terdengar renyah di indera pendengaran gadis itu dan entah untuk yang ke berapa kali gadis itu se-akan terhipnotis pada objek yang saat ini tengah memakai helm full-face itu.

"Bye, hati-hati di jalan ya Vino!" Fasha refleks melambaikan tangannya dan tersenyum manis kepada Arvino.

Arvino mengangkat sebelah tangannya tanda dia akan pergi dari tempat itu. Setelah kepergian lelaki itu Fashakira sadar apa yang telah dia lakukan beberapa menit ke belakang.

"Kalo begini terus bisa ga waras gue" ujar Fashakira mengenyahkan pikiran itu.

Tapi, sejujurnya dia pun merasa begitu senang dengan apa yang terjadi di hari ini. Seakan Tuhan mengembalikan senyum indahnya itu ke permukaan.

"Fasha pulang!" seru Fashakira membuka pintu dengan senyum yang terus terbit di wajahnya.

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang