"Nih kopinya," ucap Angela lalu meletakan secangkir cappuccino di meja dekat Fashakira, tidak lupa dia juga membawa beberapa cemilan.
"Lo inget ga yang waktu itu gue ceritain?" Fashakira mulai membuka obrolan.
"Yang mana nih? Banyak banget kita ngobrol," tukas Angela.
Fashakira menarik nafasnya kasar sebelum melanjutkan ceritanya. "Arvino sama perempuan di mall."
"Oh yang itu, jadi bener pacarnya apa saudarinya?" tanya Angela memastikan.
"Pacarnya Arvino!" ucap Fashakira lalu membuang muka ke kiri tanda dia kecewa.
"What the heck?! Gila banget ya tuh cowo, ga lo acak-acak aja muka dia sekalian?" Angela terkejut bukan kepalang.
"Mau cemburu juga gue ga ada hak yang mendorong buat ngelakuin itu." ucap gadis itu nanar.
Disela obrolan mereka, ponsel Angela berbunyi tanda ada pesan masuk.
"Gue kebawah dulu Sha." Entah siapa yang datang tetapi gadis itu begitu antusias untuk menyambut tamu di rumahnya.
Dengan cepat dia menuruni anak tangga tanpa lama dia menjangkau pintu untuk membukanya.
"Welcome guys! Ayo cepetan masuk ntar ketinggalan part serunya loh!" Angela begitu bersemangat menyambut manusia yang kini berada dihadapannya.
"DORRR! Jangan bengong nanti kesurupan." Gelak tawa memenuhi ruangan itu.
"SHIT!! I'M FUCKING SUPRISED!" pekik Fashakira.
"Woi, pindah sini aja disitu ga muat, lo mau pangku Inggrid, Sha?" ujar Angela yang tengah merapihkan karpet di depan ranjangnya.
Fashakira beranjak dari tempatnya sambil membawa dua cangkir cappuccino dan cemilan yang tadi disediakan Angela.
"Gue mau Americano dong Njel!" pinta Inggrid dengan puppy eyes-nya
"Lo kira gue barista, bikin berdua aja sama Raina! Kalo gatau caranya liat tutor di sosmed." ujar Angela pura-pura jengah melihat kelakuan sahabatnya ini.
"Nanti beda rasanya kan," Inggrid masih dengan keputusannya sebenarnya dia tidak enak kalau harus membuat sendiri.
"Lo bikin punya gue, gue bikin punya lo. Kan jadi beda pasti!" Raina memberi ide.
"Aargh gue pusing lo berdua malah ribut masalah kopi." sahut Fashakira lalu merebahkan dirinya di karpet halus itu.
Setelah itu, keduanya pergi ke dapur. Tidak lama mereka kembali dengan kopi yang masih mengepul.
"Korek mana korek?" tanya Inggrid.
"Hah?! Buat apaan jangan aneh deh lo mau main bakar-bakaran disini." gumam Fashakira lalu merubah posisinya menjadi duduk.
Angela memberi korek pada Inggrid lalu gadis itu mengeluarkan sebungkus rokok dari tasnya.
"Sejak kapan lo ngerokok? Kok gue gatau Grid," Fashakira terlihat bingung.
Inggrid diam saja dan segera membakar apa yang akan membuatnya merasa tenang kemudian.
"Belom lama sih, baru ada sebulan. Stress banget gue akhir-akhir ini." terang Inggrid.
"Lo semua juga ikutan nih?" tanya Fashakira.
"Gue sih engga Sha, gatau Angela." ujar Raina sambil melihat ke arah Angela.
Tanpa praduga apapun Angela mengambil sesuatu dari dalam laci miliknya yang tidak lain adalah benda yang sama dengan apa yang berada di hadapan Inggrid sekarang.
"Masalah sebesar apa yang buat kalian sampe ngelakuin hal ini?" ucap menatap sendu kedua sahabatnya.
"Kita bisa kontrol kok Sha, paling kalo lagi main aja baru ngerokok." papar Angela.
"Bilang aja takut ketauan bokap lo." ujar Fashakira.
"Lo berdua ga coba ke psikiater?" tanya Raina.
"Masih ragu sih takut diagnosanya bener," sahut Inggrid.
"Besok kalo main rokoknya patahin aja Na!" usul Fashakira.
Angela dan Inggrid menatap tajam kearah Fashakira.
"Btw gimana kak Arvino?" tanya Raina memastikan.
Cerita yang sempat terputus karena kedatangan keduanya kini Fashakira menceritakan dengan detail apa yang dia lihat waktu itu dan juga pengakuan Arvino. Ketiga teman Fashakira antusias mendengarkan seperti dibacakan dongeng sebelum tidur.
"Gila banget tuh cowo ga mikirin perasaan lo Sha! Keputusan lo sekarang gimana? Tetep ada disamping Arvin apa pergi sejauh mungkin?" tanya Angela.
"Apalagi dia sahabat lo, susah sih pasti kalo ngejauh tanpa alasan?" tanya Raina.
"Kalo menurut gue sih gapapa kalo dia mau hilang juga, Arvin juga ga ngasih kepastian siapa Fashakira dihatinya. Gue kasian sama lo Sha udah kena love boombing aja." ujar Inggrid di iringi gelak tawa khasnya.
"Ya makanya itu, harusnya gue ga terlalu permasalahin hal ini sih, let it flow aja yaaa. We never know kelanjutannya kaya apa? Bisa jadi tuh cewe cuma jadi bahan taruhan." ucap Fashakira sisi setannya muncul begitu saja.
"Intinya kalian semua harus bisa bantuin gue buat ngehindar dari dia lagian udah saatnya juga gue pergi, keberadaan gue juga ga dibutuhin jadi buat apa gue selalu berada disamping dia." Final Fashakira.
Setelah itu tidak ada lagi obrolan yang serius diantara mereka. Jam semakin bergerak, teriknya matahari diganti dengan teduhnya langit sore. Sudah semestinya mereka kembali kerumah masing-masing.
Dengan perasaan yang lebih ikhlas dari sebelumnya Fashakira melangkah keluar dari kediaman Angela begitu pun dengan yang lainnya.
Kebetulan Inggrid membawa kendaraan sendiri jadi Fashakira tidak perlu menghubungi pak Atmo. Diperjalanan nanti pun mereka bisa sedikit mengobrol, pikirnya.
Halo, semua! Gue bakal nyapa kalian semua di part ini.
Inget yaaa! Seberat apapun hal yang kalian hadapin saat ini jangan pernah ngelakuin hal diluar dugaan, obrolin dengan orang terdekat. Kalian berhak untuk bahagia!
SEMANGAT!! ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Teen FictionWaktu berjalan begitu cepat seakan ini adalah mimpi bagi Fashakira dan masa lalunya adalah hal yang harus dihindari. Dia dipertemukan kembali dengan manusia yang begitu memporak-porandakan isi hatinya. Keadaan lah yang membuat dirinya menjadikan se...