One.

282 32 11
                                    

A New Room.

Vil terjatuh.

Dari sekian banyaknya kejadian tak biasa yang kau alami dalam sekolah tinggi ilmu sihir ini, kau cukup terkejut dengan satu hal yang menimpa salah satu seniormu. Kau memang sudah menduganya sejak ia hilang kendali saat sihir hitam menguasai kesadaran penuhnya, tetapi kau tidak pernah berpikir sampai pada di mana Vil Schoenheit akan jatuh seperti yang kau saksikan saat ini.

Semua terjadi saat kau memutuskan untuk membututi Vil yang bersua dengan rival sepanjang hidupnya—Neige LeBlanche dalam terowongan remang kolosium kampus Night Raven College, dan Vil memang berniat untuk meracuninya masa itu. Namun Rook dengan berani memertaruhkan nyawanya untuk sekedar mencicipi jus apel yang hendak Vil berikan pada Neige dan mengatakan, "Bukan masalah jika ini adalah pemberian Vil."

Suara kerasnya menggema ke segala penjuru dengan tawa yang begitu mengerikan untuk diingat dalam sekejap. Vil mengejar siapa saja yang akan menghentikan langkahnya, tidak terkecuali dirimu sendiri.

Berlindung di balik reruntuhan kolosium, iris samudramu menyaksikan teman-teman satu tim VDC menghadapi amukan yang datang dari Vil. Kampa begitu kentara dalam sukma, telinga berdenging mendengar tawa lengking diikuti getaran tanah akibat kekuatan gelap yang terlalu besar datang dari Vil. Ingin kau menolongnya, tetapi kau sadar bahwa dirimu hanya akan menjadi penghalang untuk mereka yang hendak membuat Vil sadar walau dengan cara yang agak kasar.

Vil terhuyung karena menerima beberapa serangan langsung. Hirap sudah makhluk kehitaman yang mengendalikannya, yang tersisa hanyalah Vil Schoenheit yang mulai terhuyung hilang keseimbangan. Menyerahkan diri pada gravitasi dengan pandangan yang memburan. Menyadari semua teman-temanmu tidak akan sempat menahan tubuh Vil yang nyaris membentur tanah, sekitar dua meter dari tempatmu berpijak, hal yang bisa kau lakukan adalah menahan tubuh semampai Vil.

Mencegah kepalanya membentur pijakan dan mencoba membaringkannya perlahan menghindari benturan sekecil apapun. Tinta hitam masih mengotori paras aninditanya, mulutnya setengah terbuka dengan sudut bibir yang berbekas likuid hitam sisa overblot.

Tiada tanda-tanda dari Vil untuk membuka mata, dan hal tersebut membuatmu menyebut namanya berulang kali, berharap sebuah respon walau selemah apapun itu,

"Vil!!" Jemari mungilmu menelusuri membersihkan tinta yang ada di wajahnya. Bulir keringat serta sedikit darah akibat serangan beruntun yang diterima dari beberapa pihak.

Seharusnya tidak ada yang perlu kau khawatirkan, mengingat Vil adalah sosok yang cukup kuat dan tangguh untuk kau pikirkan daya juang hidupnya setelah kau mendengarnya sedikit dari penuturan Rook. Namun hal tersebut nyatanya tidak bisa kau singkirkan saat kau menahan lengannya, mencoba untuk menautkan jari-jari mungilmu pada jemari panjanganya berharap ada reflek dari Vil.

Namun nihil. Kulitnya membiru dengan suhu badan yang menurun drastis,

Pipimu memanas, bibir bergetar merasakan denyut nadi yang semakin melemah. Kepala coklatmu menggeleng, tak peduli dengan muara yang mulai tergenang membentuk bayang dalam netra birumu,

"Vil!! Vil bangun!! Jangan menyerah! Kau kuat. Kau orang kuat!!"

Begitu pekikmu mendekap asa sembari memberi dorongan pada dadanya. Sebisa mungkin yang bisa kau lakukan adalah hal ini, mengingat kau tidak mampu berbuat banyak dengan sihir sebab kau tidak memiliki bakat seperti para penyihir muda yang mengemban ilmu dalam sekolah tinggi gagak malam,

"Vil, jangan menyerah! Kau memiliki banyak teman di sini! Kau tidak sendiri!"

Relief ketakutan semakin terbentuk nyata akan sesuatu yang belum tentu terjadi. Isi kepala mulai berkecamuk dengan dada yang bernapas sesak dalam setiap detik yang berlalu,

NestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang