7 - Perlindungan

87 12 0
                                        

⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa pemaksaan sentuhan fisik dan kekerasan fisik.



Soobin tenggelamkan kepala di atas meja. Siaran sudah berakhir satu jam lalu, namun Soobin masih memikirkan percakapan antara dirinya dan Yewon di lift tadi pagi. Pria itu merutuk dalam kepala, 'Untuk apa aku menawarkan tumpangan padanya?! Kenapa pula aku tidak menggunakan headset?!' Jika sudah begini, jelas Soobin tidak bisa mengubah perkataannya. Ia yang menawarkan, tidak mungkin tiba-tiba membatalkan. Soobin akan terlihat sangat kurang ajar di mata Yewon, jika sampai melakukan hal tersebut.

Soobin angkat kepala sedikit, melirik ke arah Yewon yang duduk di meja-nya sembari menghabiskan bekal sarapan. Pemandangan baru di mana Yewon tidak menghilang seperti biasanya. Soobin benar-benar tidak suka pergolakan batin ini.

Berselang kemudian, Yewon selesai makan dan bangkit dari kursi. Wanita itu tanpa ragu bertanya, "Kalian ingin kopi? Aku bisa belikan di bawah kalau kalian mau."

Heesung dari mejanya menjawab, "AA saja, aengkonim. Nanti aku ganti ya!"

"Aku tidak usah, aengkonim," sahut Beomgyu.

Yunjin cepat-cepat merapikan meja. "Aku ikut saja dengan aengkonim," ucapnya.

"Baiklah! Kalau PD-nim?"

Yang ditanya mendongak sembari menggeleng. "Tidak usah, aengkonim. Aku sedang tidak ingin. Terima kasih banyak," balas Soobin. Saat bekerja, Soobin dan Yewon kembali menggunakan panggilan yang lebih profesional.

Yewon dan Yunjin beralih, Beomgyu segera menarik kursinya mendekati meja Soobin. Ia berseru, "Hyung, hyung! Tumben Yewon-aengkonim tidak menghilang seperti biasanya?! Ia bahkan menghabiskan sarapan di kantor! Ada apa dengannya?!"

Soobin mendecih, "Ck! Mana aku tahu, Gyu-ya! Aku bukan orang tua-nya, kau tanya saja sendiri."

"Kau ini! Sensi sekali sih hyung?! Aku 'kan hanya bertanya!" keluh Beomgyu dengan suara berisiknya.

Satu divisi sudah sangat hapal dengan peringai Beomgyu. Tak jarang orang-orang berpendapat kalau Beomgyu lebih pantas berada di Divisi Varietas ketimbang di Divisi Berita dengan karakternya yang tidak bisa diam, namun pria itu selalu menolak tawaran untuk pindah. Menurutnya, berada di Divisi Berita adalah takdir yang tidak bisa digantikan oleh apapun.

Soobin tendang kursi beroda yang Beomgyu duduki. "Berhenti mempertanyakan sesuatu yang bukan urusanmu! Lebih baik kau urus prompter yang sempat error beberapa detik tadi, sebelum tim berikutnya siaran di siang hari. Untung saja Yewon-aengko tidak kelabakan," tegas Soobin.

"Cih! Iya, iya, aku sudah panggil teknisi ke sini untuk memeriksa. Kau tidak perlu memarahiku seperti itu!" balas Beomgyu tidak terima. Heesung hanya bisa tertawa melihat interaksi keduanya.

Tawa Heesung lantas terhenti saat sosok yang tidak ingin Soobin temui datang mendekat. Adalah Yeonjun, yang datang dengan kedua tangan bersembunyi di balik saku celana. Menggunakan sweatshirt hitam dan outer gelap dengan sentuhan warna merah, Yeonjun berjalan mendekati meja Soobin. Apa yang pria itu inginkan kali ini?

"Aku mau berbicara denganmu," ucap Yeonjun datar.

Soobin menatap tak kalah datar. Di posisi duduk ia menyahuti, "Berapa kali saya katakan, saya merasa tidak ada yang perlu kita bicarakan, Yeonjun-ssi."

Suasana berubah mencekam. Heeseung cepat-cepat mengajak Beomgyu pergi. Berada di antara dua manusia yang entah sudah berdamai atau belum itu, sungguh tidak nyaman. Soobin jelas menyadari kepergian Heesung dan Beomgyu, membuatnya berakhir berduaan dengan Yeonjun.

Strawberry LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang