"Mulai Senin depan, kau akan pindah dan menjadi PD di Divisi Berita. Kau akan bergabung dengan pegawai-pegawai yang baru selesai probation, serta pembawa berita baru. Untuk News 5AM, Choi Soobin-ssi."
Soobin menatap datar pada kertas yang Kepala Divisi Radio berikan padanya. Pria itu lantas menghembus napas pelan, hanya bisa pasrah pada keputusan yang diberikan padanya. Soobin ambil kertas dari tangan Seungwan.
"Baik, Son Seungwan-isanim," balas Soobin.
Seungwan mendecih. "Ck! Kau benar-benar sepasrah itu dipindah oleh direksi? Atau justru kau senang karena tidak perlu lagi mendengar ceramahku setiap hari?
Soobin tertawa sembari menggeleng. "Anda tahu saya tidak punya pemikiran seperti itu, isanim. Kalau bisa, saya juga ingin tetap di sini. Tetapi, Anda tahu betul alasan direksi memindahkan saya ke divisi lain," balas Soobin.
"Hah! Kau menyebalkan, Choi Soobin! Di mana lagi aku harus mencari orang sepertimu sekarang? Dari semua PD di divisi ini, hanya kau yang memiliki track record cemerlang. Sekarang kau pindah, aku tidak tahu harus bergantung pada siapa," keluh Seungwan.
Soobin coba menenangkan sang atasan—sebentar lagi menjadi mantan atasan. "Bagusnya sebuah siaran radio tidak hanya bergantung pada PD, isanim, tetapi juga DJ. Lagipula hanya saya yang dipindah. Yeonjun-ssi masih menjadi DJ seperti biasa. Semua akan tetap berjalan normal walau saya tidak lagi di sini, isanim."
"Teruslah berucap seakan kau tahu bagaimana kelakuan PD dan DJ di program yang lain. Kenapa pula kau putus dengan DJ Yeonjun dan membuatku pusing tujuh keliling?"
Kalimat kedua lebih seperti omongan untuk diri sendiri, tetapi kata demi kata yang terucap masih bisa Soobin dengar. Soobin memilih tidak merespon dan segera keluar dari ruangan Seungwan, sebelum wanita yang lebih tua enam tahun darinya itu semakin murka.
Dengan surat di genggaman, Soobin berjalan menuju mejanya dan perlahan mulai merapikan barang-barang yang berserakan. Ia masukkan sebagian ke dalam kardus, untuk nantinya dipindahkan secara bertahap ke meja di Divisi Berita.
"Soobin, aku-"
Soobin berbalik kala mendengar namanya disebut. Berdiri Yeonjun di hadapan, namun Soobin memilih tidak memedulikan pria yang berstatus mantan kekasih-nya sejak dua bulan lalu.
"Tidak ada yang perlu saya bicarakan dengan Anda, Yeonjun-ssi," ucap Soobin datar.
Soobin angkat kardus untuk dipindahkan ke loker sementara waktu—mengingat meja masih digunakan oleh PD lama, tetapi langkahnya tertahan oleh cengkeraman Yeonjun di lengan kirinya.
"Soobin-ah, aku tahu aku salah karena melakukan hubungan intim dengan pria lain. Tetapi, percayalah aku hanya melakukan itu demi dirimu. Aku tidak mau merusakmu, seperti harapmu untuk tidak melakukan sentuhan lebih dari sentuhan bibir," alibi Yeonjun.
Soobin muak mendengar penjelasan Yeonjun. Jika pria itu benar mencintainya, ingin menjaganya dengan baik, tidak seharusnya ia melakukan tindak tidak senonoh dengan orang lain. Soobin tidak bisa menerima perselingkuhan, apapun bentuknya.
"Lepas," ucap Soobin.
"Soobin-ah."
"Kalau saya bilang lepas, lepaskan, Yeonjun-ssi. Kecuali Anda ingin saya membongkar ke seluruh penjuru kantor kalau Anda menyelingkuhi saya dengan tidur bersama pria lain," ancam Soobin.
Cengkeraman Yeonjun melonggar dan Soobin manfaatkan celah dengan pergi menjauhi sang mantan kekasih dengan kesedihannya. Soobin tidak mau lagi bersedih karena cinta. Jika Yeonjun belum bisa melepasnya, akan Soobin anggap sebagai karma yang pantas pria itu dapatkan karena telah menyakiti hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lemonade
Fanfic[COMPLETED] Selama ini aku berpikir bahwa eksistensiku hanyalah malapetaka di tengah konstruksi sosial yang memuakkan. Tetapi kau hadir, menunjukkan padaku bahwa kebahagian adalah yang terpenting, terlepas bagaimana orang lain menilai perbedaan dan...