14 - Datang Lagi

87 11 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa adegan pembahasan LGBTQ+



Yewon masih kesal dengan kejadian pakaiannya terkena bumbu tteokbokki tadi siang. Mengetahui fakta Mingyu adalah mantan kekasih Soobin saja tidak membuatnya sekesal ini. Yewon tidak paham apa yang Soobin rasakan, namun menurutnya si pria tidak perlu kesal sampai dirinya menjadi korban.

Perjalanan bersama Soobin dari kembali ke kantor dan kini kembali ke apartemen, Yewon diamkan pria yang lebih muda setahun darinya itu. Soobin sudah minta maaf sebelumnya, namun mood Yewon tidak juga membaik. Yang lebih menyebalkan lagi, Soobin tidak membujuknya sama sekali setelah meminta maaf. Pria ini benar-benar bodoh jika berhadapan dengan wanita!

Tapi konyolnya, untuk apa juga Yewon berharap Soobin mengerti apa yang ia rasakan? Yewon sudah memantapkan diri untuk tidak menaruh harap. Permintaan maaf Soobin sudah lebih dari cukup, seharusnya.

"Sudah sampai, noona," ucap Soobin.

Keduanya turun dari mobil dan memasuki lift. Berbeda dari biasanya, tidak ada percakapan terajut. Yewon menyibukkan diri dengan ponsel guna mengurangi hawa canggung.

Keluar lift, Soobin dan Yewon dikejutkan dengan sebuah kardus besar di depan pintu unit si pria. Yewon spontan bertanya, "Soobin-ah, apa yang kau beli hingga ada kardus sebesar itu di depan pintumu?"

Kalau Yewon penasaran, Soobin justru was-was. Pasalnya tidak pernah ia mendapat kiriman kardus sebesar itu sejak pindah tempat tinggal. Soobin juga tidak ingat ada membeli sesuatu yang berukuran besar. Kecurigaan Soobin berakhir pada satu orang. Apa Chan mengetahui tempat tinggal barunya?

Soobin dekati kardus tersebut. Sesuai ketakutannya, kardus ini merupakan kiriman dari Chan. Nama pria itu tercetak jelas pada resi yang tertempel. Bagaimana bisa pria itu tah-

Soobin lupa Chan berasal dari kalangan berada. Kolega dan kenalan tersebar mulai dari dunia hiburan hingga pemerintahan. Sekadar mencari informasi tentang alamat baru Soobin, bukan hal yang sulit bagi Chan. Sebulan lebih tidak diganggu saja, sudah sebuah keberuntungan di sisi Soobin.

Walau begitu, Soobin melakukan kebiasaan lamanya menendang kardus pemberian Chan sampai pintu apartemen dapat ia buka. Soobin tidak peduli isi dari kardus kiriman tersebut.

"Loh?! Kok kardusnya enggak dibawa masuk?!" pekik Yewon.

"Aku enggak ada beli apa-apa, noona. Kalau mau ambil saja," cuek Soobin. Tanpa menunggu reaksi Yewon, Soobin masukkan angka konfigurasi pintu dan segera menutupnya.

Yewon tidak hanya kesal, namun juga bingung.

"Bagaimana bisa semudah itu Soobin menyuruhku membawa kardus ini? Apa pula isinya ya?" tanya Yewon penasaran.

Awalnya ragu, Yewon dorong kardus tersebut menuju unit-nya. Sayang juga jika kardus sebesar itu dibiarkan. Bagaimana jika isinya barang elektronik atau barang berharga lainnya, batin Yewon. Nara tentu saja dibuat terkejut oleh besaran kardus yang Yewon bawa masuk. Pertanyaan yang sebelumnya Yewon lontarkan pada Soobin, kini diulang oleh sang ibu, "Apa yang kau beli hingga kau membawa kardus sebesar ini?!" Eunchae yang duduk tenang di meja makan ikut bertanya, "Apa imo membawakan buku dan mainan baru untuk Eunchae?!"

Yewon mendorong kardus memasuki ruang tengah. "Tidak, eomma, aku tidak membeli apa-apa. Ini Soobin yang memberikan padaku," balas Yewon.

"Soobin-ssi?"

"Iya. Katanya dia tidak ada membeli apapun dan memberiku izin untuk mengambilnya. Daripada tergeletak di luar, aku bawa saja kardus ini kemari," terang Yewon.

Strawberry LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang