22 - Terungkap

99 7 0
                                    

"Apa yang sedang noona lakukan sekarang?"

Suara Soobin terdengar jelas pada kedua sisi wireless headset yang Yewon gunakan. Saat ini keduanya tengah melakukan panggilan telepon. Yewon sedikit sibuk hari ini karena Eunchae akan tampil di pentas seni sekolahnya, sehingga tidak ada waktu baginya melakukan panggilan video.

"Aku sedang menyiapkan bekal tambahan untuk Eunchae. Hari ini anak itu tampil dan pasti akan merasa lapar setelah penampilan selesai. Eomma yang menemani Eunchae di sana, aku menyusul setelah ini," terang Yewon.

Tangan Yewon dengan cekatan melakukan plating dalam kotak bekal milik Eunchae. Mulai dari kebutuhan karbohidrat hingga mineral, Yewon siapkan bekal yang sehat dan lezat untuk ponakan cantiknya itu.

"Ah iya! Noona sudah menceritakannya padaku beberapa hari yang lalu. Maaf aku lupa," balas Soobin di seberang sana.

Yewon menggeleng, walau ia tahu Soobin tidak akan bisa melihatnya. "Tidak apa-apa, sayang. Aku tahu kau sibuk mendekati kepulangan ke Seoul," sahutnya.

"Hah! Aku kira aku hanya akan sekadar melihat-lihat bagaimana orang-orang di sini bekerja, ternyata kami harus berkunjung pula ke KBC Amerika untuk mempratekkan apa yang kami pelajari kemarin-kemarin. Seperti ujian, kau tahu?" Yewon bisa membayangkan betapa pusingnya Soobin, hanya dari suara.

"Sabar saja! Sebentar lagi juga selesai," hibur Yewon. Rasanya Yewon ingin cepat-cepat memeluk Soobin, memberi pria itu kehangatan, namun tentu saja tidak bisa ia lalukan sekarang.

"Aku kangen noona. Noona akan menjemputku saat aku kembali nanti, bukan? Kunci mobilnya masih kau pegang?"

"Ya, masih di aku. Aku akan menjemputmu di bandara, tidak usah khawatir," jawab Yewon.

"Yehey! Tidak sabar untuk pulang jadinya," pekik Soobin dengan nada ceria. Yewon hanya bisa menggeleng sambil tersenyum mendengar suara kekasihnya.

"Baiklah, Tuan Muda. Mari cukupkan percakapan kita, karena aku harus berangkat ke sekolah Eunchae sekarang."

"Hati-hati di jalan, sayang. Titip salamku untuk si cantik. Katakan padanya aku akan memberinya hadiah karena sudah berani tampil di acara sekolah," ucap Soobin.

"Akan aku sampaikan, samchon. Ya sudah, tidur sana!"

"Haha, iya. Sampai jumpa, sayang!"

"Sampai jumpa!"

Percakapan mereka berakhir begitu saja. Tidak ada saling bertukar ucapan, "Aku mencintaimu," seperti kebanyakan pasangan. Yewon tentu ingin, namun ia tidak bisa memaksa Soobin menyatakan hal tersebut jika pria itu belum siap. Mendengar degup jantung Soobin yang tidak beraturan saat mereka berpelukan, itu sudah cukup untuk Yewon sekarang.

Cinta tidak harus selalu dijabarkan melalui kata-kata manis, tetapi juga aksi.

Yewon menekan tombol buka pada kunci milik Soobin. Kekasihnya akan mendarat kurang dari dua jam di Bandara Gimpo. Ia harus berangkat sekarang jika tidak ingin bertemu kemacetan, mengingat ini adalah hari Sabtu.

Baru saja membuka pintu, tangannya ditahan oleh pria asing dengan setelan jas rapi.

"Siapa kau?!" teriak Yewon.

Pria itu melepas pegangan dan membungkuk pelan. "Nona Choi, Tuan Lee hendak bertemu dengan Anda," ucapnya.

"Siapa Tuan L-" Yewon terdiam saat si pria asing menyodorkan kartu nama dengan logo perusahaan yang ia ingat dengan sangat baik.

Strawberry LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang