Yewon menjatuhkan punggung lebih dahulu ke atas kasur. Ia sudah selesai mandi dan menggunakan perawatan kulit malam. Yewon hanya perlu pergi tidur sekarang. Namun entah mengapa, kelopak mata Yewon tidak mau diajak bekerja sama. Yewon lelah, namun matanya belum mau juga tertutup.
Ingatan Yewon lantasan berlari pada ucapannya pada Soobin tadi sore. Mendadak ia merasa bersalah. Apakah ia bersikap sangat berlebihan pada Soobin, apakah Soobin terluka, dan apakah-apakah yang lain terus bermunculan dalam kepala.
Yewon berada dalam pergolakan batin. Di satu sisi ia tidak merasa bersalah atas apa yang ia perbuat, namun di satu sisi ia merasa tidak enak telah menyakiti perasaan Soobin. Pria itu selama sebulan penuh mengejarnya. Mungkin cuma melalui pemberian makanan, minuman, atau printilan yang tidak penting, namun itu juga merupakan bentuk usaha bukan?
"Sudah cukup, Choi Yewon! Jangan memikirkan Soobin lagi! He isn't worth your time and some brain cells for him to rent free inside of your mind," monolog Yewon pada diri sendiri.
Yewon coba sekali lagi pejamkan mata, namun kembali gagal. Kali ini bukan karena kelopak mata, melainkan karena notifikasi yang diterima ponsel-nya. Yewon bangun dan ambil ponsel di nakas.
Sial!
Yewon rasanya ingin teriak saat ini juga, jika tidak ingat sekarang sudah malam dan Nara serta Eunchae dipastikan sedang tertidur lelap. Baru semenit lalu Yewon bertekad melupakan Soobin, datang kabar dari Mingyu kalau mantan kekasihnya itu pulang dalam keadaan mabuk. Takdir macam apa ini?!
Yewon cepat-cepat ambil cardigan dari gantungan, lalu turun ke basement setelah mengendap-endap. Tiba di bawah, terlihat Mingyu yang langsung memapah Soobin masuk ke dalam lift. Yewon reflek membantu menahan tubuh Soobin dari sisi lain.
"Bagaimana bisa Soobin mabuk seperti ini, Mingyu-ssi?" tanya Yewon sarat akan rasa khawatir.
Soobin yang tidak sadar tiba-tiba saja membuka mata, menemukan Yewon yang berada begitu dekat dengannya. Entah ini fantasi atau kenyataan dipikiran Soobin, ia langsung tersenyum. Soobin jauhkan tangan dari tubuh Mingyu, lalu beralih memeluk Yewon. Lebih tepat jika dikatakan Soobin melempar tubuhnya, membuat Yewon sempat kesulitan menyeimbangkan posisi.
"Ah! Yewon-noona di sini!" pekik Soobin bak anak kecil saat mendapatkan mainan kesukaannya.
"Soobin! Kau berat!" lirih Yewon.
Mingyu coba meraih Soobin, namun tangannya langsung ditepis. Mingyu hanya bisa tersenyum sambil berkata, "Maaf, Yewon-ssi."
Yewon mendengus pelan. "Tidak apa-apa, Mingyu-ssi. Justru aku yang harus minta maaf karena telah merepotkanmu," ucap Yewon.
"Tidak masalah," jawab Mingyu singkat.
Suasana dalam lift sempat canggung. Mingyu cepat-cepat berkata, "Kau tidak perlu cemburu soal aku membawa Soobin pulang, Yewon-ssi. Sudah tidak ada apa-apa lagi antara kami. Aku murni membantu teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lemonade
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Selama ini aku berpikir bahwa eksistensiku hanyalah malapetaka di tengah konstruksi sosial yang memuakkan. Tetapi kau hadir, menunjukkan padaku bahwa kebahagian adalah yang terpenting, terlepas bagaimana orang lain menilai perbedaan dan...