30 - Aku, Kau, dan Kita

171 8 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa sentuhan fisik yang bersifat 18+



Menjalani hubungan yang sama untuk kedua kali itu tidak mudah. Kepercayaan sempat terusik, sehingga tanpa sadar rasa curiga selalu muncul dari sisi yang merasakan kekecewaan mendalam. Seperti Yewon yang berjalan mondar-mandir di depan Soobin, setelah mengetahui kekasihnya itu akan mendatangi Chan sekali lagi.

"Untuk apa lagi kau bertemu dengannya?!" hardik Yewon. Wanita itu bahkan tidak ragu mengacungkan jari telunjuk ke arah Soobin.

"Ya untuk memberitahunya, kalau aku dan kau kembali bersatu. Aku akan memberitahunya kalau dia tidak bisa merusak hubungan kita lagi," balas Soobin memberikan alasan.

"Apa perlu bertemu langsung? Kau bisa mengirim surat apapun itu," cicit Yewon.

"Hmm, bagaimana jika kau ikut denganku menemuinya Chan? Anggap saja pertemuan kali ini sebagai ajang balas dendam kita padanya," ajak Soobin.

Yewon tidak lagi tegang mendengar ajakan Soobin. Wanita itu justru tertawa, kemudian merespon, "Kau ini bisa saja! Balas dendam apaan deh!"

Yewon taruh piring yang sudah kosong di wash basin, lalu hendak kembali duduk di kursi-nya ketika Soobin menarik tangan si wanita dan membuatnya berakhir duduk di paha. Tangan Soobin bergerak menahan kedua sisi pinggang, sementara tangan Yewon tanpa ragu mengalung pada leher sang kekasih.

"Ya balas dendam. Lewat kata-kata, seperti yang Chan lakukan pada kita," balas Soobin.

"Well, you pointed out the great point there, bunny," sahut Yewon, lantas meraih kedua sisi rahang dan langsung membubuhkan banyak kecupan ke seluruh bagian wajah Soobin.

"Sayang! Udah dong!" pekik Soobin.

Yewon langsung menjauh dan menatap Soobin nyalang. "Kau tidak suka aku menciummu? Kau sudah tidak cinta lagi denganku?" rajuk Yewon, kini tatapannya berubah seakan hendak menangis dalam hitungan detik.

Soobin menggeleng cepat. Ia lupa wanitanya ini sedang berada dalam mood yang tidak menentu. "Bukan begitu, sayang! Aku suka, suka sekali. Tapi dengan posisi kita, aku bisa saja membuatmu berakhir menjerit tak karuan di atas sini," balas Soobin sembari mengetuk meja makan yang sudah kosong.

Yewon langsung berdiri dan berteriak, "Yak! Kau mesum sekali, Choi Soobin!"

"Cuma denganmu aku begini, tenang saja," ucap Soobin, lantas mengedipkan mata.

"Tidak ada tenang saja! Sudah aku kembali, nanti eomma mencariku. Bye!"

Yewon pergi sebelum Soobin sempat mengejar. Soobin berakhir tertawa dalam diam setelah melihat kepanikan di wajah sang kekasih. Menggoda Yewon sungguh menyenangkan.

Soobin dan Yewon bertemu tepat sebelum sidang perceraian Chan dan istri-nya Somi berlangsung, sehingga kehadiran orang lain tidak bisa dihindari. Tetapi justru bagus. Chan tidak akan berani mengganggunya maupun Yewon, batin Soobin. Somi sudah lebih dari mampu membantu menetralkan keadaan—jika Chan berulah.

"Kalian mau pamer, begitu?!" sengak Chan.

Yewon menyambar, "Siapa yang mau pamer?!"

"Datang sembari bergandeng tangan, apa namanya kalau bukan pamer?!"

"Kau cemburu karena yang Soobin cintai itu aku, bukannya dirimu?!"

Yewon dan Chan mendadak terlibat perdebatan yang menurut Soobin menyenangkan untuk dilihat, namun tidak bagi Somi yang duduk di sebelah Chan.

Strawberry LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang