⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa adegan pembahasan LGBTQ+Yewon jatuhkan tubuh ke kasur pasrah. Dalam keadaan tengkurap, ia sembunyikan wajah dalam-dalam. Tak lama, pintu kamar dibuka oleh Eunchae. Si cilik langsung naik ke kasur menindih punggung Yewon.
"Imo! Ayo pergi keluar! Imo kapan hari 'kan janji mau membelikan Eunchae kue!" seru Eunchae semangat.
Yewon ingat janjinya, hanya saja ia sangat malas untuk bangun. Pikiran melayang dan tenaga cukup terkuras guna mengurus Soobin yang demam. Yewon siapkan kompresan dan makanan untuk Soobin, segera setelah pegangan di tangan melonggar. Ditambah ia wasted semalam, Yewon tidak lagi memiliki energi untuk sekadar bangkit.
"Jangan hari ini ya, sayang. Imo capek sekali," bujuk Yewon dengan suara lemas.
Eunchae berhenti merajuk dan turun dari kasur. Tentu saja bukan karena si cilik memahami maksud Yewon, melainkan mengadu pada Nara yang kini giliran memasuki kamar Yewon.
"Kau ini! Sudah tidak pulang semalaman, sekarang menemani Eunchae saja tidak mau. Kau sudah berjanji sejak minggu lalu untuk pergi membeli kue bersama, apa kau lupa?!" omel Nara.
Yewon mendengus pelan. "Eomma, aku benar-benar lelah sekarang. Untuk hari ini saja, beri aku waktu tidur seharian. Aku janji, besok kita bisa pergi ke tempat kue yang Eunchae sukai," lirihnya.
Dapat Yewon dengar decihan Nara, namun sang ibu memilih tidak bertanya apa-apa dan segera keluar kamar. Nara tidak lupa juga menutup pintu, memberikan Yewon ruang untuk beristirahat. Yewon mendapat kesunyian yang ia cari-cari.
Yewon bangkit dan merogoh tas, mengambil ponsel dan wireless headset untuk mendengarkan lagu. Ia mainkan daftar lagu secara acak, lalu menggelung tubuh seiring mengalunnya melodi pada gendang telinga. Yewon tekuk kedua kaki dengan paha atas menempel di perut.
Yewon pejamkan mata perlahan. Untuk sisa hari ini saja, Yewon ingin habiskan dengan mendengar lagu hingga terlelap. Yewon berharap kegiatan monoton ini membantunya perlahan membuang perasaan sesaatnya pada Soobin. Jika kurang ampuh, akan Yewon jadikan kegiatannya besok dengan Eunchae dan Nara membeli kue sebagai media untuk berhenti memberi rasa itu perhatian. Sehingga hari Senin nanti, Yewon tuntas membersihkan hati yang tertambat.
Hari berubah petang, jam makan malam tiba, Yewon masih tergeletak di atas kasur. Si wanita tertidur pulas dengan lagu sudah habis mengalun di pendengaran, namun kesunyian tidak membangunkannya dengan mudah. Yewon bahkan tak bergeming kala Nara masuk dan membangunkan untuk makan. Nara tak memaksa lebih jauh, membiarkan putrinya tertidur. Mungkin saja Yewon sangat lelah, batin Nara.
Yewon terbangun oleh notifikasi yang muncul di ponsel pukul setengah sepuluh malam. Sebuah pesan dari sahabatnya Dayoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lemonade
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Selama ini aku berpikir bahwa eksistensiku hanyalah malapetaka di tengah konstruksi sosial yang memuakkan. Tetapi kau hadir, menunjukkan padaku bahwa kebahagian adalah yang terpenting, terlepas bagaimana orang lain menilai perbedaan dan...