⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa adegan 18+ dan pembahasan LGBTQ+ yang dapat menimbulkan trauma.Yewon turun dari taksi dalam kondisi sempoyongan. Kesadaran masih tersisa, namun pengaruh alkohol dalam darah membuat gerak kaki dan tubuh Yewon kacau. Kepalanya terasa begitu berat dan semuanya nampak berputar. Langkahnya kesana-kemari seiring perjalanan dari lobi, menaiki lift, hingga tiba di lantai unit apartemen-nya berada.
Yewon keluar lift dengan wajah menatap lantai. Hembusan napas yang cukup keras beberapa kali keluar, menerpa helai rambut yang lepas dari ikatan. Pipi Yewon sangat merah sekarang, menandakan tubuhnya masih terbakar oleh kadar alkohol yang ia konsumsi beberapa jam lalu.
Yewon bisa kapan saja oleng dan hal tersebut terjadi tepat saat Soobin membuka pintu dari dalam unit-nya. Soobin hendak mencari camilan ketika menemukan Yewon yang hampir jatuh ke lantai karena tersandung oleh kakinya sendiri. Soobin otomatis tahan tubuh si wanita agar tidak terbanting ke lantai dan berakhir kesakitan, namun keduanya tetap terjatuh karena tidak seimbangnya posisi mereka berdiri.
Hidung Soobin mengerucut saat merasakan bau menusuk dari Yewon. "Noona, kau mabuk? Sebanyak apa yang kau minum?" tanya Soobin. Pria itu tahan bahu kiri Yewon, sementara tangan lain mengusap pipi kemerahan si wanita.
Yewon sendiri tidak sadar dengan kehadiran Soobin. Alkohol benar-benar mengambil alih kerja tubuhnya. Ia tidak tahu pula apa yang terjadi setelahnya. Yang Yewon ingat pandangan sekitar menjadi gelap, tepat setelah ia keluar dari lift.
Maka tidak aneh jika Yewon terkejut kala menemukan dirinya tertidur di kamar yang asing. Yewon bangun ke posisi duduk, membuat sakit kepala langsung menyerang. Perlu beberapa saat hingga sakit mereda dan Yewon bisa jauhkan kedua tangan dari area pelipis.
Pandangan Yewon menyitari ruangan, lantas menyadari dirinya berada di kamar Soobin. Yewon otomatis menatap ke bawah dan menghembus napas lega saat menemukan tidak ada satupun dari pakaiannya yang terlepas dari tubuh. Lalu bagaimana dirinya berakhir di kamar si pria, batin Yewon.
Yewon menoleh ke arah nakas, menemukan tas miliknya beserta satu biji pil yang ia yakini sebagai aspirin dan segelas air. Yewon dengan cepat meminum pil dan menelannya dengan bantuan air. Setelah merasa tubuhnya membaik, Yewon keluar dari kamar.
Unit apartemen Soobin terlihat sepi bak ditinggal oleh pemiliknya. Demikian yang Yewon percayai, sampai ia temukan Soobin tertidur di sofa ruang tengah. Pria itu tampak lelap, dengan balutan selimut berwarna abu gelap menutupi dari ujung kaki hingga leher.
Yewon pukul kepalanya pelan, namun tidak ada satupun memori dari semalam yang keluar di pikiran. Yewon hanya bisa berhipotesis kalau ia dibantu oleh Soobin, yang pastinya sangat memalukan. Tapi Yewon juga berterima kasih dirinya tidak dibawa pulang, karena pasti Nara akan mengomel pagi ini jika mendapati dirinya mabuk total. Lalu, apakah Yewon ada melakukan hal lain dalam keadaan mabuk semalam? Yewon rasanya mau gila! Memarahi diri sendiri juga tak ada gunanya, karena sudah terjadi ia tidur di unit-nya Soobin.
Yewon putuskan kembali ke tempatnya—ia akan mengaku menginap di tempat Dayoung di depan Nara, namun langkahnya terhenti saat mendengar rintihan dari arah sofa. Yewon berbalik dan dekati Soobin, baru menyadari bahwa keringat membasahi wajah dan leher di si pria. Perlahan Yewon letakkan telapak tangan pada dahi. Yewon terkejut akan rasa panas yang menjalar.
"Kau demam?!"
Yewon seketika merasa bersalah. Andai dirinya tidak mabuk. Andai Soobin tidak menolong dan membiarkan Yewon tidur di kasur, sementara dirinya mengalah tidur di sofa, pria itu tidak akan sampai jatuh sakit begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lemonade
Fanfiction[COMPLETED] Selama ini aku berpikir bahwa eksistensiku hanyalah malapetaka di tengah konstruksi sosial yang memuakkan. Tetapi kau hadir, menunjukkan padaku bahwa kebahagian adalah yang terpenting, terlepas bagaimana orang lain menilai perbedaan dan...